Selasa, 20 Maret 2012
Indonesia Perlu Bangun Jejaring Penginderaan Maritim
Petugas operator Bakorkamla menunjukkan titik kordinat lintasan kapal di perairan Selat Melaka pada layar monitor radar saat peresmian kantor Regional Coordinating Center (RCC) Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) RI di perbukitan desa Durung - Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, propinsi Aceh, Jumat (16/3). FOTO ANTARA/Ampelsa/Koz/pd/12.
JAKARTA - Perubahan situasi global menempatkan informasi sebagai senjata penting. Indonesia disarankan mengikuti kondisi ini untuk pengamanan wilayah lautnya.
Situasi hari ini tidak lagi berpijak pada seberapa besar senjata yang dimiliki sebuah kapal perang, melainkan ditentukan oleh seberapa banyak informasi yang dipunyai. Pengamat militer Universitas Indonesia Andi Widjajanto mengungkapkan, saat ini Indonesia perlu membangun Kewaspadaan Lingkungan Maritim atau Maritime Domain Awareness (MDA).
“Seberapa besar kita membangun informasi untuk intelijen, surveillance (pengawasan), pengamatan dan penginderaan,” kata Andi di Jakarta, Sabtu (17/3). Singapura dan Malaysia sudah lebih dulu membangun sistem MDA. Andi menjelaskan, Singapura bahkan memiliki pusat-pusat penginderaan di Changi.
”Agar tidak tertinggal dalam jejaring informasi intelijen, Indonesia harus segera membangun MDA secara serius,” katanya. Dengan MDA, jaminan keselamatan maritim tidak lagi diukur dalam skala nasional, tapi dalam ukuran global.
Salah satu bentuk pengumpulan informasi dari sistem MDA adalah dengan menerapkan sistem identifikasi pada kapal-kapal niaga. Sistem ini akan melaporkan kondisi di sekitar kapal tersebut kepada pusat kendali yang sekaligus menjadi bank informasi dan menjadi modal dalam pengamanan dan penegakan hukum di laut.
Sumber : JURNAS.COM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar