Kamis, 07 Agustus 2014

INDONESIA INGINKAN RUDAL BRAHMOS INDIA

Rudal BrahMos
Rudal BrahMos 


Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta     

Sejalan dengan visi Perdana Menteri India Narendra Modi untuk ekspor hardware pertahanan, produsen rudal jelajah supersonik BrahMos Aerospace mengatakan bahwa negara-negara Asia dan Amerika Latin Tenggara telah menunjukkan minatnya untuk mengakuisisi sistem senjata jarak 290 km itu dan mungkin India akan mengekspor rudal Brahmos untuk negara-negara sahabat tertentu.

“Beberapa negara Asia dan Amerika Latin Tenggara menginginkan BrahMos, dan menyatakan minatnya untuk itu, terutama untuk angkatan laut dan versi pertahanan pesisir. Sebuah daftar pasti negara-negara peminat sudah ada. Kami mengalami kemajuan dengan strategi pemasaran untuk mengekspor Brahmos ke negara-negara tertentu, yang disetujui oleh pemerintah India dan Rusia, “kata CEO BrahMos Aerospace, Sudhir Kumar Mishra.

“Kami berharap beberapa kontrak ekspor akan ditandatangani dengan negara-negara sahabat untuk India dan Rusia dalam waktu dekat,” katanya dalam sebuah wawancara kepada PTI.

Mishra menolak menyebutkan nama negara-negara yang telah menunjukkan minat terhadap sistem rudal Brahmos, namun sumber Kementerian Pertahanan mengatakan Vietnam dan Indonesia di Asia Tenggara dan Venezuela di Amerika Latin telah menyatakan keinginannya untuk mendapatkan rudal Brahmos.

Sebelumnya, Kepala DRDO Avinash Chander juga telah menyatakan minatnya untuk mengekspor senjata pertahanan untuk negara-negara sahabat.

DRDO dan Rusia NPO Mashinostroyenia (NPOM) adalah mitra dalam patungan dalam membangun BrahMos.

Perjanjian antar pemerintah India dan Rusia dalam pengembangan rudal BrahMos juga menetapkan penggunaan rudal yang canggih ini ke dalam angkatan bersenjata India dan Rusia serta ekspor ke negara-negara sahabat.

Baru-baru ini, Perdana Menteri India telah menyatakan bahwa India sekarang harus bergerak ke arah kemandirian dalam memproduksi senjata dan sistem militer dan juga mencari mengekspor ke negara-negara sahabat.

Ditanya tentang rencana jangka pendeknya untuk pengembangan perusahaan rudal dalam negeri, Mishra mengatakan akan melokalkan pengembangan rudal di India, peningkatan kapasitas produksi yang lebih besar, memenuhi pesanan produksi lebih cepat dari jadwal untuk memastikan pengiriman rudal tepat waktu dan memastikan versi yang berbeda dari rudal BrahMos untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan kekuatan pertahanan termasuk Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Mishra mengatakan kontribusi India sejauh ini hanya untuk sistem panduan navigasi dan sistem kontrol penembakan. “Kita harus fokus pada pengembangan teknologi lokal bagi mesin dan penjejak dari rudal BrahMos,” tambahnya.[TimesofIndia]


Sumber : KLIK DISINI

LOCHEED MARTIN MENGUMUMKAN INISIATIF INDUSTRI RADAR INDONESIA


Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Lockheed Martin (NYSE: LMT) telah meluncurkan inisiatif industri radar Indonesia sebagai bagian dari usaha perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini dalam mendukung agenda Indonesia untuk memordenisasikan dan memperluas jangkauan pengawasan udara Republik Indonesia.

Inisiatif ini mencakup transfer teknologi guna membantu pembangunan industri radar Indonesia, serta kerjasama dengan sejumlah universitas lokal guna mengembangkan sumber daya manusia untuk mendukung inisiatif ini. 


Meningkatkan kemampuan Indonesia untuk membuat beragam komponen radar yang fundamental akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pemasok asing, sekaligus membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.

Lockheed Martin berkomitmen untuk mendukung Indonesia dan rencana revitalisasi industri pertahanannya," ungkap Robert Laing, Eksekutif Nasional, Lockheed Martin, Indonesia. 


"Tujuan kami adalah untuk menciptakan sebuah sektor teknologi dan lapangan pekerjaan yang baru demi menjamin industri yang berkesinambungan di Indonesia."

Lockheed Martin telah bekerjasama dengan Institut Teknologi bandung (ITB) untuk membuat kurikulum engineering teknologi radar. Selain itu, terdapat sejumlah program lainnya, ditambah dengan berbagai seminar teknis dan peluang pendidikan yang tengah berlangsung, seperti pelatihan pemimpin masa depan untuk pengembangan teknologi radar. 


Perusahaan ini juga telah mengintegrasikan kapabilitas manufaktur dengan sejumlah mitra lokal Indonesia, yang telah memulai memproduksi komponen-komponen radar.

Lockheed Martin juga kini tengah bersaing memperebutkan program radar Ground Control Intercept (GCI) Indonesia. 


Jika perusahaan ini berhasil memenangkan program tersebut, maka akan terbuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi mitra-mitra lokal, yang diperkirakan hingga dua juta jam kerja selama masa aktif radar-radar tersebut. 

Para mitra lokal akan mampu memproduksi komponen radar senilai hampir 100 juta dolar tiap tahun.

Pengalaman ekstensif radar pengawasan udara yang dimiliki Lockheed Martin dapat membantu Indonesia menjadmin keamanan dan keselamatan ruang udara baik bagi lalu lintas udara sipil  maupun kedaulatan udara nasional untuk waktu yang sangat lama. Lockheed Martin telah  memproduksi dan mengoperasikan lebih dari 200 radar pengawasan udara di 30 negara. 


Beroperasi  di seluruh dunia selama 24 jam, radar-radar Lockheed Martin beroperasi sepenuhnya tanpa awak dan sebagian besar telah puluhan tahun di dalam kondisi lingkungan terpencil yang keras. 

Tidak ada satupun radar-radar tersebut yang pernah mengalami kerusakan, dan bahkan sebagian besar telah beroperasi dengan baik melampui masa garansi 20 tahun. 

Kehandalan dan umur yang panjang dari radar-radar tersebut adalah hasil dari investasi berkelanjutan Lockheed Martin di dalam teknologi canggih dan komitmen terhadap misi dan kebutuhan para konsumen.

Berpusat di Bethesda, Maryland, Lockheed Martin adalah perusahaan keamanan dan kedirgantaraan  global yang memiliki sekitar 113.000 karyawan di seluruh dunia dan secara khusus terlibat di dalam riset, desain, pengembangan, manufaktur, integrasi, dan pemeliharaan beragam sistem, produk, dan layanan teknologi canggih. Penjualan bersih korporasi untuk tahun 2013 mencapai 45,4 miliar dolar.


Sumber : KLIK DISINI

TNI-AD TERIMA PELUNCUR ROKET MULTILARAS BARU DARI BRAZIL

 MLRS Astros II (Jojocircus)


Jihad-Defence-Indonesia - JAKARTA :  Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD)  menerima alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru berupa multiple launcher rocket system atau senjata peluncur roket bernama Astros II. Senjata baru untuk Divisi Artileri Medan tersebut didatangkan dari pabrik Avibras Indústria Aeroespacial, Brasil.

"MLRS Astros II telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok kemarin (6 Agustus 2014), sekitar pukul 10.00 WIB," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa lewat pesan pendek kepada Tempo, Kamis, 7 Agustus 2014.

Menurut Andika, Astros II yang tiba kemarin terdiri atas tiga paket, yakni satu baterai peluncur roket, amunisi roket, dan simulator peluncur roket. Ketiga paket tersebut akan segera didistribusikan ke beberapa markas TNI Angkatan Darat sesuai dengan kebutuhan.

Satu baterai peluncur roket, kata dia, akan digunakan untuk Batalyon Artileri Medan 1/Malang, amunisi roket bagi Batalyon Artileri Medan 10/Bogor, dan simulator dikirim ke Pusat Pendidikan Artileri Medan.

Andika mengatakan Astros II tiba di Indonesia lebih cepat daripada rencana semula.TNI AD, kata dia, senang karena Astros bisa dipamerkan dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-69 TNI yang rencananya akan digelar di Markas Komando Armada Laut Timur, Surabaya, Jawa Timur, 5 Oktober mendatang.

Astros II, Andika melanjutkan, merupakan alat utama sistem persenjataan berupa peluncur roket yang memilki mobilitas dan fleksibilitas tinggi. Musababnya, Astros II berbentuk kendaraan tempur sebesar truk yang pada bagian belakangnya menggendong peluncur roket. Rudal Astros bisa ditembakkan dari mana saja.

Kerja sama pembelian Astros II antara pemerintah Indonesia dan Brasil sudah terjalin sejak 2012. Dalam kerja sama tersebut, Kementerian Pertahanan sebagai perwakilan pemerintah meminta perjanjian alih teknologi. Perjanjian tersebut, menurut Andika, meliputi pengadaan simulator Astros II MKS, Ammunition Mobile Acclimated Depot (AV-DMMC), revalidasi roket, dan dukungan teknis pembangunan fasilitas perawatan MLRS Astros.

Sebelumnya, pada April lalu, TNI Angkatan Darat menerima senjata baru berupa 18 pucuk meriam Hyundai howitzer tarik 155 milimeter/L52 Kh-179 dari Korea Selatan. Kaliber 155 mm pada meriam ini adalah kaliber terbesar yang dimiliki TNI AD untuk meriam jenis tarik. Daya tembak meriam ini mampu mencapai jarak 30 kilometer.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat saat itu, Jenderal Budiman, mengatakan pembelian satu unit meriam ini menghabiskan dana sekitar US$ 980 ribu pada saat kurs rupiah 9.000 per dolar Amerika Serikat. 


Sumber : KLIK DISNI

PESAWAT TEMPUR F-16 C/D-52ID TNI TAMBAHAN SEGERA MENYUSUL

F 16 C/D 25 ID TNI AU (photo Indomiliter.com)
F 16 C/D 52 ID TNI AU (photo Dispenau)
Jihad-Defence-Indonesia - Yogyakarta : Penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk melengkapi pengamanan udara di Tanah Air terus dilakukan TNI-AU. Salah satu yang didatangkan dalam waktu dekat yakni pesawat tempur F-16 buatan Amerika.
“Pada 1 Oktober (2014) nanti akan datang 6 unit (F-16),” kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, di sela-sela acara peringatan Hari Bakti ke 67 TNI-AU di Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Kamis (7/8/2014).
Pesawat tersebut nantinya akan ditempatkan di Skuadron 16 yang ada di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Kawasan ini nantinya akan dijadikan kekuatan pengamanan udara di wilayah barat.
IB Putu Dunia menuturkan, pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) masih tetap mengikuti koridor berupa renstra (rencana strategis) minimum essential force lima tahunan.
image
“Alutsista kita melanjutkan program renstra kita, yang datang terbaru adalah F16 yakni 6 unit tadi. Tapi ini masih tahap awal saja. Nanti pada tahun 2015 diharapkan sudah lengkap 24 unit,” kata IB Putu Dunia.
Dia menargetkan, pada 2014 pencapaian untuk alutsista sudah bisa mencapai sepertiga dari keseluruhan. “Pesawat tempur masih terus kita lengkapi sesuai dengan renstra. Pada akhir 2014 pencapaian kita sudah sampai 38 persen, sesuai rencana nantinya akan berakhir pada 2024,” jelasnya. (Detik.com).
Sumber : KLIK DISNI

PRESIDEN AMERIKA SERIKAT AKAN BERKUNJUNG KE PAPUA, ADA APA?

Presiden AS Barack Obama di Oval Office, White House (photo by Pete Souza)
Presiden AS Barack Obama di Oval Office, White House (photo by Pete Souza)

Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta :  Jika tak ada pembatalan, Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan melawat ke Indonesia pada November mendatang. Menurut kabar yang diterima Komisi I DPR, seperti diungkapkan Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq, salah satu agenda Obama adalah berkunjung ke Provinsi Papua.
Mahfudz Siddiq mengatakan, agenda Obama ke Papua akan menjadi salah satu materi yang dipertanyakan dalam rapat dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, pekan depan.
Menurut Mahfudz, tak ada kepentingan Obama dengan isu Papua. “Mengapa Obama memberikan perhatian yang sangat spesifik soal Papua? Ngapain Obama bawa isu Papua? Jauh amat,” ujar Mahfudz di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/10/2010).
Mahfudz mengatakan, isu Papua merupakan isu domestik nasional Indonesia dan bukan isu internasional yang harus jadi bahan perhatian Obama. “Urusannya Komisi II, soal otonomi khusus dan sebagainya. Apa perlu Obama kita undang rapat dengar pendapat ke Komisi II bicara soal otonomi khusus?” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Mahfudz, komisinya akan meminta penjelasan terperinci dari Kementerian Luar Negeri atas urgensi rencana Obama tersebut. (Kompas.com).
Sumber : KLIK DISINI