Selasa, 17 Juli 2012

Yudhoyono mengatakan pemerintah belum siap untuk memberikan hak suara bagi anggota militer Indonesia

 
Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan kepada anggota Tentara Nasional Indonesia hari ini bahwa permintaan mereka untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan tidak dapat disetujui seperti yang sekarang.
Yudhoyono menghadiri wisuda fungsi militer di Akademi Militer di Magelang (AMM).
Menurut konstitusi Indonesia, anggota militer dan polisi tidak diperbolehkan untuk memilih dalam pemilu.Hukum ini dimaksudkan untuk menciptakan sebuah penghalang pemisahan antara pemerintahan sipil dan pembentukan militer, tetapi prajurit dan perwira menyatakan bahwa pemungutan suara adalah hak dasar mereka dan pemerintah melanggar hak demokrasi mereka.
Namun, Presiden berjanji kepada mereka bahwa ia akan mempertimbangkan kembali keputusannya, ketika demokrasi di Indonesia menjadi lebih matang.Dia mengatakan bahwa saat ini demokrasi di negara ini masih dalam tahap awal, karena masih belum pulih dari dekade pemerintahan militer. Dia mengklaim bahwa sekarang tindakan itu diperlukan, untuk mencegah pertikaian berdasarkan afiliasi politik di dalam tentara dan polisi. Yudhoyono mengatakan bahwa jika terjadi pertikaian antara pasukan militer dan paramiliter di Indonesia, maka kedaulatan bangsa dan keamanan akan beresiko.
Yudhoyono juga menyatakan keprihatinan atas dugaan saling tidak percaya antara anggota militer dan kepolisian. Lokal analis sebelumnya menyatakan bahwa konflik antara tentara dan kepolisian yang didorong oleh keberatan pembentuk yang kekuatan unggul dinikmati oleh yang kedua. Mohammad Mahfud, Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia juga menyalahkan tentara atas ketidakpercayaan antara kedua belah pihak.
Sementara itu Yudhoyono mengumumkan bahwa pemerintah akan bergerak maju dengan rencana sebelumnya mengumumkan untuk pengadaan senjata.Dia mengatakan bahwa dekade kelalaian telah berdampak negatif terhadap kemampuan persenjataan militer Indonesia, dan pembelian senjata baru sangat dibutuhkan untuk mengurangi penderitaan di masa depan. Yudhoyono juga mengisyaratkan bahwa senjata yang diproduksi secara lokal akan diberikan pilihan pertama selama pembelian, karena dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi penduduk setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar