Selasa, 30 April 2013

BPPT-PT. LEN-PT. DIRGANTARA INDONESIA TEKEN KONTRAK PRODUKSI PESAWAT UDARA NIR-AWAK PUNA (UAV)




Jihad-Defence-Indonesia - JAKARTA : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) dan Lembaga Elektronik Nasional (PT. LEN) menandatangani kesepakatan bersama untuk memproduksi pesawat udara nir-awak (Puna). Penandatanganan dilakukan di Ruang VIP BPPT, Senin (29/4). 

Dengan adanya kesepakatan tersebut, Puna diproduksi massal pertama di Indonesia. Kepala BPPT, Marzan Azis Iskandar, mengatakan penandatangan ini adalah perpanjangan periode MoU dalam pengembangan teknologi kedirgantaraan. Pesawat yang akan diproduksi adalah Puna jenis Wulung. Pesawat ini sebelumnya telah diuji terbang pada Oktober 2012. 

"Semoga berhasil produksinya dan menjadi skuadron nir awak pertama hasil karya putra putri bangsa Indonesia," ujar Marzan dalam sambutannya. Bentang sayap Wulung mencapai 6,34 meter dan mampu mengangkut muatan hingga 25 kilogram. Pesawat ini tahan terbang selama empat jam dan jarak jelajah 200 kilometer.

Wulung akan diproduksi sebanyak satu skuadron, 16 atau 24 unit. Namun, tahap awal PT DI akan memproduksi tiga unit. Pesawat ini nantinya akan digunakan oleh TNI Angkatan Udara sebagai pesawat pemantau (surveillance).

Direktur Teknologi dan Pengembangan Rekayasa PT. DI Andi Alisjahbana mengatakan desain dan teknologi Wulung dikembangkan oleh BPPT sehingga kemampuannya tidak diragukan lagi. "Kementerian Pertahanan sebagai pengguna merasa cukup untuk memakai pesawat ini sehingga dikembangkan menjadi industri," ujar Andi saat ditemui usai penandatanganan. 


BPPT Gandeng PT DI dan Len Industri Produksi Pesawat Tanpa Awak

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggandeng PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT. LEN Industri untuk mengembangkan dan memproduksi pesawat nir awak (Puna) jenis Wulung.   

Pesawat ini nantinya untuk mengemban misi pertahanan (surveillance) Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Setelah sejak 2004 pesawat tanpa awak atau Puna Wulung ini dikembangkan oleh BPPT, akhirnya tahun 2013  Wulung siap diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan satu skuadron Angkatan Udara Republik Indonesia.

Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar mengatakan, Puna Wulung dengan teknologi BPPT akan diproduksi satu skuadron oleh PT Dirgantara Indonesia.  

Produksi massal ini merupakan langkah lanjut dari demo terbang yang berhasil dilakukan di pangkalan udara Halim Perdana Kusuma.

"Teknologi ini lahir dari karya putra-putri Indonesia dan diharapkan program ini berhasil. Karya dengan sistem inovasi ini melibatkan multi stakeholder dalam hal design, sistem produksi, pembiayaan, rencana research and development dan programnya," katanya di sela MoU BPPT, PT Dirgantara Indonesia dan PT Len Industri, di Jakarta, Senin (29/4).

Dalam MoU ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Kemhan. 

Direktur Teknologi Industri Pertahanan Republik Indonesia Marsekal Pertama Darlis Pangaribuan mengapresiasi adanya teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna (user). 

Apalagi teknologi ini bisa dikuasai melengkapi teknologi yang ada dan digunakan TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.  

"Harapan kita untuk jangka panjang selain untuk surveillance   tapi alat untuk menyerang," ucapnya.

Puna Wulung memiliki berat kosong maksimal 60 kg, berat muatan 25 kg, kecepatan jelajah 55 knot, bentang sayap 6,34 meter, ketahanan terbang 4 jam dan ketinggian terbang 12.000 feet. 

Wulung juga dilengkapi kamera pengintai yang dihubungkan secara riil time dengan pusat pengendali di darat .

Sumber : KLIK DISINI , KLIK DISINI

KOMANDAN PUSAT SENJATA ARTILERI PERTAHANAN UDARA BUKA PELATIHAN RADAR



Jihad-Defence-Indonesia - JAKARTA-(IDB) : Komandan Pusat Senjata Artileri Pertahanan Udara (Danpussenarhanud) Hadi Prasojo secara resmi membuka Pembukaan Pelatihan Radar AS 901A 3D dan BCV Sistem Senjata Pertahanan Udara (Sista Hanud) Meriam 23 MM/ Giant Bow Tahun 2013. Pembukaan tersebut dihadiri oleh Kepala Stad Divisi 1 Kostrad Brigjen TNI Asro Budi, Dirpalad, Danpusdikpal, Dirbinlitbang dan, Tim pelatih dari PT. Norincho (Cina) pada hari Senin tanggal 22 April 2013 lalu  bertempat di Aula Yonarhanudri 1/1 Kostrad.


Pelatihan Radar ini dilaksanakan selama 1(satu) bulan sejak tanggal 22 April 2013 s.d 28 Mei 2013 diikuti  Perwira, Bintara, dan tamtama  mengambil tema “ Dengan pelatihan Radar dan BCV kita tingkatkan profesionlisme operator dan teknisi dalam mengoperasikan Sista Hanud Meriam 23MM/Giant Bow “.


Sementara kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih operator dan teknisi agar memiliki kemampuan mengoperasionalkan dan memelihara Radar maupun BCV Meriam 23 MM/Giant Bow. Diharapkan dengan pelatihan ini nantinya dapat memunculkan tenaga-tenaga teknisi yang handal dan mampu memelihara, memperbaiki serta memberikan solusi yang tepat apabila alut sista tersebut mengalami kerusakan.


Dalam sambutannya Danpussenarhanud Brigjen TNI Hadi Prasojo menyampaikan tiga hal pokok, antara lain "Pelatihan Radar AS 901A 3D dan BCV Sista Hanud Meriam 23 MM/ Giant Bow ini sebagai sarana Transfer  of knowledge alutsista baru yang diterima oleh satuan Arhanud. Dalam pelatihan ini akan diajarkan teori dan praktek mendasar yang berkaitan dengan pengoperasian baik sebagai operator maupun teknisi Radar dan BCV.


Dengan demikian pelatihan ini mempunyai peranan penting dalam meningkatkan profesionalme prajurit Arhanud dalam mengawaki alut sista ini serta penguasaan teknnis bagi para teknisi baik dari kecabangan maupun dari pembinaan material."


Berikutnya bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah melatih personel yang bertugas sebagai operator yang nantinya dapat mengoperasionalkan Radar dan BCV dengan benar sehingga disamping lebih mengoptimalkan kemamapuan senjata, juga dapat memperkecil atau mengurangi resiko kerusakan alut sista tersebut


Terakhir bahwa pelatihan Radar dan BCV ini mengadung tanggung jawab yang besar oleh karenanya maka para peserta penataran harus benar-benar bisa menyerap apa yang disampaikan oleh para instruktur agar selesai mengikuti pelatihan AS 901A 3D dan BCV Sista Hanud Meriam 23 MM/ Giant Bow nanti menjadi kader-kader yang siap melatih satuannya masing-masing.

Sumber : KLIK DISINI

8 ENGINE PESAWAT TEMPUR SUKHOI PESANAN RI TIBA DI MAKASSAR


Jihad-Defence-Indonesia - MAKASSAR : Setelah beberapa waktu yang  lalu 2 (dua) Pesawat Tempur SU-30 MK 2 dari 6 (enam) Pesawat pesanan pemerintah  Indonesia buatan Rusia memperkuat Skadron Udara 11 Wing 5 pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Tim penerimaan kedatangan Pesawat tempur Sukhoi Lanud Sultan Hasanuddin, Sabtu siang (27/4) kembali disibukan untuk menerima kedatangan 8 (delapan) engine Pesawat Tempur Sukhoi 27/30 yang diangkut dengan menggunakan Pesawat Antonov AH-124-100  VDA-6192 dengan Pilot  Chevron, Co Pilot Morenko.
 
Kedatangan Pesawat AH-124-100 yang parkir di Base Ops Lanud Sultan Hasanuddin tersebut disaksikan oleh Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Danet Hendriyanrto, para Kepala Dinas, Komandan Satuan, Tim dari Kementerian Pertahanan, Markas Besar TNI dan Markas Besar Angkatan Udara serta Pejabat dari PT. Trimarga Rekatama. 

Pesawat AH-124-100 mempunyai panjang badan 68.96 M dan lebar sayap 73.3 M serta tinggi 20.78 M, yang membawa delapan engine pesawat tempur SU-27/30 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, Take off dari Bandara Dzemgi Rusia  dengan rute penerbangan Bandara  Dzemgi Rusia- Manila - Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, yang merupakan satu rangkaian tahapan dari kedatangan 6 (enam) unit pesawat Temnpur SU-30 MK2 pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia.

Sumber : KLIK DISINI

PRESIDEN RI DIJADWALKAN TINJAU LATIHAN GABUNGAN TNI 2013 DI SITUBONDO


Jihad-Defence-Indonesia - JAKARTA : Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono dijadwalkan meninjau langsung kegiatan Latihan Gabungan TNI Tingkat Divisi tahun 2013 di Perairan Laut Jawa, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada 2-3 Mei.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai melakukan inspeksi kesiapan unsur tempur laut yang terlibat Latgab TNI di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa, mengatakan Presiden dan Wapres akan meninjau latihan gabungan tersebut dari atas kapal perang.

"Seluruh persiapan sudah berjalan sesuai prosedur, baik pasukan maupun peralatan tempur, termasuk dua kapal perang yang akan digunakan oleh Presiden dan Wakil Presiden," kata Agus Suhartono.

Sebelum melakukan inspeksi, Panglima TNI mendengarkan paparan mengenai persiapan pasukan dan peralatan tempur di Ruang Majapahit, Koarmatim, selama sekitar satu jam.

Dalam inspeksi tersebut, Panglima TNI didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono selaku Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Latgab TNI, dan sejumlah petinggi Mabes TNI.

Sasaran utama inspeksi Laksamana Agus Suhartono adalah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar-590 dan KRI Surabaya-591, keduanya kapal dari jenis "Landing Platform Dock" (LPD) yang digunakan untuk mengangkut pasukan dan peralatan tempur.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rencananya meninjau kegiatan latihan perang yang melibatkan personel dari tiga matra yakni TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Angkatan Udara, melalui KRI Makassar, yang sekaligus menjadi kapal markas selama Latgab TNI. Sedangkan Wapres Boediono memantau melalui KRI Surabaya.

Setelah menyaksikan pendaratan dan penyerbuan pasukan Korps Marinir di Pantai Banongan, Situbondo, Presiden dan Wapres bersama jajaran petinggi TNI dari ketiga angkatan direncanakan meluncur dari atas kapal perang menuju wilayah pantai dengan menggunakan tank amfibi jenis LVT-7 buatan Korea Selatan.

"Latihan perang di Situbondo ini merupakan latihan pendahuluan yang kemudian dilanjutkan latihan lapangan di Sangatta, Kalimantan, Timur dan Bima, Nusa Tenggara Barat, hingga 29 Mei 2013," papar Panglima TNI.

Sumber : KLIK DISINI

SAATNYA RI PERKUAT NATUNA



Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Ambisi ekspansi klaim teritorial Cina sudah menampakkan inkubasinya dan mulai memberikan rasa gerah pada negara di sekitarnya yang berseteru. Sepertinya dia tidak peduli dengan protes negara tetangganya antara lain Jepang, Vietnam, Filipina dan Malaysia. Cina sedang giat membangun kekuatan milternya dan bercita-cita menjadi kekuatan berkemampuan serbu. Kemampuan untuk itu sudah di depan mata. Manuver armada angkatan lautnya di Laut Cina Selatan sudah membuat Filipina, Vietnam dan Malaysia berteriak kencang. 

Salah satu halaman yang diperebutkan itu adalah perairan Natuna yang notabene adalah pagar terdepan teritori Indonesia. Jika terjadi tawuran (Konflik) bersenjata di halaman itu bukan mustahil pagar rumah kita kena imbas bahkan ikut diobrak abrik (Hancurkan). Nah karena ini menyangkut pagar kehormatan bangsa tentu jalan terbaik adalah memperkuat pagar tadi dengan konstruksi “beton bertulang”. Maksudnya pengawal republik dan sejumlah persenjataannya wajib digelar di bumi Natuna. Tidak hanya alat pandang dengar berupa satuan radar dan satuan intelijen tok, tapi alat pemukulnya juga harus ikut dibawa dan disandingkan disana. 

Peta hotspot lidah naga Cina


Perwujudannya bisa berupa peningkatan status Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Natuna menjadi pangkalan utama (Lantamal) dan menjadi salah satu basis kehadiran sejumlah KRI striking force. Demikian juga dengan Pangkalan Udara (Lanud) Ranai sudah harus tersedia dan menginap ditempat sejumlah jet tempur dan pesawat intai maritim untuk memberikan nilai kewibawaan pada pagar bertulang tadi. Angkatan darat diwajibkan pula menggelar satuan arhanud dengan kemampuan rudal SAM jarak sedang. 

Lho emang kita mau perang. Jawabnya tidak. Kehadiran satuan tempur TNI di Natuna justru untuk menjaga agar tidak terjadi konflik sekaligus menjaga kehormatan dan kedaulatan teritori NKRI. Kehadiran sejumlah KRI di Natuna diyakini mampu mengefisienkan biaya operasi patroli gugus keamanan laut atau gugus tempur laut karena dukungan logistik dan amunisi lebih dekat. Tidak seperti sekarang jika satuan patroli tadi melakukan tugasnya, jarak tempuh dan dukungan logistik dari Tanjung Pinang dan Jakarta menjadi bengkak karena jauhnya jarak dan harus isi ulang logistik. Demikian juga dalam hal kecepatan reaksi diperlukan waktu minimal 4 hari untuk sampai di Natuna. 

Pergelaran milter dalam ukuran global ketika terjadi perang dingin antara NATO dan Pakta Warsawa, puluhan ribu prajurit dan alutsista (Senjata) di sepanjang garis perbatasan kedua blok cukup mencengangkan. Ribuan MBT, Artileri, Rudal, Jet Tempur, Kapal Perang pada siaga semuanya tapi toh tidak terjadi insiden apalagi konflik terbuka sampai akhirnya salah satu blok militer itu bubar jalan. Jadi gelar militer itu justru memberikan rasa enggan untuk memulai atau mengganggu. Natuna harus dilihat dalam perspektif itu. Perspektif lain adalah kandungan minyak dan gas bumi di kawasan itu yang sangat besar. Itu harus dilindungi. 

Masjid Raya Natuna, luar biasa


Sebenarnya ada dua nilai tambah yang diperoleh dengan memperkuat Natuna sebagai basis militer gabungan setingkat brigade. Selain untuk menjaga kewibawaan teritori dari klaim Cina juga menjadi kekuatan yang mampu melakukan blokade militer dari pergerakan militer negara tetangga yang berkepentingan dengan klaim Ambalat. Pergerakan armada angkatan laut negara jiran yang hendak menuju Ambalat jika terjadi konflik terbuka akan mampu dihadang oleh armada barat TNI-AL yang berada di Natuna dan Tanjung Pinang. 

Perkuatan angkatan laut dengan membentuk tiga armada tempur tentu sangat diharapkan. Lebih dari itu pengisian KRI striking force adalah formula utamanya yang akan memberikan nilai kekuatan gebuk armada. Saat ini sedang disiapkan penambahan kekuatan. PT PAL dan galangan kapal swasta dalam negeri sedang membangun sedikitnya 20 kapal perang berbagai jenis. Dengan Belanda sedang dibangun 2-3 kapal perang jenis PKR, sementara 3 kapal perang second ex Brunai jenis korvet sedang dipoles sebelum datang di tanah air. Demikian juga dengan pengerjaan 3 kapal selam Changbogo di Korea Selatan sedang dalam proses. 

Sejalan dengan pengembangan armada angkatan laut dan pembentukan Kogabwilhan maka Natuna sangat diharapkan menjadi salah satu opsi untuk basis kekuatan militer dengan alutsista pemukulnya. Natuna diyakini akan masuk Kogabwilhan I dengan Sumatera sebagai induknya dan Medan sebagai “Markas besarnya”. Lantamal yang ada di armada barat saat ini adalah Tanjung Pinang, Belawan, Padang dan Jakarta. Secara geografi posisi Tanjung Pinang adalah yang terdekat dengan Natuna meski masih harus berlayar sejauh 550 km jarak udara. 

Oleh sebab itu diperlukan peningkatan status Natuna dengan menjadikannya sebagai pangkalan utama TNI-AL. Kecepatan reaksi salah satu argumennya. Misalnya ada pergerakan armada angkatan laut negara asing di perairan utara Natuna maka satuan KRI yang ada di Lantamal Natuna lebih cepat mengantisipasinya. Itu aspek teknis operasionalnya. Lebih dari itu dari aspek strategis menempatkan satuan pemukul KRI, rudal SAM dan jet tempur di kawasan Natuna tentu memberikan nilai kewibawaan bagi bangsa ini. Sudah saatnya kita memperkuat Natuna dan TNI memang harus tampil gagah menjaga kewibawaan negeri ini.

Sumber : KLIK DISINI

KEPALA STAF ANGKATAN LAUT TNI TERIMA KUNJUNGAN DUTA BESAR RUSIA



Jihad-Defence-Indonesia - JAKARTA  : Kepala Staf Angkatan Laut  (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia, yang juga menjabat sebagai  Wakil Tetap  Federasi Rusia di ASEAN Mikhail Yurievich Galuzin, di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (29/04).  
 
Turut hadir mendampingi Kasal dalam kesempatan tersebut, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Hari Bowo, S.E., M.Sc., Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana, M.H., Asisten Operasi (Asops) Kasal Didit Herdiawan, M.PA., M.B.A., serta pejabat terkait lainnya. 

Tampak, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio (kanan), saat bertukar cinderamata dengan Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin (kiri).

Sumber : KLIK DISINI

JELANG LATIHAN GABUNGAN TNI 2013, KENDARAAN TEMPUR EMBARKASI KE KRI



Jihad-Defence-Indonesia - Surabaya : JELANG Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013 yang akan digelar dalam waktu dekat ini, unsur-unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada di jajaran Koarmatim mulai melaksanakan embarkasi kendaraan tempur (Ranpur) termasuk material dan personil, beberapa diantaranya adalah KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591, di Komando armada timur, Surabaya, Selasa (30/4/2013).

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Komandan Komando Pendidikan Dan Latihan, Panglima armada timur, Panglima daerah militer V/Brw serta pejabat tinggi yang terlibat Latgab TNI 2013 melaksanakan peninjauan ke kedua kapal tersebut dalam rangka memeriksa kesiapan material tempur menjelang latihan umum Latgab TNI di Asembagus Situbondo, Jawa Timur. 

Dalam peninjauan ini, Panglima TNI juga mengecek kesiapan pengamanan dan protokoler Presiden dan Wakil Presiden yang rencananya akan bertolak dari Koarmatim.

Peninjauan ini untuk memastikan kesiapan dua kapal perang ini dalam menyambut kedatangan RI 1 dan RI 2 dalam rangka Lintas Laut (Linla) menuju Situbondo. untuk menyaksikan jalannya Latihan Gabungan TNI tahun ini.

Kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) ini menjadi salah satu kapal angkut material perang milik Marinir TNI AL berbagai jenis Tank Amfibi seperti LVT-7A1 (Landing Vehicle Track),BMP-3F (Boyevaya Mashina Pyekhota), BTR-50 (Browne Transporter), BVP-2 (Bojove Vozidlo Pechoty), Kendaran Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa) K-6, serta Roket Multilaras RM 70 Grad.

Kapal-kapal perang tersebut terlibat Latgab TNI tahun 2013 dibawah kendali operasi Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib), yang memilki beberapa tugas pokok diantaranya mengangkut material tempur dan pasukan serta mendukung pendaratan pasukan pendarat Marinir melalui laut maupun pendaratan lintas heli.

Dalam kesempatan tersebut, Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) juga melaksanakan pertahanan pangkalan dari bahaya serangan udara pesawat musuh, gelar pertahanan pangkalan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Latihan Gabungan TNI Tahun 2013 dan uji kekuatan pertahanan pangkalan (Hanlan) di Koarmatim.

Dalam Latihan tersebut Satuan Tugas Pertahanan Pangkalan Latihan Gabungan TNI tahun 2013, melibatkan tiga Unsur Tugas (UT) yaitu unsur tugas Pertahanan Laut (Hanla), Pertahanan Darat (Hanrat), dan Pertahanan Udara (Hanud). Persenjataan yang dipakai dalam latihan ini antara lain empat meriam 57 mm, satu meriam 20 mm dan satu rudal mistral anti udara. Authentikasi: Dansatgaspen Latgab TNI Tahun 2013, Kolonel Adm Bejo Suprapto, S.T.

Sumber : KLIK DISINI

KOMANDO ARMADA TIMUR RI TNI-AL GELAR LATIHAN PERTAHANAN PANGKALAN



Jihad-Defence-Indonesia - Surabaya : MARKAS Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) melaksanakan latihan pertahanan pangkalan dari bahaya serangan udara pesawat musuh pada Selasa (30/04).

Gelar pertahanan pangkalan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tahun 2013 dan uji kekuatan pertahanan pangkalan (Hanlan) di Koarmatim.

Melalaui siaran pers disebutkan, latihan diawali pada siang dengan terdengar suara sirine bersautan dari sebuah mobil Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) yang berputar mengelilingi pangkalan. Dengan suara keras melalui pengeras suara, petugasnya berteriak kepada setiap prajurit yang dilewatinya.

“Peran tempur bahaya udara, agar seluruh personel mencari tempat perlindungan!”, teriak petugas Pomal tersebut berulang-ulang. 

Skenario dalam latihan disimulasikan pada pukul 11.00 Wib, radar KRI Sultan Iskandar Muda - 367 menangkap pergerakan dari udara yang mencurigakan mengarah ke Koarmatim. Tidak lama kemudian, tampak dua buah pesawat terbang rendah mengelilingi pangkalan sambil melakukan penyerangan lewat udara.

Menindaklanjuti ancaman bahaya tersebut, jajaran Koarmatim langsung merespon dengan menyiagakan persenjataan anti serangan udara. Pertempuran pun tak dapat dihindarkan. Namun dengan kesigapan prajurit KRI Sultan Hasanudin – 366, akhirnya pesawat musuh tersebut dapat dilumpuhkan dengan sebuah meriam kaliber 57mm.

Dalam Latihan tersebut Satuan Tugas Pertahanan Pangkalan Latihan Gabungan TNI tahun 2013, melibatkan tiga Unsur Tugas (UT) yaitu unsur tugas Pertahanan Laut (Hanla), Pertahanan darat (Hanrat), dan Pertahanan Udara (Hanud). Persenjataan yang dipakai dalam latihan ini antara lain empat meriam 57 mm, satu meriam 20 mm dan satu rudal mistra anti udara guna mengatasi bahaya terhadap serangan udara musuh yang datangnya tak terduga.

Sumber  : KLIK DISINI

PT. PAL TARGETKAN LABA RP. 600 MILIAR DARI DIVISI PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN KAPAL

Rencana Kerja Anggaran Pendapatan (RKAP) 2013 mengamanatkan perusahaan untuk merealisasikan target sebesar 1,7 triliun. (photo : TNI)


Jihad-Defence-Indonesia - SURABAYA : PT PAL Indonesia (Persero) tahun ini menargetkan pendapatan dari divisi pemeliharaan dan perbaikan kapal senilai Rp600 miliar, menyusul besarnya potensi jasa tersebut guna melayani perusahaan pelayaran di dalam negeri.

Direktur Utama PT. PAL Indonesia M. Firmansyah Arifin mengatakan jasa pemeliharaan dan perbaikan (harkan) kapal tahun ini dijadikan salah satu andalan guna mendukung total pendapatan BUMN tersebut yang diproyeksikan mencapai Rp. 1,7 triliun.

Menurut dia, potensi bisnis jasa tersebut cukup besar, karena di  jalur transportasi laut di dalam negeri terdapat kapal barang maupun penumpang sekitar 8.000 unit.

Kondisi tersebut terkait dikeluarkannya kebijakan asas cabotage oleh pemerintah, dimana seluruh komoditas domestik atau angkutan melalui laut Indonesia harus dimuat kapal nasional (bukan kapal asing) yang dilaksanakan mulai 2008.

“Jasa harkan kapal mengalami ‘booming’, dan kami memiliki fasilitas dok yang ideal guna menggenjot bisnis jasa tersebut. Ditargetkan divisi harkan ini bisa menyumbangkan pendapatan Rp. 600 miliar,” ujarnya kepada Bisnis di sela-sela pelaksanaan Hari Ulang Tahun (HUT) PT. PAL Indonesia ke-33, Minggu (28/4/2013).

Firmansyah menambahkan pihaknya telah menyusun jadual perbaikan kapal hingga setahun mendatang, seiring besarnya potensi jasa tersebut. Langkah tersebut diimplementasikan dengan kegiatan perbaikan menggunakan efisiensi waktu.

“Kami mengatur jangka perbaikan kapal di dok paling lama 12 hari, kemudian perbaikan dilanjutkan di air (kapal diturunkan dari dok). Pola begini dapat mengoptimalkan fasilitas dok guna meraup pendapatan lebih banyak,” tuturnya.

Fasilitas dok di divisi Pemeliharaan dan Perbaikan PT. PAL disebutkan mampu mengerjakan dua unit kapal sekaligus, sehingga fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan untuk perbaikan empat unit kapal per bulan.
Menurut Firmansyah, kapal milik perusahaan pelayaran dalam negeri yang banyak dilakukan perbaikan umumnya berbobot 6.000 – 17.500 dead weight ton (DWT).


Sumber : KLIK DISINI

BERITA FOTO: GELAR KESIAPAN ALUTSISTA SEBELUM LATIHAN GABUNGAN TNI 2013

Jihad-Defence-Indonesia - Surabaya : Digelarnya Latihan Gabungan TNI 2013 seluruh kesatuan yang ada di TNI disiapkan dan berbagai senjata dan pasukan diturunkan dalam latihan perang ini. Latihan Gabungan ini mengada ketajaman dan profesioanl prajurit dalam operasi perang maupun non perang. Seluruh Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dari Angkatan Laut (TNI-AL), Angkatan Darat (TNI-AD) dan Angkatan Udara (TNI-AU) dipersiapkan untuk mendukung Latihan Gabungan ini.
Berikut Foto Gelar Alutsista :








Sumber Foto : Post By embassyofaudrey

Sumber Referensi : KLIK DISINI

SENAPAN SERBU AK-12 RUSIA AKAN DIUJI COBA BULAN JULI


AK-12

Jihad-Defence-Indonesia - Moskow : Nasib senapan serbu baru Kalashnikov AK-12 yang dikembangkan untuk tentara Rusia akan diputuskan dalam uji coba negara yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2013, diungkapkan oleh produsen senjata api terbesar Rusia, Izhmash.

"Untuk kepentingan Departemen Pertahanan Rusia, Izhmash telah memodernisasi senapan serbu AK-74dan AK-100 untuk digunakan tentara Rusia, serta mengembangkan senapan serbu standar baru AK-12 yang akan menjalani uji coba negara pada Juni 2013," ujar kepala desainer Izhmash, Vladimir Zlobin mengatakan pada Senin, 29 April 2013.

Jika uji coba berhasil, senapan serbu baru ini akan masuk lini produksi dan akan diadopsi sebagai senjata untuk militer Rusia.

Pengembangan AK-12 dimulai pada pertengahan tahun 2011. Senapan serbu baru ini tetap mempertahankan tata letak keseluruhan dan fitur dari AK-74, yang telah digunakan tentara Rusia sejak tahun 1970-an, namun ditambahkan beberapa fitur baru dan beberapa perubahan agar lebih ergonomis.

AK-12 dikembangkan oleh Izhmash sebagai platform dasar untuk 20 modifikasi yang berbeda dari senapan. Senapan serbu ini sudah diadaptasi untuk menggunakan berbagai kartrid, mulai dari 5.45x39 mm hingga 7.72x51mm NATO.

Menurut desainer Izhmash, mereka telah mengadaptasi senapan serbu ini untuk persyaratan tempur modern, dan juga tetap berhasil mempertahankan kualitas unik dari Kalashnikov itu sendiri, yaitu kesederhanaan, keandalan, dan tentunya biaya produksi yang relatif rendah.

Senapan ini memiliki tiga mode tembak : single-shootthree-shot burst dan automatic. Laras AK-12 telah juga telah didesain untuk menembakkan berbagai granat (barel-mount) asing (diluar buatan Rusia).

Senapan ini juga dilengkapi dengan rel Picatinny untuk memudahkan pemasangan optik, pemandangan malam (night sight), peluncur granat, indikator sasaran dan berbagai peralatan khusus lainnya.

Selain berpopor lipat, AK-12 dimodifikasi agar mudah digunakan oleh orang kidal, dan dapat dengan mudah ditangani hanya dengan satu tangan.
 
Kredit foto : profi-forex.org

Sumber Referensi : KLIK DISINI

IRAN BUAT SISTEM RUDAL PERTAHANAN UDARA MIRIP S-300 RUSIA

Bavar-373
Bavar-373 ?

Jihad-Defence-Indonesia - Teheran : Seorang komandan senior militer Iran mengumumkan pada hari Minggu bahwa negara itu dalam waktu dekat akan menampilkan sebuah sistem rudal pertahanan udara jarak jauh buatan dalam negeri yang mirip dengan S-300 Rusia.

"Sistem ini disebut sebagai Bavar (keyakinan) 373, sedang dikembangkan di negeri ini, dan akan segera diluncurkan secara resmi," ujar seorang petinggi militer Iran Laksamana Farhad Amiri.

Dia mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Bavar-373 telah mencapai tahapan produksi dan subsistemnya pun telah di uji.

Awal tahun lalu, para petinggi militer Iran mengumumkan bahwa Iran sedang menguji subsistem sistem pertahanan udara Bavar-373. Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam ol-Anbia Brigadir Jenderal Farzad Esmayeeli mengatakan kemudian bahwa tes lab sedang berlangsung untuk subsistem sistem pertahanan udara jarak jauh Bavar-373.

Pada akhir September 2012 lalu, Esmayeeli mengatakan bahwa Iran telah menyelesaikan sepertiga dari seluruh tahapan proyek pembangunan sistem pertahanan udara Bavar-373.

Berbicara kepada wartawan saat kesempatan Hari Pertahanan Udara Nasional di Teheran, Esmayeeli mengatakan bahwa para ahli Iran telah menyelesaikan 30% dari pembangunan sistem pertahanan udara, dan menyatakan harapan mereka agar sistem pertahanan udara Bavar-373 dapat melengkapi Angkatan Bersenjata Iran pada tahun ini.
 
Sumber foto : Desura.com

Sumber Referensi : KLIK DISINI

Senin, 29 April 2013

IRAN PRODUKSI KAPAL SELAM PELONTAR RUDAL



Jihad-Defence-Indonesia - TEHRAN : Universitas Teknologi Esfahan bersama tiga universitas Iran lain, saat ini tengah merampungkan proyek nasional produksi delapan tipe kapal selam pelontar roket, kapal-kapal pemasang kabel dan kapal tanpa awak. Proyek tersebut merupakan rekomendasi Dewan Tinggi Ilmu, Riset dan Teknologi Iran.
 
Sebagaimana dilaporkan Mehrnews (28/4), Direktur proyek nasional alih teknologi kapal selam Iran, Dr. Mohammad Ali Badri dalam wawancaranya dengan Mehrnews mengatakan, "Proyek raksasa ini bertujuan untuk memproduksi delapan kapal selam."
 
Badri menjelaskan, proyek ini meliputi pembuatan kapal selam-kapal selam patroli, pertahanan sampai kapal selam untuk rekreasi. Untuk merampungkan proyek besar ini telah dirancang rencana jangka panjang 10 tahun.
 
Targetnya adalah meraih 550 jenis teknologi yang dibutuhkan dalam sektor kapal selam. Untuk mencapai tujuan ini, kata Badri, teknologi-teknologi tersebut telah di klasifikasikan ke dalam teknologi merah, kuning serta hijau. "Berdasarkan klasifikasi tersebut kami telah mengidentifikasi potensi-potensi nasional yang dimiliki Iran," tandasnya.  
 
Klasifikasi teknologi merah menurut Badri adalah jenis teknologi yang akan diproduksi di dalam negeri. Sesuai dengan skala prioritas yang ada, diusahakan agar teknologi-teknologi tersebut dapat dikuasai dan diproduksi di dalam negeri Iran sendiri.
 
Badri menambahkan, sesuai dengan potensi yang dimiliki Iran, teknologi-teknologi lain dalam klasifikasi kuning dan hijau juga akan diproduksi. Menurut laporan, lebih dari 2.500 pusat riset yang aktif di sektor ini berhasil didentifikasi, dan dengan kemampuan yang dimiliki oleh pusat-pusat riset tersebut diharapkan Iran mampu mencapai target-target yang telah ditetapkannya.

Sumber : KLIK DISINI

PANGKALAN UDARA ATANG SENDJAJA BOGOR BERANGKATKAN 4 HELIKOPTER IKUT LATIHAN GABUNGAN TNI 2013

ats-sub

Jihad-Defence-Indonesia - Bogor : Empat helikopter dan puluhan personel dari Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja (ATS) Bogor, memberangkatkan helikopter untuk mengikuti Latihan Gabungan (Latgab) Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2013 yang akan dilaksanakan di dua provinsi. Yaitu di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sangata, Kalimantan Timur (Kaltim) awal Mei mendatang.

Komandan Lanud Atang Sendjaja Marsekal Pertama TNI Eko Supriyanto menegaskan, usai memberangkatkan 4 helikopter yang terdiri dari 2 jenis Super Puma dari Skadron Udara 6 HT 3214 yang diterbangkan oleh Kapten Pilot Mayor Pnb Ahmad Putra Tarigan, Kopil Lettu Pnb Risky dan lima personel air crew, HT 3215 Kapten Pilot Letkol Pnb Ahmad Reza Yudha Pahlevi (Komandan Skadron Udara 6), Kopil Mayor Pnb Kholiq dan 5 personel air crew.

2 helikopter Puma dari Skadron Udara 8 HT 3310 Kapten Pilot Letkol Pnb Taupiq A, {Komandan Skadron Udara 8) Kopil Kapten Pnb Adam dan 5 personel air crow. HT 3309 Kapten Pilot Mayor Pnb Hilman, Kopil Kapten Pnb Prastyo dan 4 personel air crew berangkat pada Senin (29/4). Dalam Latgab itu Lanud Ats melibatkan sebanyak 30 personel, Jelas Danlanud.

Dijelaskan Danlanud, tugas yang akan dilaksanakan personel dari Lanud Ats yaitu dengan melakukan latihan Search and Rescue (SAR) tempur di dua wilayah Trouble Spot. Yaitu seperti rappelling (meluncur dari ketinggian), hoisting (ditarik menggunakan tali kedalam pesawat), pengamanan, serta tim penolong.

Dalam Latgab yang melibatkan seluruh kekuatan TNI dari tiga matra yaitu AD, AL dan AU, diskenariokan berada pada situasi pertempuran dan seluruh pasukan akan menghantam serta akan memukul mundur pasukan musuh di dua lokasi berbeda secara bersamaan.


“Dalam menggerakan SAR tempur itu akan menggunakan tiga pesawat dan satu pesawat untuk SAR aktual,”ujarnya.

Latgab itu sendiri, sambungnya, merupakan sebagai upaya dari seluruh unsur TNI untuk meningkatkan kemampuannya di berbagai hal dalam kaitannya mengemban tugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga ke depannya untuk TNI AU khususnya akan semakin maksimal sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman. “Selamat jalan happy leanding” demikian ucapan terakhir dari komando memberikan semangat pada air crow.

(dispenau/sir)

Sumber : KLIK DISINI

PT. DIRGANTARA INDONESIA BAKAL KEMBANGKAN PESAWAT UDARA NIR AWAK (PUNA/UAV)

PT DI Bakal  kembangkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA)

Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta :  PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) akan serius menjajaki pesawat tanpa awak yang sudah dirintis empat tahun silam. Pesawat Udara Nir Awak (PUNA/UAV) ini akan digunakan untuk pengawasan dan pengintaian di daerah perbatasan.

Andi Alisjahbana, Director of Technology and Enginerring Development PT. DI, mengatakan pesawat tanpa awak ini sudah mulai diproduksi pada tahun ini pesawat ini akan segera dibeli Kementerian Pertahanan RI terutama oleh satuan TNI-AU (Angkatan Udara).

"Tahun ini sudah ada 3 pesanan dari TNI-AU, mudah-mudahan akan berkembang, kita targetkan pesawat ini akan mencapai 1 Skuadron dalam beberapa waktu ke depan," katanya di Jakarta, Senin (29/04/2013).

Ia mengatakan pesawat ini sudah dikembangkan berdasarkan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT. DI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT.LEN Diharapkan sinergi diantara ketiganya akan menghasilkan pesawat yang membantu mengatasi permasalahan senjata militer di TNI.

"Ini merupakan solusi karena dapat digunakan sebagai pengawasan darat selain itu teknologi kamera dapat mengambil data dan mengirimkannya di darat, maka dari itu pesawat tanpa awak ini akan dikembangkan dalam kedepannya," katanya.


Sepesifikasi Teknis PUNA BPPT01A-200-PA7 Wulung :
1. Tipe : Low Boom
2. Bentang sayap : 6,34 meter
3. Berat : 60 Kg
4. Berat muatan : 25 Kg
5. Lepas landas : 130 Kg
6. Kecepatan Jelajah : 55 Knot
7. Ketahanan Terbang : 4 jam
8. Jarak Jelajah : 200 Km
9. Ketinggian : 12.000 ft
10. Jarak kepas Landas : 300 m
11. Pendaratan : darat
12. Sistem prolusi : mesin bensin dua tak,max 22 HP
13. Muatan ; Kamera video
14: Sistem Kendali : Manual, Autopilot

Sumber : KLIK DISINI