Jumat, 12 Juli 2013

ANGGARAN PERTAHANAN INDIA BISA KALAHKAN INGGRIS

Foto : Pasukan India (kootation)

Jihad-Defence-Indonesia - LONDON : Menurut laporan dari salah satu perusahaan analisa pertahanan di Inggris, anggaran pertahanan India dinilai bisa melampaui anggaran pertahanan Inggris. Anggaran pertahanan Inggris memang dipastikan akan terus berkurang dalam tahun ke tahun.

IHS Jane's memprediksi, dalam waktu empat tahun, India bisa mengalahkan Inggris dalam hal anggaran pertahanan. Anggaran militer Inggris dipastikan menurun hingga berada di bawah Rusia dan India.

Seperti diketahui, India mengalokasikan dana sebesar USD 44,2 atau sekira Rp. 44 Triliun (Rp. 9.965 per USD) untuk pertahanan dalam tahun ini. Jumlah itu dipastikan meningkat menjadi USD 66,3 miliar (Rp. 66 Triliun) pada 2020. Demikian, seperti diberitakan Manorama Online, Kamis (11/6/2013).

Keputusan Inggris memotong anggaran pertahanannya disebabkan karena krisis utang. Lembaga kajian Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) juga sepakat dengan laporan IHS Jane's mengenai anggaran militer Inggris.

SIPRI juga menyinggung sejumlah masalah perekonomian seperti inflasi, dan fluktuasi mata uang yang bisa membuat suatu negara menurunkan anggaran pertahanannya. SIPRI sepakat, pada 2016 anggaran militer Inggris dan India akan berada dalam nominal yang sama.

Meski demikian, laporan dari IHS Jane's ditantang oleh Kementerian Pertahanan Inggris. Menurut Inggris, laporan itu tidak berdasarkan fakta. Inggris berkeras mengatakan, anggaran pertahanan itu sudah diukur sedemikian rupa. 


Sumber : KLIK DISINI

RUDAL TAEPODONG-2 KOREA UTARA MENGANCAM AMERIKA

Foto : Uji coba misil Korut (Reuters)
Foto : Uji coba Rudal Korea Utara (Reuters)
Jihad-Defence-Indonesia - WASHINGTON : Salah satu senjata Korea Utara (Korut) yang ditakuti oleh Amerika Serikat (AS) adalah Rudal Taepodong-2. Misil itu dinyatakan sebagai salah satu rudal yang cukup kuat.

Laporan dari Pentagon menyebutkan bahwa negeri Komunis Korea baru saja membangun misil balistik antar benua (ICBM) Hwasong-13 dan Taepo Dong-2. Untuk saat ini, Korea Utara masih melanjutkan risetnya guna mempercanggih TaepoDong-2.

Kedua misil itu diyakini bisa menggempur target sejauh 5.500 kilometer. Dan diklaim mampu menyerang Negeri Paman Sam yang letaknya jauh dari Korea Utara.

"Mereka melanjutkan pembaharuan Taepodong-2 (TD-2) dan ICBM baru. Ini menunjukkan bahwa tekad Korea Utara sangat kuat dalam membangun misil jarak jauh," demikian laporan dari Pentagon, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (11/7/2013).

"Korut sudah mengekspor sistem misil balistik itu, dan mereka dipastikan akan melanjutkan ekspor itu juga," lanjut laporan tersebut.

Seperti diketahui, beberapa pengamat militer di Korea Selatan (Korsel) sempat membuat prediksi mengenai perkembangan senjata Korea Utara. Dalam lima tahun ke depan, rudal-rudal itu dipastikan sudah semakin kuat ketimbang saat ini.

Meski demikian, pengamat itu berpendapat pula bahwa perkembangan kekuatan Korea Utara masih bisa dicegah bila dunia berhasil menjegal program nuklir negeri komunis itu.


Sumber : KLIK DISINI

INTELIJEN AMERIKA: PROGRAM RUDAL CHINA PALING AKTIF

Foto: PTI

Jihad-Defence-Indonesia - WASHINGTON : Menurut laporan intelijen Pentagon, militer China memiliki program rudal balistik yang paling aktif di dunia ini. Mereka juga terus meningkatkan kapabilitas senjata nuklirnya, yang sanggup menghantam Amerika Serikat (AS).

Beberapa senjata China yang dikhawatirkan oleh AS adalah misil balistik JL-2 yang ada di kapal selam China. Misil itu menjadi misil pertama yang ditempatkan China di kapal selamnya, dan diprediksi sanggup menghantam beberapa wilayah di Negeri Paman Sam. 

"China memperluas program rudal nya di saat Pentagon memusatkan kebijakan militernya di wilayah Asia-Pasifik. Beberapa senjata China dirancang untuk mencegah akses militer musuh memasuki wilayahnya," demikian laporan dari Pentagon, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (11/7/2013).

"China bisa menyerang AS hanya dengan menggunakan misil balistiknya dalam jumlah yang sedikit, dan beberapa senjata nuklir milik mereka masih bisa berkembang dalam 15 tahun ke depan," lanjut laporan tersebut. 

Pentagon memandang pengembangan teknologi Rudal Balistik China sebagai sebuah tren tersendiri. Negeri Panda juga disamakan dengan negara-negara seperti Korea Utara (Korut), Iran, India dan Pakistan.

Dalam laporan itu, disinggung pula kekuatan senjata Iran yang baru saja memodifikasi rudal jarak menengah Shabab-3. Dengan kemampuan militer yang cukup tinggi, Negeri Persia dinilai sanggup meningkatkan daya jangkau dan akurasi senjata-senjatanya dalam waktu dekat.


Sumber : KLIK DISINI

AMERIKA TETAP KIRIM 4 JET TEMPUR F-16 KE MESIR WALAU PRESIDEN MURSI DIGULINGKAN



Jihad-Defence-Indonesia - WASHINGTON : Amerika Serikat (AS) akan terus dengan rencana pengiriman empat jet tempur F-16 ke Mesir dalam beberapa minggu mendatang, kata sejumlah pejabat pertahanan AS kepada kantor berita Reuters, Rabu (10/7),  walau militer Mesir telah menggulingkan Muhamad Mursi, presiden terpilih negara itu.

Pernyataan para pejabat itu muncul saat Washington tengah berhati-hati dengan tidak menyambut penggulingan atas Mursi atau mencela hal itu sebagai "kudeta militer". AS  hanya mengatakan pihaknya perlu waktu untuk menilai situasi.

Berdasarkan hukum AS, sebuah keputusan yang menyebut penggulingan Mursi minggu lalu sebagai kudeta akan membuat pemerintahan Obama menghentikan bantuan kepada militer Mesir.

Mesir merupakan negara penerima bantuan AS terbesar kedua setelah Israel. Mesir menerima bantuan AS sejumlah 1,5 miliar dollar tahun. Jet-tet tempur itu merupakan bagian dari paket bantuan tersebut, kata seorang pejabat pertahanan AS.

Seorang pejabat pertahanan mengatakan, pengiriman empat F-16 itu akan terjadi pada Agustus. "Saat ini tidak ada perubahan dalam rencana untuk mengiri empat F-16 itu kepada militer Mesir," kata seorang pejabat AS yang lain yang meminta namanya tidak disebutkan.

Kelompok Islamis yang mendukung Mursi, presiden Mesir pertama yang terpilih secara bebas, menyalahkan AS karena membiarkan apa yang mereka sebut sebagai kudeta militer itu. Pemimpin politik sementara dan militer negara itu mengatakan Ikhwanul Muslimin yang merupakan kelompok pendudkung Mursi telah memicu kekerasan ketika warga Mesir turun ke jalan untuk memprotes kebijakan presiden.

Gedung Putih juga menegaskan bahwa jutaan rakyat Mesir menginginkan perubahan dalam pemerintahan dan mengatakan akan menunggu sebelum memutuskan bagaimana menjelaskan penggulingan Mursi. "Kami sedang mengevaluasi bagaimana pihak berwenang menanggapi dan menangani situasi saat ini," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, Rabu.

AS telah mengucurkan 650 juta dollar dalam bentuk bantuan militer kepada Mesir untuk tahun fiskal 2013 yang berakhir pada September, dan bantuan lain senilai 585 juta dollar sedang ditunda, kata seorang pejabat AS. 

Sebanyak delapan F-16 yang lain dijadwalkan akan dikirimkan pada Desember.


Sumber : KLIK DISINI

ARAB SAUDI ARAHKAN RUDAL BALISTIK KE IRAN DAN ISRAEL

Foto: AFP

Jihad-Defence-Indonesia - RIYADH : Arab Saudi diduga mengarahkan rudal balistik yang mereka miliki ke Iran dan Israel. Kecurigaan itu terkuak dari citra satelit yang diperlihatkan oleh seorang pengamat militer.

Foto yang dianalisis oleh ahli dari IHS Jane's Intelligence Review menunjukkan pangkalan militer yang berisi rudal jarak jauh yang tersembunyi di sebuah gurun yang berada di wilayah Arab Saudi. Rudal-rudal itu memiliki kemampuan untuk menghantam Iran dan Israel.

Pengamat yang memeriksa foto itu menemukan dua tempat peluncuran rudal dengan arah ditujukan ke Tel Aviv di Israel dan peluncur lainnya mengarah ke Teheran, Iran. Lokasi itu didesain untuk truk peluncur rudal DF 3 yang dimiliki oleh Negeri Kaya Minyak itu. Demikian diberitakan Telegraph, Kamis (11/7/2013).

Rudal DF 3 diketahui memiliki jarak tempuh antara 1.500 hingga 2.500 mil dan mampu membawa dua ton peledak. Sementara pangkalan rudal itu diyakini sudah dibangun dalam waktu lima tahun terakhir dan menunjukkan pertimbangan strategis dari Arab Saudi, jikalau pecah ketegangan di wilayah Teluk.

Meskipun Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel, kedua pihak diketahui membangun hubungan lewat jalur komunikasi tersembunyi. Komunikasi terselubung itu ditujukan untuk mempromosikan stabilitas di wilayah Teluk.

Baik Arab Saudi dan Israel sama-sama memiliki musuh yang sama yakni, Iran. Selama ini, Iran dianggap sebagai saingan utama Arab Saudi untuk mendapatkan pengaruh di wilayah Teluk. Para ahli mengkhawatirkan, jika Iran memiliki senjata nuklir maka Arab Saudi akan berusaha memiliki teknologi yang sama.

Pengamat dari IHS Jane's yakin bahwa Arab Saudi saat ini terus memperbaharui teknologi rudal mereka. Meskipun rudal DF 3 yang dimiliki sejak 1980, mampu membawa hulu ledak nuklir.


Sumber : KLIK DISINI 

TAHUN INI RUSIA TERIMA 36 KAPAL PERANG BARU


Korvet siluman kelas Steregushchy
Korvet siluman kelas Steregushchy (bawah) (Foto via russianmilitaryphotos.wordpress.com)
Jihad-Defence-Indonesia - MOSCOW : Pada tahun 2013 ini, Angkatan Laut Rusia akan menerima 36 kapal perang baru. Jumlah penerimaan yang besar dalam satu tahun dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Rusia, Panglima Angkatan Laut Rusia, Laksamana Madya Alexander Fedotenkov, mengatakan pada hari Minggu, 7 Juli 2013. "Di tahun ini, 36 kapal perang, kapal serangan cepat dan kapal pendukung akan bergabung dengan Angkatan Laut Rusia. Ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Fedotenkov di Maritime Defense International Show di St Petersburg, Rusia.

Kapal perang Angkatan Laut Rusia sekarang melakukan semua misi di seluruh samudera dunia, dengan lebih dari 60 kapal perang saat ini yang berada di laut, katanya.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada bulan Maret lalu bahwa Angkatan Laut Rusia akan menerima 24 kapal selam dan 54 kapal perang dari berbagai kelas pada tahun 2020.

"Sebagai hasil dari pelaksanaan program mempersenjatai kembali negara untuk tahun 2020, angkatan laut akan menerima delapan kapal selam strategis bertenaga nuklir,16 kapal selam multiguna dan 54 kapal perang dari berbagai kelas," kata Shoigu.

Delapan kapal selam rudal strategis terdiri dari tiga kapal selam kelas Borey dan lima dari kelas Borey-A yang dipersenjatai dengan rudal balistik Bulava. Enam belas kapal selam multiguna meliputi delapan kapal selam serang kelas Graney bertenaga nuklir (SSN) dan kapal selam dari kelas Kilo dan Lada yang bertenaga diesel-listrik.

Selain kapal selam, Angkatan Laut Rusia juga akan menerima frigat kelas Admiral Gorshkov dan korvet siluman kelas Steregushchy, korvet kelas Buyan dan kapal pendaratan besar dari kelas Ivan Gren.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada tahun lalu bahwa pengadaan kapal perang dan kapal selam baru untuk Angkatan Laut akan menjadi prioritas selama dekade kedepan. Khusus untuk tujuan ini, Pemerintah Rusia telah mengalokasikan lima triliun rubel (US$166 miliar) atau seperempat dari seluruh anggaran pengadaan persenjataan hingga tahun 2020.

Sumber : KLIK DISINI

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI TINJAU PERKEMBANGAN KAPAL TANKER PESANAN TNI

armabar-sub

Jihad-Defence-Indonesia - JAKARTA : Kepala Badan Sarana dan Pertahanan Kementrian Pertahanan RI (Kabaranahan Kemhan) Laksamana Muda (Laksda) TNI Rachmad Lubis beserta rombongan melaksanakan kunjungan kerja ke wilayah kerja Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Banten dan diterima  oleh Komandan Lanal Banten Kolonel Laut (P) Eko Yuri Andriantoro.

Kedatangan Kabaranahan Kemhan beserta rombongan tersebut dalam rangka  peninjauan pembuatan Kapal jenis Bantu Cair Minyak (BCM) TNI Angkatan Laut yang dibuat di galangan kapal yang berada di Serang Banten.

Kabaranahan Kemhan dalam kunjungan tersebut untuk melihat tahap perkembangan pembangunan kapal Bantu Cair Minyak (BCM I) yang sudah dimulai sejak penandatanganan berita acara pembangunan dan pengelasan lunas pertama Kapal BCM di galangan kapal pada tahun 2012.


armabar-tengah

Kegiatan peninjauan diawali dengan paparan secara garis besar pentahapan proses pembangunan kapal dilanjutkan dengan peninjauan secara langsung ke galangan kapal mulai dari pengelasan  sampai dengan pembuatan bagian material bangunan kapal.

Turut mendampingi Kabaranahan Kemhan dalam kunjungan, Kepala Bidang (Kabid) Matra Laut Kemhan, Perwira Pembantu Material Slog Angkatan Laut (Paban I Mat Slogal), Kasubdis Matkaban Dismatal, Kasubdis Adalut Disadal dan Kasubdis Dalada Disadal serta Staf Pimpinan galangan mitra kerja di Banten.

Sumber : KLIK DISINI

TNI-AU SIAP OPERASIKAN SKADRON UAV DI PERBATASAN


Jihad-Defence-Indonesia - PONTIANAK : Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Supadio Kolonel Pnb Ir Novyan Samyoga beserta pejabat Lanud Supadio menerima kedatangan tim Kemhan di ruangan komandan Lanud Supadio, Kamis.

Kunjungan selama dua hari tersebut juga dimanfaatkan tim Kemhan dan Lanud Supadio untuk menjelaskan paparan kesiapan Tim Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia mempersiapkan operasi PTTA (Pesawat Terbang Tanpa Awak/Kendaraan Tanpa Berawak) yang diketuai oleh Kolonel Laut (P) Aripudin.

Untuk membentuk skadron baru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, mulai dari fasilitas yang dimiliki Lanud Supadio, fasilitas Skadron UAV atau PTTA, training area Skadron Udara 1, maupun persyaratan yang lain.

Komandan Lanud Supadio menegaskan, keberadaan Pangkalan TNI Angkatan Udara Supadio di Kalimantan Barat sangat bernilai strategis, karena wilayah perbatasan dengan negara lain tentunya memerlukan suatu kesiapsiagaan yang sifatnya terus menerus dan berkesinambungan.

"Sehingga apabila ada tindakan pelanggaran oleh negara lain dapat diketahui sejak dini dan selanjutnya dapat dicegah," kata Kolonel Pnb Ir Novyan Samyoga, Kamis (11/7/2013).

Berkaitan dengan hal tersebut, Pontianak yang sekaligus menjadi pintu gerbang Kalimantan Barat perlu kiranya mendapat perhatian jika dipandang dari segi pertahanan dan keamanan.

Kunjungan dari Kementrian Pertahanan RI tersebut juga akan dimanfaatkan untuk melihat secara langsung kondisi infrastruktur di Lanud Supadio.

Sumber : KLIK DISINI

KEBIJAKAN MEF TNI DAN SEGALA TANTANGANNYA


Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Bila kita membicarakan MEF atau Minimum Essential Force sejauh ini selalu mengundang kontroversi. Kontroversi akan selalu muncul, selama tidak ditemukan acuan bakunya. Acuan baku dalam hal ini adalah, terminologi minimum, yang pasti akan mengandung makna minimum dari atau terhadap apa. Essential Force, dapat saja diartikan sebagai kebutuhan sebenarnya dan atau kebutuhan yang merupakan inti atau esensi dari kebutuhan itu sendiri. Dalam bayangan, maka essential force adalah kebutuhan riil dari satu kekuatan yang ingin dibangun. Bila itu memang sudah ada, maka dipastikan essential force akan berujud atau seyogyanya berujud sebagai Master Plan dari satu kekuatan inti Angkatan Perang yang diinginkan. Pertanyaannya adalah, apakah Master Plan tersebut sudah ada. 

Sejauh ini, maka MEF memberikan kesan, satu program pembentukan kekuatan minimal bagi Angkatan Perang kita. Minimum dalam hal ini lebih terkesan disebabkan oleh keterbatasan dana yang tersedia. Lebih jauh lagi, selama ini MEF juga mengesankan bertujuan hanya kepada pengadaan atau procurement dari alat utama sistem senjata (alutsista)  TNI. MEF yang diakibatkan oleh keterbatasan dana dan hanya “seolah-olah” berbicara masalah pengadaan alutsista, juga terkesan masih mandiri terdiri dari masing-masing Angkatan. Paling tidak, dari pengamatan selama ini belum terlihat benar keterpaduan dalam perencanaan yang direfleksikan pada pengadaan alutsista tersebut.
 


Selain tidak mengesankan keterpaduan, terlihat pula bahwa penggunaan dana dalam pengadaan alutsista terkesan juga terkonsentrasi pada pembelian saja. Dalam hal ini, tidak terlihat dengan jelas, bagaimana dukungan dana pemeliharaan sebagai akibat dari pengoperasian peralatan alutsista tersebut. Hal ini, sangat mudah terlihat kemudian dari “kesiapan” alutsista pasca pengadaan selesai dilakukan. Demikian pula tidak tergambar dengan baik, proses dari “related program” sebagai aliran dari proses pengadaan satu sistem senjata. Misalnya, paket pelatihan sdm terkait dan pengadaan peralatan dukungan, baik operasional maupun pemeliharaan.

Master Plan

Satu “postur kekuatan perang”, seyogyanya tertuang dalam sebuah Master Plan yang berjangka panjang , bernilai strategis, komprehensif, berkelanjutan dan merefleksikan keterpaduan matra dalam konteks “combat readiness” yang diinginkan sesuai tugas pokok yaitu menjaga kedaulatan Negara. Hal ini biasanya adalah merupakan bagian inti dari satu sistem pertahanan satu Negara, yang mengalir dari kebijakan nasional Negara (National Interest). Dalam mencapai tujuannya, satu Negara akan berhadapan dengan dua aspek yang pokok yaitu Security dan Prosperity. Didalam aspek Security inilah, sistem pertahanan Negara biasanya dituangkan yang nantinya akan berujud antara lain susunan unsur tempur atau postur Angkatan Perang yang dirumuskan kedalam satu pola yang dikenal dengan terminology “combat readiness”.

Perbatasan Kritis / Critical Border

Dalam format yang sederhana, pertahanan satu Negara adalah laksana pagar dari satu rumah kediaman, dalam kerangka mengantisipasi bahaya ancaman yang datang dari luar. Itu sebabnya, maka setiap Negara akan berusaha membangun pagar keamanan bagi negaranya didaerah perbatasan Negara. Sejarah dunia mencatat bahwa lebih dari 60 % penyebab perang adalah sengketa perbatasan atau “border dispute”. Pada kenyataannya, tidaklah mungkin satu Negara membangun pagar di sepanjang kawasan perbatasannya. Maka yang menjadi prioritas adalah daerah perbatasan yang kritis (Critical Border) yang dibangun pagarnya. Sekedar contoh, tembok China, tembok Berlin dan SDI nya Ronald Reagan adalah pagar dan atau pagar imajiner yang dibangun disepanjang kritikal border dalam menjaga keamanan dan pertahanan Negara terhadap kemungkinan datangnya ancaman yang mungkin terjadi. Kesemua itu adalah bagian yang utuh dari upaya satu Negara menjaga kedaulatannya, kehormatannya sebagai satu Bangsa. Di darat, banyak masalah yang dihadapi di daerah perbatasan di Kalimantan, Papua dan beberapa tempat lainnya. Di Laut, kita berhadapan dengan banyak masalah pencurian kekayaan laut kita yang sangat luas itu, serta banyaknya Nelayan kita yang ditangkap oleh pihak keamanan Negara lain diwilayah perairan kita sendiri. Di udara begitu banyak masalah penerbangan liar yang tidak sanggup kita awasi dan atasi dengan baik, sementara beberapa bagian wilayah udara kedaulatan kita berada dalam “pengaturan” Negara lain atas nama “International Aviation Safety Standard”. Itu hanyalah beberapa topik yang sangat mudah untuk diangkat dalam konteks “ancaman terhadap kedaulatan Negara” kita.

Disisi lain, Negara Republik Indonesia sebagai sebuah Negara kepulauan yang terbesar di dunia dengan garis pantai yang terpanjang, alangkah tidak mungkin kita dapat memagari seluruh kawasan perbatasan negeri ini. Lalu bagaimana dan dimana kritikal border yang harus menjadi prioritas untuk segera di pagari. Beberapa pertimbangan berikut ini, akan membawa kita kepada satu kesepakatan, dimana gerangan letak dari daerah perbatasan kritis dari Negara kesatuan Repubblik Indonesia. :

90 % Global transportasi komersial diangkut melalui Laut, dengan jumlah kapal kargo yang mencapai jumlah lebih kurang 53.000 kapal cargo.

Lebih dari separuh angkutan laut komersial dunia melewati Selat Malaka, Selat Sunda/Karimata dan Selat Lombok/Makassar.

Perkiraan kasar dari aktifitas angkutan laut adalah terdiri dari :
80 % China Crude Oil imports
60 % Japan, Korsel dan Taiwan energy supplies.
Sementara itu, sebagai catatan, Oil transportation yang melewati Selat Malaka lebih dari 6 kali lipat terusan Suez.

Khusus untuk lalu lintas di Selat Malaka :
Setiap harinya lebih dari 3000 kapal niaga yang melintas.
Dikawasan ini dilaksanakan Jointly patrolled oleh Negara-negara kawasan terkait yaitu RI,Thailand, Malaysia dan Singapura.

ALKI yang paling dalam dan paling luas adalah yang terletak di : Selat Makassar – Lombok/Wetar (ALKI IIIA/B/C) yang posisinya berada di Selatan Timur Indonesia.
Nah, uraian tersebut dengan sangat gamblang mengantarkan kita kepada kesimpulan bahwa perbatasan kritis kita adalah yang terletak di Selat Malaka dan di daerah perairan Selatan Timur.

Prioritas Kekuatan yang harus dibangun

Dari kenyataan yang ada, kedua kritikal border tersebut adalah merupakan daerah perairan yang rawan. Ditambah lagi Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia memiliki garis pantai paling panjang yaitu 54.716 Km. Dengan demikian, bila kita ingin membangun pagar pada kritikal border tersebut, maka tidak bisa tidak kita harus berorientasi kepada kekuatan armada laut. Sekedar catatan sejarah yang patut dicermati, bahwa :

“Sejak Dahulu kala, Runtuhnya Negara Pantai di South East Asia oleh kekuatan Barat, adalah karena lemahnya kekuatan laut yang dimiliki dalam menghadapi armada laut Negara-negara Eropa (kolonial)” 
Kesimpulan ikutannya adalah , sesudah disepakati bahwa We Need Sea Power ! maka harus senantiasa diingat bahwa Sea Power will be Nothing without Air Power, without Air Superiority. (Ingat Tragedi Laut Aru) 

Ancaman dari Udara 


Dalam membangun kekuatan udara yang antara lain bertugas memberikan payung perlindungan bagi pelaksaan tugas armada laut, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan. Salah satu adalah bahwa uniknya ancaman yang akan datang dari Udara sifatnya selalu berupa : Omni Directional Threat, yang dapat datang dari segala penjuru. Contoh fatal dari jebolnya ancaman yang datang dari udara dapat dipelajari pada peristiwa serangan besar-besaran armada Udara Angkatan Laut Kerajaan Jepang ke Pearl Harbor 7 Desember 1941 dan peristiwa 911 yang menyerang Washington dan New York di tahun 2001 yang lalu.. Khusus peristiwa 911, kejadian tersebut telah memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam konteks yang ternyata ancaman bisa juga datang dari aktifitas yang tidak terduga yaitu operasional dari penerbangan sipil. 
Civil Aviation, ternyata juga sudah masuk dalam kategori “potential threat”. Dari sinilah kemudian muncul penataan ulang dalam banyak Negara di dunia dalam pengaturan lalu lintas penerbangan dengan melebur Civil – Military Air Traffic Flow Management System, dalam satu wadah pengorganisasian pertahanan Negara. Itu pula sebabnya kemudian isu dari pengaturan penerbangan sipil dan masalah FIR Singapura yang tengah kita hadapi haruslah dipandang sebagai satu masalah serius yang sangat penting dalam konteks pertahanan Negara. 
Dia sudah bukan lagi menjadi domain nya Kementrian Perhubungan belaka, namun sudah harus menjadi bagian lintas institusi yang terintegrasi dari tugas-tugas Kementrian Luar Negeri, Kementrian Pertahanan, Kementrian Dalam Negeri dan tentu saja Mabes TNI serta jajaran Pertahanan Udara Nasional. Sebab yang paling utama adalah karena kawasan tersebut berada tepat di kritikal border. 
Daerah perbatasan kritis, yang secara alamiah selalu menjadi tempat berlatihnya kekuatan perang dalam mempersiapkan dan memelihara “combat readiness”. Kawasan perbatasan, terutama kawasan perbatasan kritis adalah tempat yang harus menjadi lokasi yang “familiar” dari kekuatan unsur tempur Angkatan Perang suatu Negara. “Border Dispute” selalu berawal dari daerah perbatasan yang kritis.

Dengan bentuk yang unik, Indonesia sebagai satu Negara kepulauan yang terletak pada posisi strategis, serta memetik pelajaran dari sejarah peperangan yang pernah terjadi dimuka bumi ini, maka keterpaduan matra dalam hal ini Darat, Laut dan Udara adalah merupakan pilihan yang mutlak dalam konteks perencanaan pembangunan kekuatan yang efisien.

Organisasi

MEF, selayaknya tidak hanya terfokus kepada proses pengadaan alutsista belaka, akan tetapi juga harus menyentuh sistem senjata secara utuh dan mekanisme kerja yang bertopang kepada pengorganisasian dari postur satu Angkatan Perang. Dalam hal ini adalah Angkatan Perang Negara Kepulauan terbesar di dunia. Beberapa hal patut dipetimbangkan dengan tujuan efisiensi antara lain mengenai keberadaan Mabes TNI dan juga organisasi Angkatan Udara yang terpisah dari unit tempur sistem pertahanan udara nasionalnya. Hal ini selalu akan berhubungan dengan sekali lagi efisiensi penyiapan “Combat Readiness” yang akan berpengaruh besar kepada sistem komando dan pengendalian, kesiapan sdm dan alusista yang digunakan. Efisiensi disini akan sangat mempengaruhi pula penggunaan anggaran yang memang sudah terbatas itu.
http://media.viva.co.id/thumbs2/2012/10/05/174207_hut-tni-ke-67-di-bandara-halim-perdanakusuma_663_382.jpg

Industri Strategis 

Pemberdayaan industri pertahanan strategis merupakan satu hal yang harus mutlak dilakukan. Dalam hal ini subsidi yang penuh dari pemerintah adalah merupakan masalah yang tidak dapat dihindari. Mengamati apa yang terjadi di beberapa Negara maju, maka satu industri strategis bidang pertahanan haruslah dimulai dengan membuat satu produk unggulan yang digunakan oleh Angkatan Perangnya sendiri. Penggunaan satu produk dengan fokus kepada pengembangannya di dalam negeri sendiri, biasanya akan dapat memancing Negara sahabat untuk juga menggunakannya. 
Dalam hal ini contoh yang sangat bagus adalah produk IPTN, atau PTDI sekarang ini yang berupa pesawat terbang CN- 235. Penggunaan yang cukup luas dimulai di dalam negeri sendiri telah merangsang beberapa Negara seperti Malaysia, Korea Selatan dan Thailand untuk menggunakannya juga. 
Patut diingat bahwa bertambahnya jumlah produksi satu pesawat akan sekaligus beriring dengan proses penyempurnaan dari produk tersebut. Semakin banyak digunakan, satu produk pesawat akan bergulir pula proses penyempurnaannya, seirama dengan banyaknya pula masukan berkait dengan permasalahan yang dihadapi dilapangan. 
Proses inilah yang akan berujud snowball yang bergulir, melibatkan banyak pihak-pihak lainnya yang terkait dengan produk pesawat terbang tersebut. Misalnya saja, CN-235 yang tadinya hanya untuk pesawat angkut ringan, telah berkembang dengan beberapa variantnya seperti Patroli Maritim, pesawat VIP dan juga sebagai pesawat multi guna seperti peran pembuat hujan buatan dan lain sebagainya. 
Sayangnya keberlanjutan produk CN-235 ini terhenti sejak PTDI mulai berkonsentrasi kepada produk-produk lain. PTDI kini semakin tidak jelas arahnya, apakah ingin menjadi pabrik pesawat, asembling atau sekedar pembuat komponen saja. Dalam penyusunan rencana strategis, maka peran PTDI akan sangat dibutuhkan terutama dalam hal efisiensi pembangunan kekuatan dan system persenjataan.

Think Tank

Satu hal yang sangat penting dipikirkan adalah mengenai pusat kajian perang yang melibatkan pihak-pihak terkait bidang pertahanan Negara. Proses penelitian dan pengembangan yang sudah ada di Angkatan masing-masing, kiranya sangat memerlukan masukan dari berbagai pihak stake-holder pertahanan Negara. 
Dalam hal ini perlu dipikirkan pula mengenai ingentarisasi nara sumber untuk memperoleh pemikiran-pemikiran tambahan yang akan dapat diharapkan melengkapi proses perencanaan strategis. Di beberapa Negara, keberadaan para purnawirawan dan para purna-tugas institusi tertentu, (selain para akademisi berbagai pergururan tinggi), yang masih perduli terhadap pengabdiannya kepada Negara ditampung dalam satu wadah Think Tank yang berada dibawah Kementrian Pertahanan. 
Bahkan di Amerika dan banyak Negara Dominions Inggris, banyak Purnawirawan yang tetap didudukkan dalam beberapa badan Negara untuk dapat membantu keberlanjutan dari perencanaan strategis dibidang pertahanan.
Di Malaysia dan juga di Australia hal tersebut dikembangkan dengan serius bahkan sampai kepada kelembagaan semi-formal. Di Australia dikenal satu badan Think Tank dari Kementrian Pertahanan bernama Kokoda Foundation yang sangat aktif memberikan masukan kepada pemerintahnya.

Keuntungan dan kerugiannya tetap ada, yaitu seorang purnawirawan biasanya dituduh sebagai, mengapa baru omong sekarang, dulu waktu aktif ngapain saja? Patut disadari, bahwa dengan beberapa batasan seperti hierarki, etika dan kepatutan seorang perwira aktif akan sangat sulit untuk dapat mengemukakan pemikiran-pemikirannya dengan leluasa. 
Sebaliknya di saat sudah purnawira, seorang perwira menjadi relatif lebih bebas untuk bisa “mengkritik” apa yang dilihat dan dipikirkannya yang berbasis dari pengalaman panjang penugasannya. Dengan berpikir positif, justru keperdulian dari tidak banyak perwira yang masih mau menyumbangkan pemikiran-pemikirannya itu akan sangat berguna dimanfaatkan sebagai salah satu narasumber yang cukup relevan.

Penutup

Kiranya, dalam proses penyempurnaan dalam merumuskan MEF, diharapkan dapat dipertimbangkan beberapa hal, antara lain keberadaan Master Plan yang berada dalam tingkat strategis dan berjangka panjang dan tepat sasaran. 
Demikian pula didalam kerangka keterpaduan Matra sudah saatnya memberikan porsi yang lebih besar kepada peran Angkatan Laut dan Udara sesuai dengan anatomi dari ujud sistem pertahanan satu Negara berbentuk kepulauan. 
Demikian pula berkenaan dengan berbagai masalah ancaman kedaulatan yang kerap dihadapi selama ini. Selain itu, pemberdayaan industri strategis pertahanan harus benar-benar dikelola dengan cermat sesuai kebutuhan nyata dari satuan TNI. 
Untuk mendapatkan bahan masukan yang relevan, tidak ada salahnya mempertimbangkan pemikiran-pemikiran yang masih ada dari banyak pihak terkait, sebagai salah satu sumber informasi yang kompeten.

Sumber : KLIK DISINI

Kamis, 11 Juli 2013

BERITA FOTO: LATIHAN BATALYON INFANTERI 514/RAIDER KOSTRAD


 
Jihad-Defence-Indonesia - Bondowoso : Sejumlah prajurit Batalyon Infanteri 514/Raider Kostrad bersiap terjun dengan teknik "Rapeling" dari heli Bell 205 dalam latihan pemeliharaan di Bondowoso, Jawa Timur, Selasa (9/7). 

Latihan tersebut untuk memelihara kualitas prajurit Raider, dengan materi fast roping, rappeling, dan latihan Rawa, Laut, Sungai dan Pantai (Ralasuntai). 


Sumber : KLIK DISINI

TIM ARTILERI PERTAHANAN UDARA TNI-AD BELAJAR PELATIHAN SIMULATOR ARTILERI PERTAHANAN UDARA DI AUSTRALIA



Jihad-Defence-Indonesia - WOODSIDE, AUSTRALIA : Kedatangan lima anggota Korps Arhanud ke 16 Air Land Regiment (ALR)  di Woodside, Australia Selatan,  pada 9 Juni 2013 telah membuka babak baru yang menarik dalam hubungan bilateral TNI-AD dan Angkatan Darat Australia. 

Kominalitas dalam alutsista arhanud antara TNI-AD dan Angkatan Darat Australia merupakan kesempatan emas untuk memperluas hubungan bilateral.


Kelima personil TNI-AD tersebut, yang terdiri dari anggota Pussenarhanud, Pusdikarhanud dan Divsi 2 Kostrad, dipimpin oleh KAPT Naharuddin, menghabiskan minggu tersebut di 16 ALR dengan mengikuti berbagai macam kegiatan pelatihan. 

Setelah sambutan dan arahan mengenai peran, misi dan struktur 16 ALR oleh Wadan 16 ALR, Mayor Marc Plummer, kontinjen TNI-AD diberi pengarahan orientasi dan demonstrasi tentang penggunaan Advanced Air Defence Simulator (AADS) yang terletak di pangkalan 16 ALR. 




Selama satu minggu di barak Woodside, tim Arhanud TNI-AD mendapat pelatihan selama dua hari penuh menggunakan AADS, melaksanakan berbagai skenario realistik dalam sebuah lingkungan yang dirancang untuk menguji kemampuan setiap anggota detasemen RBS-70 mulai dari penembak, komandan hingga operator. 

Menggunakan AADS tersebut, kontingen TNI-AD berpartisipasi dalam skenario tempur arhanud udara yang sangat realistik. Pelaksanaan setiap skenario direkam, dan hasil kinerja seluruh anggota satbak dianalisa agar kinerja etus naik dengan setiap skenario. 

Tim Arhanud TNI-AD juga juga ditunjukkan cara untuk memproduksi dan merancang skenario mereka sendiri dengan menggunakan AADS, agar pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi mereka.

Tingkat keahlian ketepatan, kecepatan bidik dan kerjasama antar kelompok meningkat secara dramtis selama dua hari tersebut. Mereka mampu meningkatkan efisiensi sebagai komandan dan anggota satbak RBS-70 secara signifikan. 


Kelompok TNI-AD tersebut sangat terkesan dengan bagaimana AADS memungkinkan mereka meningkatkan keahlian mengoperasikan satbak arhanud buatan Swedia tersebut, sebagaimana juga keahlian dalam kesiagaan prioritisasi target dan situasi. “Sistem ini telah mengijinkan kami untuk melatih segala segi satbak rudal arhanud” kata KAPT Nahruddin, “karena sangat realistik dan sangat berharga dibandingkan dengan pelatihan simulator standar” tambahnya.
Tim Arhanud juga ambil kesempatan untuk melakukan pembahasan profesional terkait dengan penggunaan sistem rudal arhanud RBS-70 pada khususnya, dan hal-hal arhanud pada ummumnya dengan perwira dan bintara arhanud Angkatan Darat Australia. Selama satu minggu kontingen TNI-AD tinggal di mess perwira 16 ALR, dengnan pertukaran keahlian arhanud yang lumayan banyak atara pakar arhanud TNI-AD dan Angkatan Darat Australia. 


Disamping  AADS, kontingen TNI-AD juga diberi kesempatan untuk menggunakan Sistem Simulasi Pelatihan Senjata Weapons Training Simulation System (WTSS). Sistem simulasi persenjataan ringan tersebut digunakan untuk melatih personil Angkatam Darat Australia dalam cara menembak dan pemakaian senjata senapan dan senapan mesin.

 Kontigen TNI-AD melakukan beberapa latihan tembak dengan menggunakan F-88 Austeyr dan senapan mesin MAG 58. Latihan tersebut dilengkapi dengan pelaksanaan latihan skenario dimana petembak-petembak harus menampik serangan infantri terhadap sebuah posisi defensif. Mereka juga ikut olahraga militer dengan prajurit 16 ALR, termasuk menjalani halang rintang di atas kolam renang.

Namun kunjungan mereka tidak selalu diisi dengan pelatihan. Mereka juga menjalani beberapa kegiatan kultural, termasuk tamasya ke sebuah desa bersejarah bernama Hahndorf yang tidak jauh dari pangkalan 16 ALR di Woodside.

 Mereka juga mendapat kesempatan untuk mengenal lebih dekat cagar alam Australia dengan kunjungan ke Cleland natural wildlife park. Kelompok tersebut sangat menikmati waktu berinteraksi dengan binatang-binatang khas Australia seperti kangguru, koala, emu dan wombat.

Pada hari Jumat, Kontingen TNI-AD melaksanakan Sholat Jumat di mesjid tertua di Australia yaitu Central Adelaide Mosque, yang dibangun pada tahun 1888. Mereka juga diberi kesempatan menikmati budaya lokal Australia yaitu makan malam barbeque di sebuah pertanian khas Australia di Adelaide Hills. Mereka memasak barbeque dimana setelah itu mereka duduk mengelilingi api unggun dan menikmati roti dampa.

Sumber : KLIK DISINI

KOARMABAR TERIMA PELATIHAN KONTROL PENEMBAKAN RUDAL C-705


Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Komandan Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkatarmabar) Kolonel Laut (P) Dafit Santoso beserta Para Komandan Unsur serta Perwira Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang sandar di dermaga Tanjung Uban 

menerima paparan dari Tim Inspektor Pelatihan Combat System dan pelatihan Fire Control System Rudal C-705 di ruang rapat Satkat Koarmabar, baru-baru ini.     

Tim inspektor dan peserta pelatihan Combat System dan Fire Control System Rudal C-705 berjumlah 26 personel yang diambil dari personel KRI Jajaran Satkat Koarmabar yaitu KRI Clurit-641 dan KRI Kujang-642. 

 Dalam kesempatan tersebut Tim Inspektor menyampaikan tentang hasil pelatihan yang diperoleh selama di Cina kepada seluruh peserta paparan.

Sumber : KLIK DISINI

MAYOR LAUT (P) AGUS SETIAWAN JABAT KOMANDAN KRI BADAU-841

Mayor Laut (P) Agus Setiawan  Jabat Komandan KRI Badau-841




Jihad-Defence-Indonsia - Surabaya : Mayor Laut (P) Agus Setiawan, Rabu (10/7) resmi 
menjabat sebagai Komandan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Badau-841 
menggantikan Mayor Laut (P) Yulis Andreas Lorentus. Serah terima jabatan (Sertijab)
Komandan Kapal perang di lingkungan Satuan Kapal Patroli ini berlangsung di ruang rapat 
Satuan Kapal Patroli (Satrol) Komando Armada Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya.

Serah Terima Jabatan yang dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Kapal Patroli
 (Dansatrol) Koarmatim Kolonel Laut (P) Suhartono itu berlangsung dalam upacara militer 
yang diikuti oleh Perwira, Bintara, dan Tamtama di lingkungan satuan kapal patroli.

Mayor Laut (P) Agus Setiawan, Perwira lulusan Akademi TNI Angkatan Laut (AAL)
 Angkatan 46 ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Komandan KRI Weling-822 jajaran
 Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, sedangkan pejabat lama Mayor 
Laut (P) Yulis Andreas Lorentus, perwira lulusan AAL Angkatan 44, selanjutnya menempati 
jabatan barunya sebagai Kasi Taktik Staf Operasi Satrol Koarmatim.

Komandan Satrol Koarmatim dalam amanatnya antara lain mengatakan sosok seorang 
Komandan bagi suatu satuan operasional sangat mewarnai gerak langkah satuan tersebut, 
karena itu keberhasilan suatu satuan operasi tidak lepas dari kemampuan seorang 
Komandan dalam melaksanakan pembinaan yang terarah, efektif dan efisien serta 
berkelanjutan terhadap anggota yang dipimpinnya.

Lebih lanjut menurut Komandan Satrol, setiap Komandan KRI memiliki tugas dan tanggung
 jawab yang tidak ringan sebagai pembina kesiapsiagaan dan kemampuan Alutsista yang 
diawakinya sehingga setiap saat mampu hadir di laut untuk menegakkan dan 
mempertahankan kedaulatan serta mengamankan keutuhan wilayah perairan yurisdiksi
 nasional.

Sumber : KLIK DISINI

Rabu, 10 Juli 2013

EUROCOPTER, PT. DIRGANTARA INDONESIA DAN HELIKOPTER TNI

Bulgarian Navy AS 565 MB Panther helicopter (photo:deagel.com)
Bulgarian Navy AS 565 MB Panther helicopter.
Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Kabar gembira muncul dari TNI-AL yang konon mempertimbangkan kembali pembelian Helikopter Seasprite yang dikenal bermasalah dan sempat dikeluhkan oleh Angkatan Laut Selandia Baru.
ARC
Impian TNI-AL, Pusat Penerbang Angkatan Laut (Puspenerbal) khususnya memiliki helikopter khusus anti kapal selam masih terus bergulir. Kabar baiknya, Kementrian Pertahanan telah mendengar dan meluluskan permintaan tersebut. Lebih jauh, ARC mendapat info, Kemhan sudah memberikan spesifikasi helikopter yang dibutuhkan kepada 2 pabrikan besar produsen heli anti kapal selam. Namun dari pihak pabrikan sendiri belum mengajukan penawaran. Kemhan sendiri berharap, kontrak bisa dilaksanakan tahun ini juga, sehingga di tahun 2014 diharapkan sudah ada barangnya.

Berbeda dengan kabar sebelumnya, dipastikan kali ini heli Kaman Super Sea Sprite sudah masuk kotak. Kementrian pertahanan RI kini melirik heli AKS yang memang terkenal dan mumpuni. Mereka masing-masing adalah AW-159 Wildcat serta AS-565 Panther. Helikopter AW-159 Wildcat merupakan pengembangan paling mutakhir dari heli Lynx. Sementara heli AS-565 Panther merupakan pengembangan dari seri Dauphin  Eurocopter yang sangat laris.
Dari dua alternatif helikopter tersebut, semoga TNI-AL memilih Eurocopter AS565 MB Panther.

Helikopter TNI-AD
 
Dalam kesempatan lain, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko menyatakan TNI-AD akan membeli 12 helikopter tempur buatan Eropa. Jika merujuk kepada pesanan sebelumnya, kemungkinan helikopter yang diburu TNI-AD adalah Eurocopter AS 550 Fennec.

Eurocopter AS 550 Fennec Multirole buatan Perancis (Jetphoto.net/Javier González)
Eurocopter AS 550 Fennec Multirole buatan Perancis.
Eurocopter
 
Jika TNI-AL memilih Eurocopter AS565 MB Panther, maka rangkaian pengadaan helikopter TNI-AL, TNI-AD  cocok dengan keinginan TNI-AU yang mendatangkan Eurocopter EC725 Super Cougar.

PT. Dirgantara Indonesia telah menandatangani kontrak pembuatan 6 Eurocopter EC725 pada tahun 2011. Menurut Presiden Direktur PT. Dirgantara Indonesia Budi Santoso, kontrak pembuatan 6 Eurocopter EC725 akan mengantarkan industri dirgantara Indonesia ke era baru kerjasama dengan Eurocopter, yang mendorong kemampuan teknologi helikopter PT. Dirgantara Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Sebelumnya sejak tahun 2008, PT. Dirgantara Indonesia memang telah memiliki kontrak dengan Eurocopter  untuk perakitan EC255 dan perakitan taiil booms dan airframe dari EC725.
Eurocopter EC 725 Super Cougar (photo: eurocopter)
Eurocopter EC 725 Super Cougar.

Jika TNI-AL mengambil AS 565 Panther, TNI-AD AS 550 Fennec dan TNI-AU EC725 Cougar yang semuanya berbasis eurocopter, tentu biaya pemeliharaan helikopter semakin murah, karena biaya berkala: suku cadang, rebuild engine dan rotor yang mahal, dapat ditekan. Dengan mengerjakan ketiga jenis helikopter eurocopter tersebut, peluang menghidupkan prototype helicopter serang ringan Gandiwa semakin terbuka dan jelas spesifikasinya. 

Sumber : KLIK DISINI