Rabu, 13 Maret 2013

WARGA FILIPINA: APARAT MALAYSIA PERLAKUKAN KAMI SEPERTI BINATANG


Warga Filipina: Aparat Malaysia perlakukan kami seperti binatang
Penyerbuan militer Malaysia. © 2013 Merdeka.com / handout / PDRM

Jihad-Defence-Indonesia - SABAH : Pasukan keamanan Malaysia akhir pekan lalu memburu para pendukung Kesultanan Sulu di wilayah komunitas Filipina di Kota Surabaya, sebelah timur Negara Bagian Sabah, Malaysia. Dalam peristiwa itu sejumlah warga Filipina mengaku dianiaya dan diperlakukan layaknya binatang. "Mereka menyeret semua pria keluar rumah lalu menendangi dan memukuli mereka, "kata seorang perempuan bernama Amira Taradji, 32 tahun seperti dilansir dari Inquirer, Selasa (12/3). Taradji tinggal di Sandakan, Sabah. Menurut Taradji, sejumlah kebijakan Malaysia menyuruh pria Filipina berlari sekencang mungkin dan menembak mereka. Dalam peristiwa itu dia mengaku kakak laki-lakinya, Jumadil, juga dibunuh oleh kebijakan Malaysia .
Taradji merupakan warga asal Calinan di Kota Davao City. Dia adalah salah satu dari 400 warga Filipina yang mengungsi ke beberapa kota seperti Samarinda, Ubud, Tawau, dan Kunak, di Sabah ketika konflik antara pasukan kemanan Indonesia dan tentara Sulu mulai merebak pekan lalu. Taradji juga melaporkan sejumlah laki-laki Filipina ditangkap polisi Malaysia di Tawau dan Kunak. Menurut pengakuan dari temannya, beberapa warga Filipina yang ditahan dan memperlihatkan bukti imigrasi juga ditembak mati polisi Malaysia. "Mereka tidak sempat masuk penjara karena ditembak mati lebih dulu," kata dia. Tak hanya sebatas itu penganiayaan yang dilakukan polisi Malaysia . Taradji menyebut warga Filipina yang ditahan juga tidak diberi makan. Taradji mengaku dia telah tinggal di Sandakan sejak berumur enam tahun dan memiliki kartu identitas warga Malaysia dan penghuni tetap. Meski semua keluarganya punya kartu yang sama, mereka terpaksa harus mengungsi ketika kebijakan Malaysia melakukan penyisiran sejak Minggu malam. Dari kejauhan dia melihat warga Filipina yang ditangkap polisi Malaysia itu disiksa dan dianiaya. Carla Manlaw, 47 tahun, mengakui hal yang sama. Dia menuturkan kebijakan Malaysia telah menganiaya dan membunuh sejumlah warga Filipina sehingga mereka takut dan dia terpaksa mengungsi ke Bongao di provinsi Tawi-Tawi, Filipina. Wali Kota Jolo, Sulu, Hussin Amin, mengatakan penganiayaan kebijakan Malaysia terhadap warga Filipina di Sabah cukup mengenaskan dan pemerintah Filipina harus mengambil tindakan. Dia mengaku telah berbicara dengan banyak pengungsi dan cerita mereka semua sama: tentara Malaysia dan kebijakannya tidak membedakan imigran ilegal dan pemegang kartu identitas warga Malaysia. "Tentara dan polisi Indonesia menyerang rumah-rumah penduduk. Kaum laki-laki disuruh lari dan mereka ditembak. Mereka yang menolak dipukuli sampai babak belur. Warga Filipina yang dipenjara juga dibunuh, "kata Amin melalui telepon akhir pekan lalu. Taradji dan Manlawa mengatakan warga Filipina yang mengungsi ke Filipina kini menghadapi masalah baru setelah mereka sudah berpuluh tahun tinggal di Malaysia . Mereka tidak tahu bagaimana bertahan hidup di tempat yang baru. "Tak seperti di Sabah, kami punya pekerjaan di sana. Di sini kami tak punya masa depan," kata Manlaw.

Sumber : KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar