Sabtu, 14 April 2012

Kopassus Ikut Berpartisipasi Dalam Team Ekspedisi Khatulistiwa

Kopassus Ikut Berpartisipasi Dalam Team Ekspedisi Khatulistiwa

JAKARTA - Pengiriman tim Ekspedisi Khatulistiwa ke Kalimantan bertujuan untuk melatih naluri tempur prajurit TNI AD, TNI AL, dan TNI AU di perbatasan, gunung dan pegunungan serta medan "Ralasuntai"(rawa, laut sungai dan pantai).

"Hutan di Kalimantan memiliki medan yang lebih sulit dibandingkan hutan di Sumatera dan Jawa. Oleh karenanya, kami kirim tim ekspedisi di Kalimantan untuk melatih naluri tempur prajurit. Jadi, kita bukan `show of force` untuk menekan Malaysia di perbatasan," kata Komandan Grup III Komando Pasukan Khusus Kolonel (Inf) Izhak Pangemanan usai lomba menembak antarwartawan di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta, Sabtu (14/4).

Jumlah personel yang terlibat dalam tim ekspedisi itu sekitar 977 orang, yang terdiri dari prajurit TNI, peneliti, pecinta alam, kelompok masyarakat, instansi pemerintah dan lainnya. Untuk prajurit Kopassus sendiri, dikerahkan sekitar 200 personel.

Kegiatan yang bertajuk "Lestarikan Alam Indonesia" ini akan berlangsung hingga 17 Juli 2012.

Pasukan bergabung dengan akademisi dan segenap elemen masyarakat bertujuan juga untuk mendata kekayaan alam, potensi bencana, dan potensi konflik di Kalimantan, ujarnya.

Hasil dari pendataan itu dilakukan untuk memberikan masukan kepada pimpinan TNI dalam mengambil kebijakan pembangunan di pedalaman Kalimantan. 

"Kami melibatkan ahli geologi, flora dan fauna untuk melakukan pendataan tentang potensi bencana dan kekayaan alam yang ada," ujar Izhak. 

Team Ekspedisi di bagi menjadi empat koordinatorat wilayah, yang kemudian dibagi lagi menjadi delapan subkoordinatorat wilayah.

Tim koordinatorat wilayah barat meliputi provinsi Kalimantan Barat, Koordinatorat wilayah tengah adalah provinsi Kalimantan Tengah dan koordinatorat wilayah selatan adalah provinsi Kalimantan Selatan.

Sementara koordinatorat wilayah timur adalah provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan delapan subkoordinatorat meliputi wilayah Sambas, Sanggau, Kapuas Hulu/Putussibau, Murung Raya/Muara Tewe, Nunukan, Malinau, Kutai Barat, Hulu Sungai Tengah/Barabai. 

Komandan koordinatorat wilayah untuk Ekspedisi Khatulistiwa ini, masing-masing dipegang oleh Danrem. Sedangkan untuk komandan subkoordinatorat wilayah dipegang oleh Dandim.

Sumber : ANTARANEWS.COM

Jumat, 13 April 2012

UU Diperlukan Dalam Pembentukan Industri Pertahanan Nasional Yang Kuat

JAKARTA-(IDB) : Pembahasan mengenai Rancangan Undang- Undang (RUU) Industri Pertahanan sudah dimulai sebagai langkah lanjut prioritas Program Legislasi Nasional 2012. Hal ini juga sejalan dengan proses transformasi militer Indonesia yang bertujuan untuk membangun militer yang profesional.

Artikel ini melihat aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam upaya membentuk industri pertahanan Indonesia yang ideal. Secara historik dan empirik, beberapa negara telah mengembangkan industri pertahanannya dan berbagai pengalaman tersebut tentu dapat diambil sebagai rujukan bagi Indonesia untuk mengembangkan model pembangunan industri pertahanannya sendiri. Setidaknya terdapat tiga aspek utama yang harus diperhatikan apabila Indonesia secara sungguh-sungguh berniat untuk membangun industri pertahanannya.


Aspek pertama adalah aspek institusional. Hampir semua negara berkembang memutuskan untuk membangun industri pertahanannya atas dasar motivasi politik dan strategik. Brasil misalnya pada awalnya mengembangkan industri pertahanan sebagai legitimasi kepemimpinan militer yang kemudian tetap diteruskan oleh pemimpin sipilnya untuk mempertahankan warisan dukungan rakyat.

Turki sebagai contoh lain mengembangkan industri pertahanannya setelah mengalami embargo setelah Perang Siprus sehingga untuk memenuhi kebutuhan alutsistanya harus mengembangkan industri pertahanan domestik. Dengan asumsi dasar bahwa industri pertahanan dikembangkan untuk tujuan politik dan strategik, sebagai konsekuensi logisnya, pemerintah berkewajiban melindungi industri ini sepenuhnya.

Karena itu, aspek institusional mensyaratkan komitmen pemerintah terutama dalam melakukan proteksi terhadap industri strategis ini. Komitmen dan proteksi ini seharusnya diimplementasikan dalam pembuatan cetak biru pengembangan industri pertahanan sehingga perubahan pada level pembuat kebijakan tidak dapat secara otomatis meniadakan proses pembangunan yang tengah berlangsung.

Aspek kedua adalah aspek kerangka industrial. Secara teoretik, Joseph Schumpeter memberikan dua mekanisme sebagai agen perubahan dalam konteks inovasi. Pertama, industri kecil dengan inovasi entrepreneur dan industri besar dengan inovasi manajerial. Secara empirik, berbagai negara melakukan audit dan konsolidasi industri pertahanan untuk memastikan kinerja yang efektif dan efisien.

Amerika Serikat misalnya mengonsolidasikan lebih dari ratusan perusahaan dalam industri pertahanannya dan melakukan konsolidasi terutama untuk mempertahankan performa efektivitas dan efisiensi industri pertahanan. Selain itu, aspek kerangka industrial juga mengharuskan Indonesia untuk memilih dari kemungkinan tiga pilihan model yang sering muncul dalam perkembangan industri pertahanan.

Model pertama adalah model autarki. Model ini misalnya diadaptasi oleh Turki dan Korea Selatan,yang walaupun kontradiksi dan masih menjadi dengan nilai impor senjata terbesar di dunia, keduanya berusaha membangun industri pertahanannya untuk kemandirian domestik. Model ini mensyaratkan kuatnya negara ataupun konglomerasi nasional untuk bisa mendukung proses kemandirian industri pertahanannya.

Industri pertahanan Turki didukung dengan peran negara yang sangat besar, sementara Korea Selatan didukung konglomerasi besar seperti Samsung dan Daewoo untuk menyokong kemandirian industri pertahanannya. Pilihan model kedua adalah industri ceruk (niche) yang dikembangkan misalnya oleh Israel. Industri ini mengkhususkan pada pengembangan teknologi maupun instrumen pertahanan yang belum ditawarkan dalam industri yang sudah berkembang.

Industri ceruk dalam konteks pertahanan sangat menggantungkan diri kepada keuntungan komparatif yang dimiliki sebuah negara misalnya keunggulan komparatif dalam teknologi misalnya kemampuan reverse technology seperti yang dimiliki Israel dan China. Pilihan model ketiga adalah menjadi bagian penyokong dalam rantai industri pertahanan global.

Selama bertahun tahun Singapura telah menjadi bagian dalam industri pertahanan global walaupun Singapura tidak dikenal sebagai salah satu produsen senjata ataupun platform tertentu.Ketiga model ini tetap membutuhkan kejelasan kerangka industri yang harus dibangun untuk menyokong industri yang strategis ini. Israel misalnya membentuk institut khusus yang membawahi ekspor dan kerja sama internasional untuk memfasilitasi kesempatan dagang dan kerja sama untuk mendukung industri pertahanannya.

Aspek ketiga yang harus diperhatikan adalah aspek legal. Aspek legal ini mengharuskan Indonesia untuk mempertimbangkan aturan-aturan yang ada di tingkat regional dan internasional karena Indonesia adalah bagian dari komunitas global dan regional.Di tingkat internasional selama ini hanya ada rezim pendaftaran senjata konvensional yang mendasarkan keikutsertaan mendaftarkan senjata dengan basis sukarela, namun tidak ada aturan jual beli senjata yang secara signifikan membatasi Indonesia untuk menjual senjata di tingkat internasional.

Di tingkat regional Indonesia terlibat dalam pembentukan komunitas ASEAN yang secara normatif berniat menghilangkan penggunaan kekerasan dalam penyelesaian konflik. Tapi,lagilagi, tidak ada aturan khusus yang secara spesifik membatasi Indonesia untuk mengembangkan industri pertahanannya. Selain aspek legal di tingkat internasional, Indonesia juga harus memperhatikan regulasi- regulasi di tingkat nasional.

Secara khusus, Indonesia harus melakukan harmonisasi baik untuk regulasi industri, ekspor-impor, maupun perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang dibutuhkan untuk menyokong tumbuhnya industri pertahanan nasional.

Berdasarkan penjelasan di atas,revitalisasi industri pertahanan nasional yang sudah diinisiasi pemerintah tampaknya tidak boleh hanya dianggap sebagai proyek nasional semata. Tumbuh kembangnya industri pertahanan sebuah negara membutuhkan komitmen yang kuat serta kepemimpinan yang konsisten dan berkesinambungan.

Sumber : Sindo

USS Zumwalt Kapal Perusak Amerika Terbaru Beroperasi Dua Tahun Lagi

BATH-(IDB) : Meski ditentang oleh sebagian petinggi Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) karena biaya pembuatannya terlalu tinggi, program pembuatan kapal perang masa depan USS Zumwalt jalan terus. Kapal yang penuh dengan teknologi canggih terbaru itu akan diluncurkan tahun depan dan diserahkan kepada US Navy pada 2014.

Saat ini, pembuatan Zumwalt terus berlangsung di galangan kapal Bath Iron Works di dekat kota Bath, Negara Bagian Maine, AS. Kepala Staf US Navy Laksamana Jonathan Greenert mengatakan, dengan segala kemampuannya, Zumwalt adalah kapal perang masa depan AS.

"Dengan kemampuan stealth, sistem sonar yang luar biasa, kemampuan menyerang, dan kebutuhan tenaga manusia yang lebih sedikit, ini adalah masa depan kita," tutur Greenert saat mengunjungi Bath Iron Works, pekan lalu.

Zumwalt adalah jenis kapal perusak berpeluru kendali kelas terbaru (DDG-1000) yang akan menjadi kapal perusak terbesar dan tercanggih yang pernah dioperasikan US Navy. Kapal itu memiliki desain lambung tumblehome yang unik, yakni mengerucut ke atas.

Meski berukuran lebih besar daripada kapal-kapal perusak US Navy saat ini, Zumwalt akan dioperasikan oleh lebih sedikit awak kapal karena hampir semua sistemnya sudah otomatis.

Kapal yang dibuat dengan material komposit itu akan dilengkapi sistem pendorong elektrik, sonar terbaru, rudal, dan meriam-meriam berkemampuan tinggi yang menembakkan proyektil berpendorong roket dan berpemandu. Pada masa depan, kapal ini akan dilengkapi meriam elektromagnetik, yakni meriam yang tak lagi menggunakan ledakan mesiu untuk mendorong proyektil, melainkan medan elektromagnetik.

Untuk membangun kapal berukuran panjang 182 meter itu, galangan kapal milik General Dynamics tersebut menghabiskan dana 40 juta dollar AS (Rp 366,4 miliar) untuk membangun bangunan galangan baru setinggi 32 meter guna merakit bagian-bagian lambung kapal yang berukuran raksasa.

Dengan segala ukuran dan teknologi yang ia punyai, biaya membuat kapal terbaru ini, menurut angka resmi US Navy, mencapai 3,8 miliar dollar AS (Rp 34,8 triliun) per unit. Namun, Winslow Wheeler, Direktur Straus Military Reform Project di Pusat Informasi Pertahanan, di Washington DC mengatakan, ongkos sebenarnya bisa mencapai 7 miliar dollar AS (Rp 64,12 triliun) per unit.

Dengan biaya semahal itu, jumlah pesanan US Navy terus mengecil, dari awalnya 32 kapal menjadi 24 unit, kemudian 7 unit, dan akhirnya diputuskan untuk membuat 3 unit saja.

Greenert mengatakan, kapal baru ini sangat cocok dengan perubahan strategi militer global AS untuk memusatkan perhatian di kawasan Asia Pasifik. Menurut US Navy, kapal tersebut efektif digunakan untuk menangkal serangan musuh baik di lautan lepas maupun di perairan dekat pantai.
Meski demikian, beberapa kritik menyebutkan, kapal tersebut terlalu memaksakan diri memasukkan begitu banyak teknologi canggih. Desain kapal itu juga disebut kurang tangguh dalam mempertahankan diri dari serangan rudal. Para pengamat pertahanan memperingatkan, kapal itu rentan terkena serangan dalam operasi dekat pantai. Bentuk lambungnya juga dikhawatirkan kurang stabil dalam kondisi tertentu. 

Sumber : Kompas

DPR Turun Langsung Untuk Cek Pabrikan Leopard Di Jerman

JAKARTA-(IDB) : Sejumlah agenda sudah disiapkan Komisi I DPR yang akan melakukan kunjungan kerja ke empat negara yakni Afrika Selatan, Jerman, Polandia dan Republik Ceko.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, kunjungan kerja komisi pertahanan itu juga mengkhususkan untuk mengecek langsung pembuatan Tank Leopard.


“Plus kunjungan ke industri pertahanan Jerman, khususnya yang spesifik adalah KMW salah satu pabrikan produksi dari Tank Leopard yang rencananya Kemhan RI akan melakukan pengadaan alternatif dari Jerman dan Belanda," kata Mahfudz, kepada wartawan, Kamis (12/4), di Jakarta.


Dijelaskan Mahfudz, tim yang ke Jerman agendanya utamanya adalah bertemu Kedutaan Besar RI (KBRI) disana, untuk rapat dengar pendapat terkait kinerja, persoalan-persoalan yang dihadapi, dan dinamika hubungan bilateral.


Sedangkan tim kedua, lanjut dia, akan bertemu dengan pejabat Kementerian Ekonomi disana berkaitan dengan kerjasama di bidang pertahanan. “Dilanjutkan bertemu dengan Kementerian Pertahanan dan juga secara khusus diskusi dengan atase pertahanan dan intelijen disana," katanya.


Wakil Sekjen PKS itu menambahkan, untuk tim gelegasi Komisi I yang akan ke Afrika Selatan, agendanya RDP dengan KBRI. “Afsel itu salah satu dari 14 negara mitra strategis Indonesia,” ujarnya.


Kemudian, bertemu dengan parlemen di komisi pertahanan dengan komisi luar negeri dan mengunjungi dua industri pertahanan yang sudah ada MOU dengan Indonesia dan kerjasama produksi dengan neger ini.

Sumber : JPNN

Kamis, 12 April 2012

Roket Korea Utara Jatuh di Laut


Seoul Korea Utara akhirnya meluncurkan roket jarak jauhnya meski mendapat kecaman. Namun peluncuran itu tidak berjalan mulus. Roket tersebut jatuh di tengah laut.

Informasi yang dikutip dari Reuters, Jumat (13/4/2012), Menteri Pertahanan Jepang, Naoki Tanaka, memastikan roket tersebut memang sempat berada di udara selama satu menit. Tidak lama berselang, roket itu pun jatuh di laut.

"Tidak berdampak pada wilayah Jepang," kata Tanaka.

Sementara itu, pejabat-pejabat militer Amerika Serikat juga percaya kalau Korut sudah gagal dengan peluncuran roketnya. Korut meluncurkan roketnya dari stasiun peluncuran satelit Sohae di bagian utara negara itu, yang berdekatan dengan perbatasan Korea Utara dengan China. Demikian informasi yang diambil dari ABCnews.

Roket itu diluncurkan pada pukul 07:39 waktu setempat. Padahal wacana Korut ini sempat mendapat reaksi negatif dari dunia.
 

Kemhan & TNI AU Bantah Pembelian Eurofighter Typhoon

Kemhan & TNI AU Bantah Pembelian Eurofighter Typhoon

 
Eurofighter Typhoon

JAKARTA - Kementrian Pertahanan (Kemhan) dan TNI AU membantah kabar yang menyebutkan adanya rencana ataupun pembelian jet tempur Eurofighter Typhoon buatan Inggris. Hingga saat ini, pembelian pesawat tersebut tidak masuk dalam rencana belanja alutsista TNI.

“Belum ada. Kami tidak ada rencana membelinya,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta, Kamis (12/4). Hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma Azman Yunus.

Menurutnya, pembelian 24 unit Typhoon hanyalah isu yang tak bertanggung jawab. “Nggak benar isu itu,” kata Azman. Isu pembelian pesawat senilai 2 miliar pound sterling atau senilai Rp29,2 triliun itu muncul sejak tahun 2011 lalu.

Isu tersebut mencuat sejak setahun silam saat Dubes Inggris di Jakarta Mark Canning kembali membuka peluang kerja sama militer dengan Indonesia. Menurutnya Inggris sebelumnya telah dipercaya Indonesia untuk memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan penting ke Indonesia, contohnya pesawat Hawk," katanya. Soal Eurofighter Typhoon, ia menyatakan berusaha menjual apa pun ia bisa.

Kini isu itu kembali menguat bersamaan dengan kedatangan PM Inggris Davic Cameron, siang tadi.

Sumber : JURNAS.COM

Menhan : Pengoperasian UAV Di Perbatasan Akan Lebih Diefektifkan

JAKARTA-(IDB)  : Wahana udara tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) akan semakin diefektifkan pemakaiannya, terutama di kawasan perbatasan negara. Penetapan pada wahana ini menjadi salah satu strategi pertahanan negara oleh pemerintah.

"Salah satunya dengan semakin mengefektifkan UAV itu. Akan juga dipergunakan di perbatasan," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Selasa. Dia menjadi salah satu pembicara kunci seminar Air Power Club of Indonesia sebagai rangkaian HUT ke-66 TNI-AU.

UAV merupakan wahana udara yang bisa dijadikan arsenal di garis depan untuk mengumpulkan data intelijen primer. Pemakaian UAV ini bisa dikombinasikan dengan sistem transmisi data seketika dan sistem komando persenjataan yang terintegrasi dengan arsenal lain.

Banyak negara telah memakai UAV ini, mulai dari Amerika Serikat sampai negara-negara di Afrika. Salah satu negara produsen UAV ternama dunia adalah Israel yang membuat wahana dan sistem pengendali UAV Heron.

Menurut Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, UAV yang akan diakusisi dalam arsenal matra udara TNI itu adalah yang terbaik di kelas harganya. "Mengoperasikannya jelas tidak seperti menerbangkan pesawat radio kontrol," katanya.

Saat disinggung mengombinasikannya dengan kesenjataan konvensional ataupun inkonvensional, dia mengakui bahwa, "Kita belum mampu. Namun nanti pasti dikembangkan."

Dalam daftar kesenjataan yang akan dimiliki TNI-AU, UAV telah masuk di dalamnya. Direncanakan, UAV itu akan tiba di Tanah Air dalam waktu tidak lama lagi, dan akan ditempatkan di Pangkalan Udara TNI-AU Supadio, Pontianak.

Salah satu area yang bisa dianggap pas untuk dijadikan pangkalan UAV TNI-AU itu adalah Lapangan Terbang Haliwen, di Atambua, NTT. Lapangan udara perintis namun bisa didarati C-130 Hercules atau Fokker F-50 itu hanya berjarak 30 menit penerbangan dari Dili, ibukota negara Timor Timur. 

Sumber : Antara

Tahun 2014 33 Radar Akan Beroperasi Penuh Kawal NKRI


JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan, komposisi dan sebaran radar di seluruh wilayah Indonesia akan diperlengkap. Untuk saat ini, radar sipil dan miiter bersifat saling melengkapi.

"Radar primernya dari militer kita dan radar sekundernya sipil, selama ini bekerja bersama dengan radar-radar TNI," katanya, di Jakarta, Selasa.

Dia menjadi pembicara kunci dalam seminar Air Power Club of Indonesia, di Klub Persada. Seminar bertemakan "Peran, Komando, dan Kendali Angkatan Udara dalam Perang Modern dan Inkonvensional", itu terkait dengan HUT ke-66 TNI-AU.

Hadir Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, dan segenap jajaran pimpinan matra udara TNI itu. Pula hadir sejumlah atase pertahanan negara sahabat dan kalangan sipil pemerhati gatra dirgantara nasional.

Lingkupan radar di seluruh Indonesia merupakan satu keharusan jika negara ini tidak ingin wilayah udaranya diganggu pihak luar.

Dari 33 lokasi penempatan radar dalam jajaran Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, baru 20 lokasi yang dipasangi radar. Komando di dalam tubuh Markas Besar TNI itu sendiri terbagi dalam empat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, mulai dari Medan, Jakarta, Makassar, dan Biak.

$0A
Direncanakan ke-33 radar itu akan beroperasi semuanya pada 2014 mengikuti postur pertahanan nasional dalam tataran kesiagaan minimum esensial. 

Sumber : Antara 

MALAYSIA SIAGAKAN MBT DIPERBATASAN KALIMANTAN


BALIKPAPAN-(IDB) :Komando Daerah Militer VI Mulawarman menuturkan, di perbatasan Indonesia-Malaysia, sudah berjajar tank-tank jenis PT–91 buatan Polandia yang beratnya hingga 50 ton. Tank-tank milik Malaysia ini memang dipersiapkan untuk pengamanan perbatasan di sepanjang Kalimantan. “Tank-tank Malaysia sudah siap di perbatasan Kalimantan,” kata Panglima Kodam Mulawarman Mayor Jenderal Subekti, Selasa, 10 April 2012.

Bukan hanya itu. Malaysia, kata Subekti, juga membangun infrastruktur jalan penghubung di wilayahnya sendiri untuk memudahkan pergerakan pasukan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Dengan situasi seperti itu, Subekti memaklumi jika saat ini pemerintah melakukan pengadaan tank Leopard buatan Jerman yang bobotnya hingga 62 ton. Batalyon tank Leopard itu nantinya akan ditempatkan di perbatasan, baik di Bulungan, Sangata, serta Malinau. Secara total, batalyon tank Bulungan akan memiliki sebanyak 44 Leopard. Keseluruhan pengadaan perlengkapan dan sarana batalyon bisa dituntaskan pada Oktober 2013 mendatang.

Subekti mengatakan batalyon tank Leopard itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan serta kewibawaan Indonesia di mata negara tetangga. Dia menilai tank tempur Kodam Mulawarman jenis AMX–13 dan panser Sarasin, Saladin, dan Perret, sudah ketinggalan zaman. “Bila dibandingkan tank Malaysia, seperti mainan saja tank TNI. Dalam kategori strategi militer, tank TNI sudah dianggap tidak ada, saking tuanya,” katanya.

Subekti memastikan keberadaan batalyon Leopard akan mampu meningkatkan kewibawaan Indonesia di mata negara-negara tetangga. Alat tempur darat tersebut mampu menyaingi persenjataan tank tempur Malaysia.

Selain batalyon Leopard, pengamanan perbatasan juga diperkuat oleh pembentukan skuadron helikopter tempur yang berpusat di Berau. Skuadron ini nantinya dilengkapi oleh 16 pesawat helikopter serang buatan PT Dirgantara Indonesia, Agusta 129 Mangusta dari Italia, dan Super Cobra buatan Amerika Serikat.

Super Cobra adalah helikopter buatan Bell, hasil pengembangan dari Huey Cobra yang berjaya di perang Vietnam. Senjatanya adalah senapan mesin gatling 20 mm, roket Hydra, rudal Sidewinder untuk pertempuran udara, dan rudal penghancur tank Hellfire.

TNI, kata Subekti, menginginkan Super Cobra sebagai pilihan utama, di samping juga heli serbaguna Agusta Westland buatan Italia. Bahkan, kalau dapat izin, ia juga menginginkan heli Apache buatan Amerika Serikat karena dianggap sangat cocok untuk pengamanan perbatasan.

Untuk pengamanan perbatasan di darat, akan dilakukan oleh tiga batalyon gabungan infanteri dan artileri yang memiliki persenjataan anti-tank yang dapat membidik tank dari jarak 6 kilometer serta multiple launch rocket system (MLRS) Astros II buatan Brasil. Kata Subekti, seluruh persenjataan dan personel baru ini akan tersedia secara bertahap mulai tahun 2012 ini.

Menurut Subekti, ketersediaan alat utama sistem senjata dan personel di perbatasan itu akan sangat berdampak pada perimbangan kekuatan Indonesia dengan negara tetangga, terutama dengan negara yang berbatasan langsung di Kalimantan. “Saat ini kita memang tidak memiliki musuh yang eksplisit, yang nyata. Tapi setiap hari kita dilecehkan di perbatasan dengan adanya patok yang digeser-geser,” ujarnya. 

Sumber : Tempo

PENGAMAT MILITER : MATRA UDARA DAN LAUT HARUS JADI PRIORITAS PENGUATAN PERTAHANAN


JAKARTA-(IDB) :Penguatan pertahanan dinilai sudah saatnya bergeser pada kemampuan matra udara dan matra laut,bukan lagi di darat. Ini untuk merespons perubahan dalam percaturan geopolitik global dan ancaman yang sekarang berkembang.

Pengamat militer dari LIPI Jaleswari Pramodhawardani mengungkapkan, sekarang ini ancaman sudah berubah,misalnya dalam kasus illegal fishing dan people smugling. ”Kita harus merespons perubahan perubahan yang terjadi dalam percaturan geopolitik. Saat ini penguatan TNI AL dan AU itu penting,” katanya di sela-sela seminar tentang kekuatan udara di Jakarta,kemarin.

Walaupun sering dibicarakan trimatra terpadu, lanjut dia,seharusnya saat ini yang diperkuat adalah TNI Angkatan Udara dan Angkatan Laut. ”Kalau dulu, yang dikedepankan adalah TNI AD karena ancaman ada di darat, saat ini ancamannya sudah berubah,” sebutnya. Memperkuat AU danAL memang akan berdampak pada banyaknya anggaran yang harus dikeluarkanan ketimbang AD.Pasalnya,AU dan AL lebih banyak menggunakan senjata yang diawaki, sehingga dari teknologi lebih mengemuka.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebut,pertahanan di perbatasan akan diperkuat. ”Nanti rencana kita untuk mengaktifkan UAV (pesawat intai tanpa awak) yang salah satunya milik AU,walaupun nantinya angkatan lain juga punya,”katanya. Adanya penambahan sekitar 50 pesawat hingga 2014 juga menegaskan penguatan kekuatan TNI AU. Belum lagi dengan penambahan radar untuk pemantauan yang saat ini masih harus mengintegrasikan dengan radar sipil demi mengcover seluruh wilayah NKRI.

Sementara itu,Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat menuturkan, UAV yang akan dibeli itu sebenarnya UAV yang paling bagus yang bisa beli, sehingga pembelian ini juga bisa dimanfaatkan para ahli untuk dipelajari dan kemudian membuat yang lebih canggih.

”Mudah- mudahan ahli-ahli kita bisa mengembangkan setelah kita punya UAV,”katanya. UAV ini rencananya dibeli dari Filipina dan merupakan produk dari Israel. Alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut akan menempati satu skuadron tersendiri di Pontianak.

Sumber : Sindo

MULAI TAHUN INI PT. DI DIPERCAYA AIRBUS UNTUK PENGEMBANGAN PESAWAT A350


BANDUNG-(IDB) :Dirgantara Indonesia (PT DI) bekerjasama dengan produsen pesawat asal Prancis yaitu Airbus. PT DI mendapatkan pekerjaan mengembangkan pesawat Airbus A350.  Hal ini disampaikan Direktur Utama PT DI Budi Santoso dalam siaran pers, Rabu (11/4/2012). 

"Hari ini PT DI membuat sesuatu yang berbeda, selain mampu membuat komponen untuk pesawat Airbus, dipercaya juga untuk pekerjaan engineering dalam mengembangkan pesawat A350. 

Kerjasama ini telah dirintis sejak 2010, ketika Airbus mengaudit sistem yang digunakan di PT DI serta mengukur kemampuan engineering-nya," tutur Budi.  Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Mou antara PT DI dengan Airbus di istana presiden. 

Pekerjaan baru ini dilakukan PT DI mulai tahun ini.  PT DI hingga saat ini tengah mengerjakan pembuatan komponen untuk struktur Airbus A320/321/330/30/350 dan A380 sejak tahun 2002 yang diperoleh dari Spirit (saat ini BAe System-UK) dan juga dari CTRM Malaysia.  

"Pekerjaan engineering ini akan menjadi langkah awal untuk menjadi kontraktor engineering bagi pesawat-pesawat Airbus. Dalam hal manufakturing, PTDI juga berharap akan menjadi pemasok tier 1 bagi Airbus," kata Budi.  

PT DI yang sudah sekian lama menjalin kerjasama dengan EADS, kembali membuktikannya dengan memesan 9 pesawat CN295 dari Airbus Military pada 15 Februari 2012 lalu, dan pada 6 April 2012 PT DI menandatangani pemesanan 6 unit helicopter EC725 buatan Eurocopter.

Sumber : Detik

Inggris menjual 24 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoons senilai 2 miliar pound sterling ke Indonesia

Jakarta: Inggris menjual 24 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoons senilai 2 miliar pound sterling ke Indonesia. Penjualan pesawat tempur senilai Rp 29,2 triliun itu telah disepakati oleh pemerintah Inggris dan Indonesia tahun lalu.

Perdana Menteri Inggris David Cameron menjelaskan rencana itu sebelum terbang ke Jakarta. Rabu 11 April 2012, ia tiba di Jakarta dalam rangka kunjungan kerja selama dua hari. Kedatangannya ke Indonesia didampingi sejumlah pengusaha di bidang pertahanan di Inggris.

“Inggris membuat sejumlah perlengkapan pertahanan yang terbaik di dunia, dan ini tepat untuk Indonesia, yang kriterianya sama dengan yang kami terapkan pada rekan kerja di seluruh dunia,” kata Cameron.

Penjualan ini sekaligus menandai berakhirnya penerapan sanksi embargo militer terhadap Indonesia, yang diberlakukan selama lebih dari 10 tahun. Saat itu Partai Buruh mendorong pemberlakuan embargo sebagai protes atas penggunaan pesawat tempur Hawk, buatan Inggris, untuk mengebom warga sipil di Timor Timur (sekarang Timor Leste).

Eurofighter Typhoons merupakan pesawat tempur multifungsi. Pesawat ini setara dengan pesawat SU-27 Flanker buatan Rusia, atau F-15 Eagle bikinan Amerika Serikat. Awalnya, proyek Eurofighter merupakan kerja sama antara Inggris, Italia, Jerman, Spanyol, dan Prancis untuk membuat pesawat tempur tersebut.

Cameron disambut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka. Sejumlah menteri dan petinggi TNI turut mendampingi Yudhoyono. Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung sekitar satu jam, Cameron menawarkan persenjataan, termasuk penjajakan peningkatan kerja sama lebih luas.

"Kerja sama yang lebih luas itu untuk angkatan bersenjata dan industri pertahanan kedua negara. Memberi Indonesia global expertise untuk memodernisasi aset militernya," kata Cameron.

Selain membahas perdagangan peralatan militer, pertemuan bilateral itu menyepakati pembelian 11 unit pesawat Airbus A330-300 senilai US$ 2,54 miliar, setara dengan Rp 23,3 triliun, oleh PT Garuda Indonesia. Kesepakatan itu ditandatangani oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dan Tom Williams dari Airbus.

Dalam pertemuan itu juga dibahas mengenai investasi, pendidikan, demokrasi, dialog lintas keyakinan, dan perubahan iklim.

Indonesia Jajaki Pembelian Alutsista dari Inggris

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia tengah menjajaki pembelian alutsista dari Inggris. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron pada hari ini, wacana tersebut sempat terlontar.

"Tadi ada sedikit menyinggung kerja sama pertahanan, tapi tentu kami akan melihat lebih jauh. Sebenarnya ada alutsista yang sekarang ini sedang kami bicarakan untuk dibeli dari Inggris," ujar Purnomo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/4).

Namun, Purnomo tidak dapat merinci lebih lanjut perihal jenis alutsista yang bakal dibeli dari Inggris. "Startrek (peluncur roket penangkis serangan udara) dan multi launcher rocket. Itu di antaranya. Tapi jumlahnya juga tidak begitu besar. Saya lupa (angkanya). Nilainya kecil kok," ucapnya.

Ditambahkan Purnomo, mengutip instruksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai perlu adanya kerjasama produksi atau alih tekonologi dalam proses tersebut. Sebelumnya, lanjut dia, Indonesia juga pernah melakukan pembelian pesawat latih tempur Hawk buatan Inggris.

Rencana pembelian alutsista ini, menurut Purnomo, masih akan dibahas lebih lanjut diantara kedua pihak. "Ini kan business to business. Masih dibicarakan," katanya.

Sumber: Jurnas/Tempo

BUMNIP Siapkan Pemaparan Produknya Untuk Presiden Kazakhstan


BUMNIP Siapkan Pemaparan Produknya Untuk Presiden Kazakhstan

 JAKARTA - Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia sekaligus
bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 13 April. Dalam kunjungannya Presiden Kazakhstan juga dijadwalkan bertemu dengan Menko Perekonomian Hatta Radjasa, serta beberapa petinggi politik Indonesia.

Counsellor Kedutaan Besar Republik Kazakhstan di Malaysia, Serik Bukebayev kepada ANTARA di Kuala Lumpur, Kamis (12/4), menjelaskan kunjungan presidennya ini merupakan kunjungan pertama kali ke Indonesia sejak memimpin Kazakhstan dari tahun 1990.

"Kamis malam ini, Presiden Nazarbayev dan rombongan akan tiba di Indonesia," kata Serik. Serik Bukebayev juga menyampaikan rencana akan dibukanya Kedutaan Besar Republik Kazakhstan di Jakarta.

Dalam kunjungan tersebut Nazarbayev juga membawa delegasi Kazakhstan yang akan melakukan pertemuan dengan komunitas bisnis di Indonesia serta menandatangani beberapa kesepakatan bisnis termasuk dengan Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP).

Seperti diketahui 5 April lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Kayrat Sarybay, bersama rombongan mengunjungi BUMNIP di Bandung, diantaranya PT DI, PT Pindad, PT Dahana, PT LEN Industri dan PT INTI. Kayrat Sarybay berharap BUMNIP tersebut dapat memberikan pemaparan singkat tentang produk andalannya.

Dalam kunjunganny Kayrat Sarybay mengungkapkan ketertarikan negaranya bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), termasuk opsi pembelian sejumlah pesawat produksinya.

Sarybay mengunjungi BUMNIP dalam rangka mempersiapkan agenda pembicaraan RI-Kazakhstan saat pemimpin kedua negara bertemu. Ia mengatakan, Kazakhstan menyatakan tertarik dengan paparan PTDI tentang kemampuan dan kompetensi dalam membuat pesawat terbang dan berbagai jenis persenjataan dari PT. Pindad.

Sumber : ANTARANEWS.COM

Rabu, 11 April 2012

TNI AU Pamerkan Senapan Penghancur Tank Baja


Senjata canggih penghancur tank baja (Foto: Runi Sari B/Okezone)
Senjata canggih penghancur tank baja (Foto: Runi Sari B/Okezone)
JAKARTA - Detasemen Bravo TNI Angkatan Udara (AU) memamerkan sebuah senjata canggih berupa senapan piranti penembak jitu yang diklaim mampu menghancurkan tank baja atau bangunan yang berasal dari material baja.

Peralatan perang canggih bernama NTW ini dipamerkan bersamaan dengan seminar bertajuk Penanggulangan Terorisme bagi Persatuan dan Kesatuan Dalam Rangka Ketahanan Nasional” yang digelar di Gedung Lemhanas, Jakarta, Selasa (2/8/2011).

Menurut Anggota Detasement Bravo TNI AU Serda Ahmad Ridwan, senjata canggih mutakhir buatan Afrika Selatan memiliki amunisi berkaliber 20 mm.

“Ini senjata counter sniper yang memiliki amunisi dua kali ledakan. Selain bisa menghancurkan tank, bisa juga menghancurkan material baja. Ini senjata tercanggih yang dimiliki TNI AU, khususnya jenis sniper,” ujarnya.

Selain senjata NTW, dalam kegiatan itu juga ikut dipamerkan sejumlah peralatan canggih milik TNI yang berfungsi untuk mengantisipasi ataupun menjinakkan bom. Salah satunyanya adalah Robot Vehicles Defender System milik TNI Angkatan Laut.

Robot buatan Kanada berbobot 273,8 kilogram, memiliki lima kamera, enam roda dan dikhususkan untuk menjinakkan bom.

Sumber : OKEZONE NEWS

Pangdam Minta Dukungan Masyarakat Terkait Alutsista


Pangdam Minta Dukungan Masyarakat Terkait Alutsista


MRLS Astros. (Foto: politicaexterna)

10 April 2012, Balikpapan: Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti kembali meminta dukungan masyarakat dalam hal pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.

"Sebab persenjataan ini bukan untuk apa-apa, melainkan untuk mempertahankan kedaulatan kita," tegas Pangdam Mayjen TNI Subekti di Markas Kodam VI/Mulawarman, Jalan Jenderal Soedirman, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa.

Pangdam Subekti berbicara dalam konteks hambatan yang diterima TNI dalam upayanya membeli alutsista dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia dan juga Parlemen Belanda.

DPR menyebutkan Tank Leopard yang akan dibeli TNI AD tidak sesuai dengan medan di Indonesia. Dengan beratnya yang mencapai 62 ton, Leopard disebut bisa tenggelam bila melewati medan dengan tanah lunak, atau malah meruntuhkan jembatan yang diseberanginya.

Parlemen Belanda menolak penjualan senjata tersebut dengan alasan Belanda tidak ingin terlibat pelanggaran Hak Asasi Manusia.

TNI sedang melakukan pembelian 100 buah Tank Leopard, atau dua batalion lebih tank, dari Belanda dan Jerman.

TNI juga membeli satu skuadron penuh helikopter serbu Super Cobra sebanyak 16 unit dan sejumlah peluncur roket ganda (Multiple Launch Rocket System/MLRS) Astros.

Heli serbu Bell Super Cobra dibeli dari Amerika Serikat dan peluncur roket Astros (Artillery SaTuration ROcket System) dari Brazil.

Roket Astro terutama mendapat namanya dari Perang Teluk saat digunakan pasukan Irak menangkis serangan artileri Amerika dan sekutu-sekutunya. "Tentara yang kuat tentu kebanggaan rakyat," kata Pangdam lagi.

Anggaran pembelian persenjataan tersebut, khusus tank saja, adalah 280 juta dolar AS. Satu tank Leopard diawaki empat personel, yaitu satu pengemudi, satu penembak, satu pengisi senjata, dan satu komandan.

"Dengan tiga personel juga sudah bisa jalan dengan salah satu dari mereka menjadi komandan," sambung Panglima yang sebelumnya adalah Asisten Perencanaan (Asrena) Kasad di Markas Besar TNI tersebut.

Baik tank-tank Leopard, helikopter Super Cobra, dan MLRS tersebut akan ditempatkan di Kalimantan untuk mengamankan perbatasan langsung dengan Malaysia.

Satu batalyon baru tank, yaitu dengan kekuatan masing-masing 44 buah kendaraan baja, itu masing-masing ditempatkan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

"Di Kaltim saat ini sudah kami siapkan batalyon kavaleri baru di Bulungan. Kami juga sudah memulai proses perekrutan personel untuk semua alutsista tersebut," papar Panglima.

Dengan perimbangan kekuatan yang lebih baik daripada Malaysia tersebut, diharapkan kedaulatan RI tidak lagi dilecehkan, yang di antaranya dilakukan dengan menggeser patok tanda titik batas perbatasan, pencurian kayu, ataupun pencurian ikan di perairan Indonesia. 

Sumber: ANTARA News Kaltim

Airbus Military A400M akan Singgah di Jakarta


Airbus Military A400M akan Singgah di Jakarta


A400M. (Foto: airbusmilitary)

10 April 2012, Jakarta: Airbus Military A400M, pesawat angkut generasi terbaru untuk abad ke-21, akan mengunjungi Asia pada 14-20 April. Malaysia, yang adalah pelanggan A400M, menjadi tujuan pertama dan perhentian terlama dari tur di tiga negara Asia.

Dari Malaysia, Airbus Military A400M akan singgah di Jakarta, lalu Chiang Mai dan Bangkok (Thailand), sebelum kembali ke Eropa. Pihak Airbus, Selasa (10/4/2012) menyebutkan, kunjungan ini merupakan pertama kalinya di Asia, dan akan memberi kesempatan kepada pemerintah dan Angkatan Udara Malaysia untuk melihat pesawat tersebut secara langsung.

Pemerintahan Malaysia telah memesan empat pesawat baru ini, bersama dengan beberapa negara pelanggan lainnya, yaitu Belgia, Perancis, Jerman, Luxembourg, Spanyol, Turki, dan Inggris Raya. Pesawat yang akan diterbangkan pada tur Asia Pasifik ini adalah Grizzly 4, satu dari lima pesawat prototipe yang dikembangkan.

Pada 18 April, Grizzly 4 akan terbang ke Jakarta, dan tinggal selama satu hari di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma. Para pejabat pemerintah dan tamu-tamu dari Angkatan Udara akan dapat melihat pesawat tersebut dan berpartisipasi dalam demonstrasi penerbangan untuk mendapatkan pengalaman langsung dari kemampuan menakjubkan yang dimiliki oleh A400M.

Rekan lama Airbus Military di Indonesia yakni PT Dirgantara Indonesia, turut mendukung dan memfasilitasi kunjungan Grizzly ke Indonesia. Pada 19 April, pesawat tersebut akan berangkat ke Thailland dan mengunjungi Lapangan Udara Chiang Mai, untuk berpartisipasi pada perayaan ulang tahun ke-100 Angkatan Udara Thailand.

Pesawat A400M adalah pesawat angkut militer terbaru yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata abad ke-21. Berkat teknologinya yang maju, pesawat ini dapat terbang lebih tinggi, cepat, dan jauh, dengan tetap mempertahankan kemampuan bermanuver yang tinggi, kecepatan rendah dan kemampuan menggunakan landasan pendek, lunak dan juga kasar.

Pesawat ini menggabungkan kemampuan menjalankan misi taktis dan strategis, dan juga dapat digunakan sebagai pesawat pengisi bahan bakar. Dengan ruang kargo yang secara khusus dirancang untuk mengangkut peralatan besar yang dibutuhkan oleh misi militer dan bantuan kemanusiaan, pesawat ini dapat membawa kargo dengan cepat dan langsung menuju ke tempat yang paling dibutuhkan. 

Sumber: KOMPAS

Selasa, 10 April 2012

Nasional Ada Mortir Buatan AS, Peluru di Tempat Sampah Mortir



Mortir dan peluru ditemukan di pembuangan sampah di Surabaya (Tudji Martudji (Surabaya))

VIVAnews
- Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menemukan sebuah mortir, dua buah granat tangan, serpihan bahan peledak, dan 49 butir peluru di perkampungan padat Jalan Jatipurwo, Surabaya, Senin, 9 April 2012.

Barang-barang itu ditemukan saat dilakukan penyisiran sejumlah wilayah di kawasan Tanjung Perak dalam rangkaian Operasi Pasopati 2012. "Saat petugas melakukan penyisiran, mereka menemukan benda-benda tersebut di lokasi pembuangan sampah. Kemudian, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan benda temuan itu diangkut dengan mobil Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) milik Gegana," kata Kapolres Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo Selasa, 10 April 2012.

Hasil penelitian sementara, sebuah granat diduga masih aktif, dan lainnya hanya tinggal selongsong yang telah diambil serbuk mesiunya. Dan, guna penelitian lebih detail barang temuan itu segera dikirim ke laboratorium forensik Polda Jatim.

Untuk mortir, AKBP Anom menyebut, dipastikan buatan Amerika dan memiliki daya ledak yang kuat. "Untuk jenis, tepi dan lainnya itu akan diketahui setelah dilakukan penelitian," ujarnya.

Ditambahkan, razia yang dilakukan untuk menjaga ketertiban dan antisipasi kerawanan pasca maraknya demo penolakan rencana kenaikan harga BBM itu, polisi juga menangkap 21 orang tersangka yang terlibat berbagai kejahatan.

Mereka teridentifikasi melakukan berbagai kejahatan. Mulai kepemilikan senjata tajam, perampokan, penodongan, curanmor, pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan dan lainnya.

Sementara, guna meningkatkan keamanan di masyarakat khususnya sekitar wilayah pelabuhan, Anom mengingat agar masyarakat dengan cepat memberitahu polisi jika menemukan ada keganjilan di wilayahnya. Itu, lanjut Kapolres, guna menghindari kemungkinan terburuk termasuk mencegah terjadinya sabotase di wilayah pelabuhan. (hp).


• VIVAnews

RI-China Mantapkan Mekanisme Alih Teknologi Rudal

BEIJING - Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China terus memantapkan mekanisme alih teknologi teknologi untuk produksi bersama peluru kendali (rudal) C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.

"Pemerintah China sepakat untuk melakukan alih teknologi dari proses awal, dan kini tengah dimantapkan agar ke depan Indonesia juga benar-benar mampu memproduksi rudal tersebut," katanya Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, Selasa (10/4).

Surya mengatakan Indonesia selalu mensyaratkan alih teknologi dalam setiap pembelian alutsista dari mancanegara, termasuk dalam pembelian rudal C-705 untuk TNI Angkatan Laut.

Dia menjelaskan pula bahwa rencana pemerintah membeli rudal C-705 dari China merupakan bagian dari kerja sama industri pertahanan kedua negara.


Rudal anti kapal permukaan, C-705

Menurut kesepakatan kerja sama industri pertahanan antara kedua negara, pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah dan disertai alih teknologi peralatan militer yang antara lain mencakup cara perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, dan pelatihan.

"Ada pula produksi bersama dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu yang disepakti. Antara lain peluru kendali C-705," ungkap Suryamargono.

Tentang siapa pihak Indonesia yang akan menjalankan alihteknologi tersebut, Surya mengatakan,"belum tahu apakah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad atau PT PAL. Yang jelas, China telah sepakat untuk melakukan alih teknologi dan prosesnya kini terus dimantapkan mekanismenya."

Sumber : ANTARANEWS.COM