Senin, 16 Juli 2012

Soal Sengketa Laut Cina Selatan, AS Pastikan Dukung Filipina

Soal Sengketa Laut Cina Selatan, AS Pastikan Dukung Filipina
Latihan Gabungan Angkatan Laut Filipina dan Amerika Serikat

(J-D-I), MANILA - Amerika  kembali menegaskan komitmen untuk mendukung Filipina. Penegasan itu disampaikan Kepala pasukan Amerika Serikat wilayah Pasifik, Senin (16/7), di tengah berlanjutnya sengketa teritorial negara dengan China.

Laksamana Samuel Locklear bertemu Presiden Filipina Benigno Aquino dan menyuarakan dukungannya dalam membantu memodernisasi angkatan bersenjata negara itu. Filipina dianggap memiliki peralatan kurang memadai dan dianggap sebagai di antara angkatan bersenjata yang paling lemah di kawasan itu, kata juru bicara presiden.

Locklear "menegaskan kembali kemitraan lama antara Amerika Serikat dan Filipina," kata juru bicara Aquino, Ramon Carandang, kepada wartawan. Laksamana itu juga menegaskan kembali komitmen AS untuk membantu Filipina membentuk pertahanan yang kredibel.

Kedua pejabat membahas masalah Laut China Selatan dalam skala luas. Namun, menurut Carandang, tak ada rincian spesifik yang diberikan.

Filipina, yang memiliki perjanjian pertahanan bersama dengan Amerika Serikat, telah mencari dukungan lebih besar dari sekutu pertahanan utamanya setelah menghadapi China atas sengketa Beting Scarborough di Laut China Selatan pada April.

Locklear dijadwalkan bertemu dengan para pejabat pertahanan Filipina Senin petang, yang akan membahas "kesadaran domain" di tengah iklim perubahan keamanan, kata Departemen Lingkungan Negeri AS dalam situs Pertahanan.

"Jadi yang kita upayakan adalah mencoba memberikan bantuan [Filipina] yang membangun interoperabilitas kekuatan pertahanan kita dari waktu ke waktu," kata situs departemen itu.

Dia juga memperingatkan bahwa "salah perhitungan" dalam sengketa mungkin bisa mengancam stabilitas regional dan menegaskan kembali, bahwa militer AS dan Filipina perlu belajar untuk bekerja sama lebih baik.

"Saya tak sabar untuk memberikan pesan kepada militer Filipina dan para pemimpin mereka, bahwa Amerika Serikat adalah sekutu yang sangat handal. Kami ingin Filipina menjadi sekutu yang dapat diandalkan untuk kita juga," katanya.

Ketegangan-ketegangan China-Filipina meningkat karena kebuntuan saat Filipina menuduh China "bermuka dua" dan melakukan "intimidasi" dalam forum regional baru-baru ini di Kamboja.

Sumber : antaranews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar