Kamis, 29 Maret 2012

Kata Siapa Leopard Tidak Bisa Jalan Di Indonesia , Kalian Harus lihat Hitungan Fisika .


Tank Leopard ( atau MBT Lainnya ) tidak cocok di Indonesia karena bobotnya terlampau berat sehingga akan "amblas"

Nah kepada reader Indonesia defence admin akan mengetik ulang pembahasan special report yang bersumber dari majalah DEFENDER edidi 56 2012.

Ini Ulasannya :

Yang kita bicarakan adalah kendaraan tempur dengan roda rantai ( Tapak jejak / track) yang justru didesain dari awal untuk mnghindari hal ini agar mampu menyokong bobot yang berat diatas segala kondisi tanah , mulai dari lahan keras, batu cadas hingga lahan gembur bahkan lumpur sekalipun. Dalam kendaraan non militer pun menggunakan demikian , misalnya buldozer untuk buka dan perbaikan kebun kelapa sawit, exavator untuk perbaikan parit-parit  dan pertambangan.

Alasannya sederhanan : Ilmu Fisika
Dengan membagi berat diatas penampang yang lebih luas , maka akan didapatkan tekanan rata-rata yang lebih rendah. Tidak perlu jauh jauh membahas tank , bayangkanlah diri anda sendiri yang bertelanjang kaki lalu turun kesawah yang berlumpur dimana hanya dalam sekejap kaki an_a.akan tenggelam hingga ke betis,... admin : Ya toooh? betul kan ?

Tapi bila anda anda melemparkan sepotong papan triplek dengan ukuran yang cukup besar ke atas permukaan sawah tersebut agar anda bisa berdiri diatasnya , maka anda tidak akan terbenam .   Ini karena berat anda disebarkan oleh permukaan papan triplek yang menyentuh permukaan sawah dan tidak langsung bertumpu pada kedua kaki sebagai mana yang akan terjadi pada contoh sebelumnya.

Hal yang sama berlaku untuk kendaraan-kendaraan  berat yang menggunakan roda rantai.  Luas permukaan tapak jejak yang menyentuh tanah dari sebuah kendaraan beroda rantai lebih luas dibanding bila kendaraan tersebut menggunakan roda ban biasa. Dengan kata lain penggunaan roda berantai akan membuat kendaraan tersebut mampu bergerak bebas diatas kondisi lahan yang tidak akan mampu dilalui oleh kendaraan beroda ban.

Inilah yang dikenal dengan sebutan " GRound Pressure" atau tekanan permukaan dimana benda yang memiliki tekanan permukaan yang lebih kecil tidak akan amblas diatas permukaan tanah yang sama dibanding benda yang memiliki tekanan permukaan yang lebih besar.

Perhitungan yang disederhanakan berikut ini bisa memberikan ilustrasi yang lebih jelas , dimana leopard 2A6 yang berbobot 62.300 Kg di bandingkan dengan salah satu mobil keluarga yang populer di indonesia (Toyota Kijang) yang berbobot 1.650 kg. spesifikasi keduanya sbb: 

LEOPARD 2A6
Berat total : 62,3 ton/62.300 kg
Lebar tapaj jejak : 63,5 cm
Panjang Tapak jejak menyentuh tanah : 494,5 cm.
Jumlah tapak jejak : 2 
( sumber : www.army-guide.com/eng/product149) 

TOYOTA KIJANG
Berat total : 1.650 kg
lebar permukaan ban : 13,3 cm
Panjang Permukaan ban menyentuh tanah: 13.3 cm
jumlah ban : 4
(sumber : www.miata.net/garage/ticalc.html)

RUMUS YANG DI GUNAKAN ADALAH : BERAT TOTAL DIBAGI LUAS PERMUKAAN MENYENTUH TANAH  DAN HASILNYA SEBAGAI BERIKUT

LEOPARD 2A6
62.300 KG/ (494,5 X 63,5) X 2 = 0,9920114522 KG/CM PERSEGI

TOYOTA KIJANG
1.650 KG/ (13,3 X 13,3) X 4 = 2,331957714 KG/CM PERSEGI

Kesimpulannya: diatas lahan yang sama toyota kijang beresiko amblas  dua kali lebih besar bila di banding MBT leopard 2A6.

Tank Leopard ( atau MBT Lainnya ) akan merusak permukaan jalan dan tidak akan mampu melintasi jembatan jembatan di indonesia ! Katanya

Sudah sejak perang dunia II tank - tank dilengkapi rubber pad ( bantalan karet) yang pada awalnya ditunjukan untuk mengurangi kebisingan gerak maju roda rantai , tapi ternyata juga bermafaat untuk melintas di jalan beraspal tanpa merusak jalan tersebut.

Tapi tidak hanya itu , kekhawatiran akan bobot MBT yang kan merusak jalan -jalan di indonesia juga sebenarnya tidak beralasan.  sesuai ulasan panglima TNI di DPR baru - baru ini , sebagian besar daerah menentukan kelas jalanan sebagai kelas I dan jalan Kelas II , Dimana Muatan Sumbu Terberat (MST) dari jalan kelas 1 diijinkan lebih dari 10 ton. kelas 2 maksimal 10 ton.

Bobot Leopard 2A6 dibagi dengan 7 sumbu roda bogiewheel yang menjejak tanah sehingga didapatkan hasil 62,3 ton dibagi 7 = 8,85 ton.

jelas sudah Leopard 2 A6 masih bisa melaju diatas jalan kelas II tanpa merusak jalan



Lanjut.........

sumber : Majalah Defender EDISI 56 2012( Majalah Teknologi Taktik Pengetahuan Militer)
Diketik kembali  Oleh Admin Indonesia defence

SANG PENJAGA NKRI (KOSTRAD) NI Kirim Pasukan ke Perbatasan Malaysia


Pasukan Kostrad
Pasukan Kostrad



TNI mengirim pasukan dari Batalyon 413 Divisi 2 Kostrad ke Kalimantan Timur dari Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (28/3/2012).

Pasukan sebanyak 650 orang ini akan bertugas selama enam bulan untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Ini merupakan tugas rutin untuk menggantikan pasukan sebelumnya. Mereka akan mengawasi wilayah perbatasan sepanjang 1.043 kilometer yang rawan terhadap kejahatan seperti penyelundupan dan pembalakan liar.

Panglima Divisi 2 Kostrad Mayor Jenderal Ridwan memberikan pesan agar pasukan menjaga nama baik saat bertugas dan mematuhi standar operasi yang berlaku. "Pasukan harus bertugas dengan baik jangan bertindak melanggar hukum dan jangan cepat pingin kaya dengan tindakan yang tidak benar," pesan Ridwan terhadap pasukannya.

Ridwan juga mengatakan, mereka akan selalu mengawasi dan melindungi titik batas agar tidak bergeser yang nantinya merugikan wilayah kedaulatan Indonesia. 

nasional.kompas.com

Oktober 2012, 22 Tank Leopard Jaga Perbatasan Kaltim-Malaysia


MBT Leopard 2A6
MBT Leopard 2A6





Perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Kalimantan Timur, pada 5 Oktober 2012 nanti akan kedatangan satu kompi tank Leopard, sebanyak 22. Selanjutnya, bila memungkinkan, tahun 2013, wilayah perbatasan Indonesia juga bakal dilengkapi tank buatan Jerman itu sebanyak 88 unit, atau 2 batalion. "5 Oktober 2012 nanti, akan ada 22 tank Leopard yang bakal menjaga perbatasan Kaltim dengan Malaysia tepatnya di Kabupaten Bulungan, Kaltim," kata Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Subekti usai kunjungan ke kantor DPRD Balikpapan, Senin malam (26/3/2012).

Bukan hanya itu, TNI rencananya juga akan membentuk batalion Leopard diperbatasan Kaltim dan Kalbar pada 2013 nanti. "Kita pesan 100 tank, nanti sisanya kita alokasikan ke kaveleri di Bandung," jelasnya.

Menurut Subekti keberadaan batalyon Leopard akan mampu meningkatkan kewibawaan Negara Indonesia dimata negara negara tetangga. Dengan keberadaan Batalion Leopard, maka dipastikan kondisi perbatasan Indonesia-Malaysia akan jauh lebih terjaga termasuk soal terjadinya pergeseran patok batas. "Saya yakin, kalau perbatasan kita kuat, dengan menempatkan Leopard, meraka mau berbuat macam-macam akan berpikir lagi. Jadi tidak mudah lagi melecehkan kita dengan memindah-mindahkan patok batas," tandas Subekti didampingi Aster Kodam Kolonel Andi Kaharuddin dan Dandim Balikpapan Letkol Mustofa.

Alat tempur darat tersebut mampu menyaingi persenjataan tank tempur Malaysia yang berbobot hingga 57 ton. Tank Leopard juga memiliki kemampuan melintasi sungai yang dalam serta daerah persawahan atau rawa. "Tank tempur Malaysia kalau dibandingkan tank lama TNI seperti raksasa dengan boneka unyil. Tank lama kita hanya 30 ton saja. Dengan adanya tank Leopard kita bisa lebih wibawa berat sekitar 62 ton kalau tank Malasia sekitar 57 ton," ujar Pangdam.

Subekti mengatakan pembentukan batalyon Leopard juga dilakukan Kodam Tanjungpura yang membawahi wilayah Kalimantan Barat dan Tengah. Seperti halnya Kodam Mulawarman membawahi Kaltim dan Kalsel. Tank-tank tersebut diperkirakan bernilai 280 juta Dolar AS. Satu tank Leopard diawaki empat personel, yaitu satu pengemudi, satu penembak, satu pengisi senjata, dan satu komandan. "Dengan tiga personel juga sudah bisa jalan dengan salah satu dari mereka menjadi komandan," sambung Panglima yang sebelumnya adalah Asisten Perencanaan (Asrena) Kasad 2011.

Pangdam menjelaskan, saat ini masih proses pembelian 100 Leopard dari Belanda dengan persetujuan dari DPR RI. "Kalau kita beli dari Belanda, tentu kita dapat harga murah dan usia tank tersebut baru 4 tahun serta memiliki kemampuan lebih," ujarnya. 

Tank Leopold 2A6 adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) Jerman. Tank ini berbobot 62,3 ton dengan dimensi panjang 7,7 meter, lebar 3,7 meter, dan tinggi hingga kubahnya 3 meter. Kecepatan maksimumnya 72 km per jam. Dengan menggunakan BBM yang dibawanya, Leopard 2A6 sanggup menempuh jelajah 550 km sebelum mengisi BBM lagi. Kemampuan itu berasal dari mesin diesel MTU MB 873 Ka-501 12 silender berdaya 1,500 HP tenaga kuda pada putaran mesin 2.600 RPM.

Persenjataan utama tank berat ini adalah sebuah meriam Rheinmetall smoothbore L55 120 mm yang ditangani awak yang terlatih sanggup melepaskan 42 peluru per menit. Ia dilengkapi juga dengan dua senapan mesin MG3 kaliber 7,62. Tank juga dilengkapi dengan perlengkapan untuk melihat dan membidik dalam kegelapan (night vision) yang lebih maju.

Selain itu kata Pangdam, perbatasan Kalimantan juga akan diperkuat oleh 1 skuadron (16) heli serang Cobra Bel 412 dari PT DI dan August 129 Mangusta asal Italia. "Tahun ini kita bangun hanggar dan pangkalan di Berau, Kaltim. Anggaran sekitar Rp17-19 miliar," ujarnya.

Perbatasan juga akan diperkuat lagi dengan pembentukan tiga battalion roket anti tank yang memiliki daya jangkau 300 km. 

news.okezone.com

Rabu, 28 Maret 2012

Puluhan roket produksi Indonesia berhasil diujicobakan

Baturaja, Sumsel (ANTARA News) - Sebanyak 50 Roket R-Han 122 produksi Indonesia, berhasil diujicobakan dengan ditembakkan ke sasaran di udara, di Pusat Latihan Tempur TNI AD Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Rabu.

Deputi Menristek Bidang Produktivitas dan Relevansi Riset Iptek, Budi Teguh Raharjo sempat menunjukkan contoh roket R-Han 122 itu, kepada Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, sebelum melakukan uji coba roket tersebut.

Sebanyak 50 buah Roket R-Han 122 diujicobakan sebagai hasil pengembangan konsorsium dari Kementerian Riset dan Teknologi dan komunitas iptek serta industri strategis, guna mendukung kemandirian roket 2014 bagi Kementerian Pertahanan.

Roket R-Han 122 memiliki kecepatan maksimum 1,8 mach dan jarak tembak hingga 15 km.

Selain Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, sejumlah pejabat Pemptov Sumsel dan Pemkab OKU, beberapa petinggi TNI, antara lain Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Nugroho Widyotomo dan Komandan Kodiklat TNI AD Letnan Jenderal TNI Gatot Numantyo ikut pula saat menyaksikan uji coba roket R-Han 122.

Usai peluncuran, Wamenhan juga berkesempatan melakukan pengecekan pada mobil peluncur roket, untuk selanjutnya akan terus dikembangkan sebagai bagian program kemandirian penyediaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) nasional. 

Menurut Kepala Biro Hukum dan Humas Kemenristek, Anny Sulaswatty, Roket R-Han 122 itu merupakan produksi hasil kerja sama anak bangsa Indonesia, diwujudkan melalui penelitian bersama PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Dahana, didukung penuh Kemenristek.

Ujicoba dan demo penembakan Roket R-Han 122 itu menandai keberhasilan bangsa Indonesia untuk menuju kemandirian produksi roket nasional di masa depan.

Indonesia desak Korut ciptakan suasana aman


Menlu Marty M. Natalegawa (FOTO ANTARA/Dit. Infomed-Kemenlu RI)



Seoul (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mendesak Korea Utara untuk menjaga suasana aman di kawasan dengan tidak meluncurkan roket yang diduga sebagai uji coba bahan nuklir.

"Harapan kita, Korea Utara menciptakan iklim kondusif di Semenanjung Korea, dan menjaga keamanan di kawasan," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa hari ini di Seoul, Korea Selatan.

Marty menjelaskan itu terkait rencana Korea Utara meluncurkan roket pada pertengahan April 2012. 

Otoritas Korea Utara mengumumkan hal itu menjelang pelaksanaan KTT Keamanan Nuklir di Korea Selatan yang dilaksanakan pada 26-27 Maret 2012. Indonesia hadir dalam KTT tersebut.

Menurut Marty, KTT memang tidak secara khusus membahas nuklir di Korea Utara dan Iran, dan hanya fokus pada pencegahan kepemilikan bahan-bahan nuklir oleh pihak yang jahat, termasuk teroris, tambahnya.

Namun demikian, katanya, KTT diselingi dengan sejumlah pertemuan bilateral beberapa negara. 

Masalah nuklir di Korea Utara, termasuk rencana peluncuran roket, bisa dibicarakan dalam pertemuan-pertemuan bilateral itu.

"Kemungkinan peluncuran roket jelas menciptakan momentum yang tidak kita harapkan," katanya.

KTT Keamanan Nuklir diikuti oleh pemimpin dari 53 negara dan perwakilan organisasi internasional, yaitu PBB, IAEA, dan Uni Eropa.

Interpol juga hadir dalam KTT di Seoul atas persetujuan para negara peserta dan organisasi internasional. 

KTT tersebut diselenggarakan di tengah hubungan Korea Selatan dan Korea Utara yang tidak harmonis, antara lain disebabkan oleh dugaan pengembangan industri nuklir di Korea Utara. Bahkan beberapa negara terlibat untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara tersebut.

Korea Utara pernah menyatakan akan menangguhkan tahap-tahap krusial dalam teknologi nuklir. 

Namun, akhir-akhir ini negara itu secara jelas menyatakan akan meluncurkan roket pada pertengahan April 2012. Sejumlah kalangan memperkirakan material roket itu bisa jatuh di sekitar kawasan Australia dan 

Presiden Rusia akui kesamaan pandangan dengan RI


()



London (ANTARA News) - Presiden Federasi Rusia Dmitry Medvedev mengakui kesamaan pandangan mengenai isu-isu kunci dewasa ini merupakan dasar yang kuat kerjasama di berbagai bidang mulai dari energi dan ruang angkasa, hingga proyek-proyek infrastruktur yang berskala besar. 

Hal itu disampaikan Dmitry Medvedev ketika menerima penyerahan surat kepercayaan Dubes RI yang baru, Djauhari Oratmangun di Istana Kepresidenan Kremlin di jantung Moskow, ujar penanggungjawab Pensosbud dan Pendidikan KBRI Moskow, M. Aji Surya kepada ANTARA London, Kamis.

Di sela-sela cuaca minus 10 derajat Celcius, Presiden Dmitry Medvedev menyambut hangat Djauhari sebagai Dubes RI yang baru untuk Federasi Rusia.

Dalam pidatonya Presiden Dmitry Medvedev menggarisbawahi perkembangan dinamika positif dan dialog intensif pada tingkat tinggi dengan Republik Indonesia. 

Pendekatan praktis dan potensi yang cukup besar dalam hubungan bilateral, kesamaan pandangan mengenai isu-isu kunci dewasa ini merupakan dasar yang kuat kerjasama kedua negara di berbagai bidang.

Mulai dari energi dan ruang angkasa, hingga proyek-proyek infrastruktur yang berskala besar, ujarnya. 

"Kami berkeinginan terus bekerjasama untuk tercapainya kepentingan dalam memperkuat perdamaian dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik," kata Presiden Medvedev.

Sementara itu, dalam pembicaraan dengan Presiden Medvedev, Dubes Djauhari menyampaikan salam dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan disambut dengan penyampaian salam balasan Presiden Medvedev.

Dubes Djauhari juga menandaskan, Indonesia sangat berbesar hati Rusia memiliki komitmen memperkuat kemitraan strategis atas dasar saling menghormati dan saling menguntungkan. 

Dubes mengutarakan arti penting kedua negara di segala bidang, terutama dari aspek kerjasama ekonomi, pariwisata dan pendidikan.

Pertumbuhan perdagangan bilateral kedua negara sangat signifikan, meskipun krisis gobal masih belum surut. Wisatawan Rusia ke Indonesia semakin membanjir dan begitupun sebaliknya terjadi peningkatan minat warga Indonesia untuk studi di Rusia.

Menurut catatan, volume perdagangan Indonesia-Rusia periode Januari-November 2011 sebesar 2,237 miliar dollar AS atau terjadi peningkatan sebesar 42 persen dari periode yang sama tahun 2010. 

"Target volume perdagangan kedua negara sebesar 5 miliar dollar AS akan tercapai pada 2014," kata Dubes Djauhari.

Sementara itu, arus wisatawan Rusia ke Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 wisatawan Rusia ke Indonesia mencapai 90.899 orang atau naik 14,92 persen dibandingkan tahun 2010 sebanyak 79.100 orang. 

Peranan Indonesia dan Rusia diberbagai forum regional dan internasional sangat besar, seperti ASEAN, ASEAN Regional Forum (ARF), East Asia Summit (EAS), ASEM dan negara anggota Kelompok 20 (G-20). 

"Rusia sebagai ketua APEC pada 2012 dan Indonesia akan mengambil alih estafet kepemimpinan tahun depan," ujar Dubes Djauhari.

Dengan berpakaian tradisional Indonesia berupa teluk belanga lengkap, Dubes Djauhari hadir di Kremlin bersama tujuh Duta Besar yang secara bergiliran menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Rusia. 

Selain Indonesia, para Duta Besar tersebut adalah dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Lithuania, Swiss, Pantai Gading, Zambia dan Panama.

Upacara penyerahan surat kepercayaan Dubes Djauhari berlangsung menurut protokoler khas Rusia. Dubes dijemput pejabat keprotokolan Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dari Wisma Duta di Novokuznetskaya Ulitsa 14 yang berjarak sekitar 1,5 km dari Istana Kepresidenan Kremlin.

Setibanya di Grand Kremlin Palace, Dubes menuju St. George's Hall di lantai dua melewati barisan pasukan pengawalan kehormatan khusus yang berdiri di anak tangga sepanjang 40 meter. 

Selanjutnya Dubes memasuki St. Alexander's Hall, ruangan megah penuh dengan ornamen-ornamen berlapiskan emas yang merupakan tempat seremoni penyerahan Surat-surat Kepercayaan.

Penyerahan surat kepercayaan ini menandai dimulainya aktivitas penuh Djauhari Oratmangun sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia di wilayah Federasi Rusia. 

Djauhari Oratmangun dilantik sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 21 Desember 2011. 

Indonesia kutuk serangan Israel ke Gaza


Marty Natalegawa (FOTO ANTARA)





Jakarta (ANTARA News) - Indonesia mengutuk serangan udara Israel yang telah menyebabkan puluhan korban jiwa di jalur Gaza.

"Indonesia secara keras kutuk serangan udara Israel tersebut," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam siaran pers yang diterima ANTARA pada Rabu.

Pandangan Indonesia ini disampaikan Menlu RI menyusul penyerangan yang telah dilakukan oleh Israel selama 5 hari berturut-turut dan pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang bersumpah akan terus memerintahkan serangan udara untuk membalas serangan-serangan roket yang dilancarkan para pejuang Palestina.

"Penyerangan Israel tersebut telah menyebabkan jatuhnya korban sipil yang tidak berdosa dan menimbulkan eskalasi ketegangan di kawasan tersebut," kata Menlu RI.

Dia mengatakan Indonesia telah menyerukan ke berbagai pihak untuk dapat menghentikan tindakan brutal dan tidak berprikemanusiaan yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina.

"PBB harus berada di garis terdepan dalam menghentikan kekerasan di Jalur Gaza. Perundingan langsung Palestina dan Israel harus kembali di dorong," kata Menlu.

Indonesia usulkan perangkat legislasi keamanan nuklir


Marty Natalegawa (FOTO ANTARA)







Seoul (ANTARA News) - Pemerintah dan delegasi Indonesia dalam KTT Keamanan Nuklir di Seoul, Korea Selatan, mengusulkan Perangkat Implementasi Legislasi Nasional yang bisa digunakan oleh setiap negara untuk menyusun aturan tentang jaminan keamanan dan keselamatan penggunaan nuklir.

"Prakarsa itu mendapat dukungan kuat dari beberapa negara," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Seoul, Rabu.

Prakarsa itu sedikitnya mendapat dukungan dari 26 negara. Jumlah negara pendukung itu akan terus bertambah.

Marty menjelaskan, aturan tentang keamanan nuklir saat ini tersebar dalam sejumlah aturan internasional, termasuk aturan yang dimotori oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

Beberapa negara yang memiliki niat untuk mengadopsi ketentuan itu sering mengalami hambatan karena tidak ada panduan teknis untuk menyusun aturan dalam lingkup masing-masing negara.

Menurut Marty, Perangkat Implementasi Legislasi Nasional itu adalah semacam panduan yang bisa digunakan oleh suatu negara dalam menyusun regulasi internal dalam hal keamanan nuklir.

Usulan Indonesia itu disambut baik oleh para pimpinan negara peserta KTT. Bahkan IAEA akan bekerja sama dengan sejumlah organisasi internasional yang lain untuk menindaklanjuti usuluan Indonesia itu.

Perwakilan organisasi akan bertemu dengan Indonesia setelah mereka selesai merumuskan draf Perangkat Implementasi Legislasi Nasional itu.

Marty menjelaskan, KTT Keamanan Nuklir di Seoul menghasilkan Komunike Seoul yang mengatur kewajiban negara peserta untuk mencegah penguasaan nuklir oleh pihak yang jahat, termasuk teroris. 

KTT itu mengamanatkan tiga hal penting, yaitu pelucutan senjata nuklir, penyebaran senjata nuklir, dan penggunaan bahan nuklir untuk tujuan damai.

KTT itu diikuti oleh pemimpin dari 53 negara dan perwakilan organisasi internasional, yaitu PBB, IAEA, dan Uni Eropa.

Interpol juga hadir dalam KTT di Seoul atas persetujuan para negara peserta dan organisasi internasional. 

KTT tersebut di selenggarakan di tengah hubungan Korea Selatan dan Korea Utara yang tidak harmonis, antara lain disebabkan oleh dugaan pengembangan industri nuklir di Korea Utara. Bahkan beberapa negara terlibat untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara tersebut.

Korea Utara pernah menyatakan akan menangguhkan tahap-tahap krusial dalam teknologi nuklir. 

Namun, akhir-akhir ini negara itu secara jelas menyatakan akan meluncurkan roket pada pertengahan April 2012. Sejumlah kalangan memperkirakan material roket itu bisa jatuh di sekitar kawasan Australia dan Indonesia.
(F008/A023)

Indonesia-Ukraina jalin kerja sama pertahanan


Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty M. Natalegawa (FOTO ANTARA)



Seoul (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Ukraina sepakat menjalin kerja sama di bidang pertahanan.

Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Seoul, Korea Selatan, Rabu, kesepakatan itu dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden Yudhoyono dan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych di sela  KTT Keamanan Nuklir.

"Ukraina memiliki industri pertahanan yang cukup matang, jadi perlu menjalin kerja sama. Tapi semua tetap dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasional dan peraturan yang ada," kata Marty yang mendampingi Presiden Yudhoyono dalam kunjungan di Seoul.

Ia menjelaskan, dalam setiap kerja sama pertahanan Indonesia tidak hanya ingin melakukan jual beli alat namun juga menjamin keberlangsungan kerja sama teknologi dan industri pertahanan

Senin, 26 Maret 2012

Tentang Pelayanan Perwakilan RI di Pakistan 1947 - 2009

  1. Umum
    Kontak dan hubungan antara bangsa Indonesia dan Pakistan telah berlangsung sejak sebelum zaman kemerdekaan. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan oleh Bapak Bangsa Indonesia, Ir. Soekarno dan Dr. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Selang dua tahun kemudian, 14 Agustus 1947, Negara Pakistan lahir dalam peta dunia. Sebelum kedua negara merdeka, kedua Bapak Bangsa, Ir. Soekarno dan Quaid-e-Azam Mohammad Ali Jinnah telah menjalin kerjasamanya dalam perjuangan membebaskan negara masing-masing dari penjajahan.
    Setelah tahun 1945, Pihak Belanda dengan membonceng pasukan sekutu (Umumnya terdiri dari British-Indian Forces) merencanakan ingin kembali menjajah Indonesia. Muhammad Ali Jinnah, pemimpin All India Muslim League dan pendiri negara Pakistan, menurut Sejarahwan Pakistan, Allama Noor Ahmed Quadri, pada bulan Nopember 1945, menyerukan orang-orang Islam di anak Benua untuk menyambut himbauan Presiden Soekarno terhadap para pemimpin Islam dunia untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
    Sebagai respon atas seruan tersebut, sekitar 600 orang Pakistan yang tergabung dalam tentara sekutu  membelot dan bergabung dengan tentara Indonesia dalam perang kemerdekaan. Sekitar 500 orang dari mereka gugur di medan perang, sebagian lainnya yang masih hidup ada yang kembali ke Pakistan dan ada pula yang menetap di Indonesia.
    Pada akhir Agustus 1947, Ali Jinnah memerintahkan untuk menahan pesawat-pesawat pengangkut persenjataan dan perlengkapan militer Belanda yang transit di Bandara Karachi dalam perjalanan menuju Indonesia. Pesawat-pesawat tersebut membawa perlengkapan senjata Belanda untuk mendukung aksi agresi militer terhadap Indonesia yang mereka sebut "Police Action" 21 Juli 1947. Menteri Luar Negeri Pakistan yang melaksanakan perintah penahanan pesawat Belanda pada saat itu, Sir. Zafarullah Khan menyatakan, apa yang dilakukan oleh Belanda tersebut sangat menghina hati Bangsa-bangsa di Asia (The Dutch Action an affront to the soul of Asia).
    Pada peringatan Ulang Tahun Emas Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1995. Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan “Independence War Awards” kepada mantan tentara-tentara Pakistan yang masih hidup, dan juga memberikan penghargaan tertinggi “Adipurna”  kepada Bapak Bangsa Pakistan Quaid-e-Azam Mohammad Ali Jinnah dan Pemerintah Pakistan.
    Sebaliknya, bantuan Indonesia kepada Pakistan pada perang tahun 1965 melawan India, tidak pemah dilupakan oleh Pakistan, bahkan hingga kini sering muncul pujian dari para pejabat Pakistan tentang bantuan Indonesia tersebut yang dinilainya sebagai hal yang luar biasa. Peristiwa tersebut tercatat dalam sejarah Bangsa Pakistan.
    Perjalanan sejarah yang demikian membentuk hubungan emosional antara kedua bangsa yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai pengembangan hubungan yang lebih substansial.
    Catatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mengungkapkan perkembangan hubungan Indonesia - Pakistan dari masa ke masa, namun juga akan memberikan gambaran yang bersifat deskriptif tentang keberadaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pakistan sejak berdirinya hingga tahun 2005. Selain itu dimaksudkan pula sebagai sarana untuk menghimpun dokumen-dokumen yang pernah ada, khususnya mengenai perjanjian dan persetujuan kerjasama yang pernah ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Pakistan selama kurun waktu tersebut.
  2. Pembukaan Kantor Perwakilan RI Di Pakistan
    Tatkala negara Pakistan berdiri pada tanggal 14 Agustus 1947, bangsa Indonesia sedang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya dengan menentang agresi militer Belanda pertama. Perjuangan tersebut dilakukan di semua front dengan berbagai cara yang mungkin dapat dimanfaatkan. Sementara Tentara Nasional Indonesia yang didukung oleh rakyat berjuang di medan laga, para pemimpin lainnya melakukan perjuangan politik, baik di tanah air maupun di kancah dunia internasional.
    Dalam rangka lebih mengintensifkan perjuangan politik itu, Departemen Luar Negeri mengaktifkan kegiatan diplomasinya yang antara lain dengan membuka beberapa kantor perwakilan di sejumlah negara dalam bentuk "Representatives Office", termasuk di Karachi, Ibukota negara Pakistan pada waktu itu. Secara politik dan kultural, Pakistan cukup dekat dengan Indonesia, dan secara geografis, posisinya sangat strategis karena Karachi pada saat itu merupakan lintas jalur internasional, baik melalui laut maupun udara.
    Kantor Perwakilan RI pertama untuk Pakistan dibuka pada bulan Oktober 1947 di Karachi, yaitu setelah dua bulan berdirinya negara Pakistan, dengan Kepala Perwakilan RI pertama dipimpin oleh Mr. Idham.
    Pada saat itu, Mr. Idham membuka kantor Perwakilan RI di sebuah kamar kecil di "Hotel Carlton" yang terletak tidak jauh dari stasiun Kereta Api Karachi. Sementara itu, bagian kecil (portion) dari sebuah bangunan tua "Changla House" di daerah Old Cliffton, dijadikan sebagai kediamannya.
    Pada awalnya Mr. Idham bekerja sendirian, beberapa waktu kemudian beliau mendapat bantuan dua orang staf lokal, masing-masing Sdr. Zakaria Arshad dan Sdr. Haluddin Lubis, yang pemah belajar di Jamia Millia Islamiah, New Delhi, India.
  3. Dari Representative Menjadi Kedutaan Besar
    Setelah Belanda mengakui kedaulatan Negara RI pada tanggal 27 Desember 1949, Pemerintah RI menetapkan untuk meningkatkan perwakilannya di Pakistan dari tingkat "Representative" menjadi "Kedutaan Besar" yang dipimpin oleh seorang Duta Besar. Sebagai persiapannya, Mr. Idham menyewa tempat yang cukup besar, yaitu satu bagian dari "Nadir House", gedung yang terletak di Mc Leod Road, untuk dijadikan kantor Kedutaan Besar RI.
    Beberapa bulan setelah mendapatkan tempat untuk dijadikan kantor Kedutaan Besar RI, Departemen Luar Negeri mengirim tambahan seorang staf diplomatik ke Karachi yaitu R. Sumarjo yang tiba di Karachi pada bulan Pebruari 1950, yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Bidang Penerangan pertama.
    Pada bulan Pebruari 1950 itu pula, Presiden Soekamo mengadakan kunjungan dua hari ke Pakistan. Kunjungan ini, merupakan kunjungan kepala Negara asing kedua ke Pakistan setelah Shah Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi. Selain itu terdapat dua kunjungan penting yang berlangsung pada masa Mr. Idham, yaitu:
    Delegasi Pakistan dipimpin oleh Chaudhry Nazir Ahmad Khan ke Indonesia pada bulan Desember 1949, untuk menghadiri perayaan pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada pemerintah Indonesia.
    Delegasi Indonesia pimpinan Prof. Kahar Muzakkir untuk menghadiri konferensi Muktamar Alam Islami di Karachi pada tanggal 30 Desember 1949 - 2 Januari 1950.
    Hubungan diplomatik tingkat Duta Besar antara Indonesia dan Pakistan dimulai pada tahun 1950, yang ditandai dengan pengangkatan Duta Besar RI pertama untuk Pakistan yaitu Dr. R. Sjamsudin, yang tiba di Karachi pada bulan April 1950 menggantikan Kepala Representative, Mr. Idham. Penunjukkan Duta Besar DR. R. Sjamsudin menandai awal pembukaan Kedutaan Besar RI di Pakistan.
    Sementara itu pada saat yang hampir bersamaan, Pakistan juga mengangkat Dr. Omar Hayat Malik sebagai Duta Besar Pakistan pertama untuk Republik Indonesia yang memulai tugasnya di Jakarta pada tanggal 1 Juni 1950. Kantor Kedutaan Besar RI yang berada di Nadir House akhimya dinilai kurang memadai untuk sebagai ruang kerja staf KBRI yang jumlahnya semakin bertambah.
    Oleh karena itu Duta Besar Dr. Raden Tirtawinata sebagai Duta Besar kedua di Pakistan memutuskan mencari bangunan yang lebih besar yaitu mendapatkan gedung Pakistan Employee Cooperative Housing Society (PECHS) pada bulan Juli 1953. Beberapa waktu kemudian kantor Kedutaan Besar RI pindah lagi ke gedung yang baru di Clifton E-1/5, yaitu sebuah gedung yang dibangun sendiri di alas tanah yang telah dibeli oleh Pemerintah RI.
  4. Dari Karachi Ke Islamabad
    Sejalan dengan dipindahkannya pusat pemerintahan Pakistan dari Karachi ke Islamabad pada tahun 1967, maka kantor Kedutaan Besar RI di Karachi dipindahkan pula ke Islamabad yang pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 1 September 1967.
    Kedutaan Besar RI di Islamabad pertama kali menempati sebuah gedung sewaan, yaitu di rumah No. 218 dan 223, Street No. 1, Shalimar, F-6/3 Islamabad hingga akhir Agustus 1971. Kemudian kantor Kedutaan Besar RI pindah lagi ke rumah No. 10 dan 12, Street No. 4, F-6/3 Islamabad.
    Setelah 15 tahun sejak pindahnya Kedutaan Besar RI ke Islamabad, maka dimulailah pembangunan gedung KBRI yang terletak di Diplomatic Enclave 1, Street No. 5, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Kepala Perwakilan RI ke sebelas, yaitu Duta Besar Fawzi Abdul Rani pada tanggal 20 Mei 1982 dan mulai ditempati pada 24 Mei 1984 hingga sekarang.
    Sedangkan Wisma Duta dibangun pada tanggal 8 Juni 1991 yang juga ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Kepala Perwakilan RI ke tiga belas, yaitu Duta Besar Drs. Karyadi Sindunegoro. Bangunan Wisma Duta selesai dibangun dan diresmikan pemakaiannya oleh Menko Kesejahteraan Rakyat, Supardjo Rustam, pada tanggal 29 Juli 1992.
    Untuk membangun kantor KBRI dan Wisma Duta tersebut, Pemerintah RI menyewa sebidang tanah hak pakai pada tahun 1962 seluas 14.000 yard persegi dengan harga Rs. 280.000,- (Dua ratus Delapan puluh ribu rupees). Sedangkan blue print pembangunan gedung-gedung tersebut dibuat oleh PT Perentjana Djaja. Tanah yang ditempati oleh gedung Kedutaan Besar RI ini mempunyai status sewa jangka panjang selama 100 tahun.
    Dengan telah pindahnya Kedutaan Besar RI ke Islamabad, maka selanjutnya Pemerintah RI menetapkan pembukaan kantor Konsulat RI di Karachi pada bulan April 1971 dengan R. Santoso Hurip sebagai Konsul pertama. Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, Konsulat RI memanfaatkan gedung yang semula digunakan untuk Kedutaan Besar RI.
    Sejalan dengan semakin meningkatnya tugas-tugas Konsulat RI dan seiring dengan meningkatnya hubungan perdagangan dan permasalah-permasalahan lain yang perlu ditangani, maka Konsulat RI ditingkatkan menjadi Konsulat Jenderal RI pada tanggal 18 Agustus 1993 dengan Keputusan Menteri Luar Negeri No. OT/SK.1O3/93/01 dan mempromosikan Istadi Adisamudjo dari Konsul RI menjadi Konsul Jenderal RI pertama di Karachi.
  5. Pelayanan Perwakilan
    • FUNGSI POLlTIK
      • Mempertahankan dukungan Pakistan terhadap keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
      • Memperjuangkan dukungan Pakistan atas pencalonan RI di forum-¬forum multilateral.
      • Mengamati dan melaporkan perkembangan politik dalam dan luar negeri Pakistan yang berdampak terhadap kepentingan nasional RI.
      • Mengamati dan melaporkan perkembangan hubungan dan kerjasama Pakistan dengan negara-negara di kawasan, seperti Sri Lanka, Bangladesh dan negara kawasan Asia Selatan lainnya.
    • FUNGSI EKONOMI
      • Mengupayakan implementasi berbagai komitmen kerjasama bilateral RI-Pakistan seperti yang tertuang dalam MoU dan Agreement yang telah ditandatangani kedua negara di samping terus menjajaki peluang-peluang kerjasama baru kedua negara.
      • Meningkatkan dan mendapatkan kemudahan akses pasar bagi produk-produk ekspor RI di Pakistan.
      • Memberikan informasi mengenai peluang usaha dan peluang pasar bagi produk Indonesia di Pakistan.
      • Melakukan promosi mengenai peluang-peluang investasi di Indonesia termasuk bidang-bidang infrastruktur.
    • FUNGSI SOSIAL BUDAYA DAN PENERANGAN
      • Meningkatkan citra positif Indonesia di Pakistan dengan melakukan kegiatan-kegiatan penerangan secara teratur dan berkesinambungan.
      • Meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan yang selama ini telah terjalin melalui pemberian beasiswa kepada calon-calon mahasiswa Indonesia.
      • Mendorong pertukaran kegiatan-kegiatan sosial budaya dan pariwisata serta membangun kerjasama pariwisata antara biro perjalanan wisata Indonesia dan Pakistan.
      • Meningkatkan people to people contact, melalui berbagai kegiatan sosial budaya dan pariwisata.
    • FUNGSI PROTOKOL DAN KONSULER
      • Memberikan pelayanan konsuler kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengalami masalah kekonsuleran di Pakistan.
      • Memberikan bantuan hukum kepada WNI atau Badan Hukum Indonesia (BHI) yang berurusan dengan hukum di Pakistan atau pemulangan nelayan WNI yang terdampar di Pakistan.
      • Membantu realisasi penandatanganan perjanjian bebas visa dinas/diplomatik RI-Pakistan dan memantau kemungkinan perjanjian Visa on Arrival bagi para pebisnis kedua pihak.
    • ATASE PERTAHANAN
      • Mendorong peningkatan kerjasama pertahanan dan keamanan dengan Pakistan, khususnya dalam pengamanan perbatasan kedua negara dari ancaman-ancaman baik yang datangnya dari kekuatan asing maupun ancaman non-tradisional seperti ancaman terorisme, penyelundupan senjata dan ancaman lainnya.
      • Menjajagi kemungkinan joint production untuk pengadaan peralatan keamanan.