Kamis, 24 Mei 2012

Hibah 25 Tank LVT Korsel Tunggu Izin AS

Hibah 25 Tank LVT Korsel Tunggu Izin AS



Indonesia telah menerima 10 LVT-7 hibah dari Korea dari rencana 35 unit (photo : dixie)

Jakarta, InfoPublik - Kembali Indonesia akan menerima hibah 25 tank amphibi Landing Vehicle Tracked (LVT) dari Korea Selatan untuk digunakan oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Namun, prosesnya masih menunggu izin dari Amerika Serikat, pembuat tank tersebut.

"Hibah 25 unit alat tempur LVT itu harus mendapatkan izin dari Amerika Serikat, karena LVT itu merupakan buatan Amerika," jelas Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai mengikuti sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/5).

Menurut Panglima TNI, Indonesia sebelumnya juga telah mendapatkan 10 unit LVT dari Korea Selatan, namun di Korsel masih ada 25 unit lagi yang masih layak digunakan dan dihibahkan. "Saat ini sedang diproses untuk mohon dihibahkan pada Indonesia tapi pelaksanaan hibah ini pun harus seizin Amerika. Kita masih menunggu keputusan dari Kemhan Korea dan Amerika Serikat apakah menyetujui untuk dihibahkan ke Indonesia atau tidak," kata Panglima.

Mengenai pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di dalam negeri, Panglima TNI selaku anggota KKIP, mengatakan, PT PAL sebagai "Lead Integrator" sangat penting untuk diberikan dukungan dalam mewujudkan pembangunan kapal, baik Kapal Cepat Rudal (KCR), Perusak Kapal Rudal (PKR) maupun kapal angkut. "KCR 40M sudah selesai dibangun dan ada beberapa unit. PT PAL juga akan membangun 6 unit KCR-60M dan kapal 105 M, yakni PKR," katanya.

Terkait pembelian Tiga Kapal Selam Korea, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, tiga unit kapal masih dalam proses pembangunan yang dilakukan oleh Korsel dan PT PAL. "Kapal selam pertama akan dilakukan oleh Korsel. Yang kedua separuh-separuh antara Korsel dan PT PAL dan ketiga dibangun di PT PAL. Ini harus dibahas kembali karena harus dilihat kesiapan PT PAL sendiri," katanya.

Pasalnya, kata Menhan yang juga selaku Ketua KKIP, peralatan untuk pembangunan kapal selam itu tidak mudah, sehingga harus terus dibicarakan, sementara proses dari pembuatan ini tetap berjalan.

Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin menyebutkan proyek kapal selam ini ada dua macam, yakni pengadaannya dan transfer of technology-nya. "Kalau pengadaannya kan sudah selesai dan kita telah kontrak. Ini akan berjalan sekaligus," tuturnya.

Namun, dalam ToT, ada tiga tahapan, yakni pembangunan kapal selam di Korea, separuh-separuh antara Korsel dan PT PAL, dan PT PAL sendiri. "Sejak fase pertama kita sudah melibatkan tenaga-tenaga teknis yang kita kirim dari Indonesia yakni PT PAL ke Korea. Yang menjadi tantangan apabila kita ingin masuk ke fase ketiga, infrastruktur yang ada di PT PAL harus dipersiapkan karena membangun kapal selam memiliki infrastruktur tersendiri dan yang paling penting, harus didukung oleh anggaran yang perlu dipersiapkan. Kemhan juga tengah membicarakan bagaimana kesiapan PT PAL yang terdiri dari Meneg bumn, dan tentunya yang ahli dalam kontrak Kemhan," urainya.(dry)

Bulgaria Transfer Teknologi Fuse Bom ke RI

Bulgaria Transfer Teknologi Fuse Bom ke RI



PT Sari Bahari telah menghasilkan bom untuk jet tempur Sukhoi Flanker, baik asap dan versi live  (Foto: Sari Bahari)

Indonesia akan segera siap untuk menghasilkan bom hidup untuk pesawat tempur, khususnya Sukhoi 27 SK dan 30 MK, sebagai senjata produsen PT Sari Bahari Malang akan menerima teknologi dari Bulgaria sekering-bom Armaco produser.

Indonesia baru mampu memproduksi casing, hulu ledak dan bubuk mesiu, saat mengimpor bom sekering.

"Ini adalah langkah maju yang besar bagi Indonesia. Mulai sekarang kita akan tidak lagi tergantung pada negara lain karena kita mampu memenuhi Militer Bahasa Indonesia [TNI] kebutuhan bom, "kata direktur perusahaan Ricky Hendrik Egam The Jakarta Post pada hari Rabu di Surabaya, Jawa Timur.

Ricky, namun menolak untuk mengungkapkan nilai keuangan dari kerjasama antara perusahaannya dan Armaco.

Dia mengatakan bahwa dengan kerja sama itu, Indonesia juga bisa memiliki kesempatan untuk memberikan bom sekering untuk negara-negara Asia yang menggunakan buatan Rusia jet tempur Sukhoi.
Perusahaan sebelumnya juga telah menghadapi kesulitan dalam mencari negara produsen bom sekering yang bersedia untuk mentransfer teknologi. Cina telah menolak permintaan perusahaan untuk kerjasama.

PT Sari Bahari telah menghasilkan bom untuk jet tempur Sukhoi, baik asap dan versi live, dengan bobot antara 100 kilogram sampai 250 kilogram. Perusahaan juga telah diekspor 70 roket asap hulu ledak milimeter kepada Angkatan Udara Chili.

PT. PAL Indonesia Bangun 3 Unit Kapal KCR 60 M Pesanan TNI AL

PT. PAL Indonesia Bangun 3 Unit Kapal KCR 60 M Pesanan TNI AL

(MDN), Surabaya - Sejak dibentuknya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2010 tanggal 17 Juni 2010, KKIP  telah menghasilkan beberapa kebijakan yang berkaitan langsung dengan pemberdayaan industri pertahanan. KKIP juga telah beberapa kali  menggelar Sidang Pleno.
 
Kali ini, Rabu (23/5) untuk yang keenam kalinya KKIP kembali menggelar sidang serupa. Berbeda dengan Sidang Pleno sebelumnya yang selalu dilaksanakan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Sidang KKIP Ke-VI KKIP digelar di PT. PAL, Surabaya yang merupakan salah satu dari Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP).
Sidang  dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua KKIP dan dihadiri Menteri Riset dan Teknologi, Panglima TNI dan Kapolri selaku Anggota KKIP serta Wamenhan sebagai Sekretaris merangkap Anggota KKIP. Hadir pula pada kesempatan tersebut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Ka Bappenas) dan Kasal.

Selain itu, sidang ini juga dihadiri Tim Kelompok Kerja (Pokja) KKIP, Tim Asistensi KKIP, Sekretaris Pokja KKIP serta beberapa pejabat perwakilan dari sejumlah instansi terkait lainnya dan pihak BUMNIP/BUMS.
Agenda dari Sidang Pleno Ke-VI KKIP meliputi penyampaian laporan tentang proses legislasi RUU Industri Pertahanan oleh Tim Asistensi KKIP Bidang Kebijakan Dr. M. Said Didu dan penyampaian Program Nasional Riset Pertahanan dan Keamanan oleh Tim Pokja II KKIP Bidang Litbang dan Rekayasa Ir. Teguh  Raharjo.

Terkait dengan Program Nasional Riset Pertahanan dan Keamanan yang sedang disusun oleh KKIP, Menhan mengatakan ini akan menjadi embrio dalam melengkapi road map dari kegiatan Riset di Bidang Pertahanan dan Keamanan yang sudah diselesaikan oleh Dewan Riset Nasional.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan, road map berisi riset pengembangan dan penerapan dari produk – produk Alutsista dan Almatsus untuk Matra  Darat, Laut dan Udara serta Kepolisian. “Semua tercakup didalamnya dan akan menjadi reverensi dokumen dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan penerapan dari teknologi khusus di dalam industri pertahaan dan keamanan, jelas Menhan.

Road map dari Riset Pengembangan dan Penerapan Industri Pertahanan dan Keamanan ini ditargetkan akan dilaunching pada saat Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tanggal 10 Agustus 2012 di Bandung  dan akan dihadiri oleh Presiden RI.

Sedangkan terkait dengan Rancangan Undang Undang (RUU) Industri Pertahanan, Menhan mengatakan rencananya dalam waktu dekat RUU ini akan segera diselesaikan.  RUU ini diharapkan akan menjadi landasan hukum bagi pembangunan industri pertahanan di Indonesia. “Arahnya adalah tentu kemandirian industri pertahanan dalam negeri, tambah Menhan.

Sementara itu Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa RUU Industri pertahanan ditargetkan dapat diratifikasi oleh DPR pada bulan Agustus 2012 mendatang.  Dalam proses pembahasannya bersama DPR selama ini tidak ada kendala, ini adalah inisiatif DPR,  tetapi yang membuat Daftar Isian Masalah(DIM)-nya adalah Pemerintah.

PT. PAL Indonesia Bangun 3 Unit Kapal KCR 60 M Pesanan TNI AL

Bersamaan dengan Sidang Pleno Ke-VI KKIP ini, dilaksanakan pula Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda).  Kapal tersebut merupakan pesanan dari TNI AL yang dibangun di PT. PAL Indonesia, sebagai wujud nyata komitmen PT PAL Indonesia (Persero) mendukung terciptanya kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan Alutsista dan kemajuan industri pertahanan nasional.

Pelaksanaan Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda) ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menhan bersama dengan Menristek, Kepala Bappenas, Panglima TNI, Kapolri, Kasal, Wamenhan dan Dirut PT. PAL Indonesia.

PT.PAL Indonesia  menerima order pembuatan kapal KCR 60 M sebanyak tiga unit dan Kapal Tunda 2.400 HP sebanyak 2 unit.  Kontrak secara efektif telah ditandatangani  antara PT PAL Indonesia dan TNI AL melalui Dinas Pengadaan Mabesal pada tanggal 20 Desember 2011.

KCR 60 M memiliki spesifikasi panjang keseluruhan 59.80  M dan lebar 8.10 M, mampu melaju hingga 28 knot pada kecepatan maksimum dalam kondisi muatan 50 % . Kapal ini dipersenjatai dengan 1 x Meriam Utama 57 mm, 2 x senjata 20 mm, 2 x 2 Peluncur rudal anti kapal permukaan dan 2 x Decoy Launcher. Kapal ini mempunya oleh gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.

Sementara itu Kapal Tunda 2.400 HP memiliki spesifikasi dengan panjang keseluruhan 29 M dan Lebar 9 M,  dan pada sarat kondisi muatan 50 % kecepatan kapal mencapai 12 knot.

Melalui pelaksanaan Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda) pesanan TNI AL ini kembali membuktikan bahwa PT.PAL Indonesia berkomitmen dan siap menjadi lead integrtor pembangunan produk Alutsista dan Almatsus bidang kemaritiman.

Sejak tahun 1980, PT. PAL Indonesia (Persero) telah menyelesaikan pembangunan kapal lebih dari 240 unit kapal berbagai jenis  dan ukuran untuk produk kapal niaga sampai dengan ukuran 50.000 DWT, sedangkan untuk produk kapal perang telah diproduksi berbagai jenis dan tipe kapal diantaranya: KCR 14 Meter, 28 Meter, 38 Meter, FPB 57 Meter dan Landing Plat Dock 125 Meter.

PT PAL juga berpengalaman memodifikasi kapal dan pemasangan Rudal diantaranya: Rudal Yakhont dan Fire Control System di KRI OWA-354, Rudal C-802 dan Fire Control System di KRI AHP-355 dan KRI YOS-353.

Dengan berbekal pengamalan tersebut, PT PAL Indonesia (Persero) menyatakan siap menyelesaikan pembangunan KCR 60 dan Kapal Tunda 2.400 HP pesanan Kemhan dan Pengadaan Alutsista lainnya di masa mendatang.

Sumber: DMC

Menteri Purnomo Duga Trimarga Dipilih Rusia

Menteri Purnomo Duga Trimarga Dipilih Rusia



23 Mei 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menduga PT Trimarga Rekatama ditunjuk sebagai agen penjualan pesawat komersial Sukhoi Superjet 100 di Indonesia oleh pihak Rusia. "Saya kira bukan pembeli Indonesia yang menunjuk mereka (Trimarga), tapi pihak Rusia yang menunjuk mereka," kata dia di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2012.

Dugaan Purnomo didasarkan pada pengalaman Kementeriannya saat membeli enam unit pesawat tempur Sukhoi jenis 30-MK2 dari Rusia beberapa waktu lalu yang sempat diduga terjadi mark-up dalam pembeliannya. Saat itu, Trimarga Rekatama juga menjadi agen pembelian Sukhoi tempur tersebut. "Sebenarnya Trimarga Rekatama tidak ditunjuk (sebagai agen) oleh Kementerian Pertahanan," ujarnya.

Menurut Purnomo, Trimarga ditunjuk menjadi agen penjualan Sukhoi oleh Rosoboron Export. Rosoboron Export merupakan pabrikan Sukhoi yang ditunjuk oleh pemerintah Rusia untuk penjualan produk pesawat tempur itu.

"Dalam pembelian Sukhoi, hubungan kami itu dengan Kementerian Pertahanan Rusia dan Kementerian Pertahanan Rusia menunjuk Rosoboron Export," ucapnya. "Soal Rosoboron kemudian menunjuk siapa (sebagai agen), itu adalah diskresi dari mereka, bukan kami." Purnomo menjelaskan pembelian Sukhoi tempur sama sekali tidak bersinggungan dan berhubungan dengan Trimarga.

Soalnya, dalam pembelian pesawat itu Kementerian Pertahanan hanya berhubungan dengan Rosoboron Export. "Kontrak kami pun ditandatangani dengan Rosoboron Export," katanya. "Jadi, secara de facto dan de jure hubungan kami dengan Rosoboron Export." Ia menduga dipilihnya Trimarga oleh Rosoboron Export semata-mata ditujukan untuk kepentingan Rosoboron, misalnya dalam melakukan representasi dan proses administrasi penjualan Sukhoi.

Alasannya, Rosoboron mungkin tidak terlalu mengerti dengan sistem yang berlaku di Indonesia secara umum. "Beberapa produsen asing dan pabrikan asing itu kan tidak premier dengan Indonesia," kata Purnomo.

Purnomoe~ggan mengomentari kemungkinan adanya kedekatan antara Trimarga dan pemerintah Rusia. "Itu mesti ditanyakan ke mereka (Trimarga). Yang perlu ditanyakan ke mereka adalah mengapa mereka (Trimarga) bisa mendapat surat keagenan itu," kata dia.

Sumber: TEMPO

30 Tank Leopard Jerman Siap ke Jakarta

30 Tank Leopard Jerman Siap ke Jakarta


22 Mei 2012
Tank Leopard 2A6 Angkatan Darat Jerman (photo : Valka)
TEMPO.CO, Pontianak - Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, mengatakan pada Oktober ini, sebanyak 30 tank jenis Leopard yang dipesan dari Jerman akan dikirim ke Jakarta.
“Awalnya tawaran datang dari Belanda dan Jerman, tetapi kita pilih Jerman karena lebih menjanjikan,” kata Pramono, di Markas Kodam XII/Tanjungpura, Selasa 22 Mei 2012, di Pontianak.
Sebanyak 30 unit tank ini, katanya, tinggal menunggu pihak Jerman untuk mengirimkannya ke Indonesia. Jenis yang akan dibeli adalah Leopard 2A6 yang merupakan hasil "retrofit 2A4" alias pengembangan teknologi terbaru karena cetak baru teknologi Leopard serupa sudah tidak diproduksi lagi.
Kelebihan memilih tawaran Jerman adalah dapat melakukan transfer of technology (TOT). Jerman juga menawarkan joint production untuk pembuatan beberapa bagian tank seberat 60 ton tersebut dengan menggandeng PT Pindad.
Masih terkait tank yang dibutuhkan TNI untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedianya di Kalimantan Barat akan ditempatkan pula satuan tank. Pramono mengatakan, saat ini di Kalimantan Barat hanya dilengkapi dengan light tank dan ke depannya akan ditingkatkan dengan tank untuk tempur. Satuan Kavaleri di Kalbar juga akan ditingkatkan dari Datasemen menjadi batalion penuh.

Uji Terbang UAV dan Airborne oleh Pustekbang LAPAN

Uji Terbang UAV dan Airborne oleh Pustekbang LAPAN




Tim UAV Pustekbang Lapan (photo : Pustekbang)
Bulan Maret 2012 merupakan bulan bersejarah bagi Pustekbang dan khususnya Tim UAV, karena pada bulan itu untuk pertama kalinya  dilakukan uji terbang UAV hasil manufaktur para engineer Pusat Teknologi Penerbangan bekerja sama dengan Industri Kecil Menengah (IKM). Bertempat di Bandara Nusawiru, Pangandaran, pada tanggal 8 s/d 10, uji terbang dilakukan pada dua unit UAV hasil didesain sendiri yang di manufaktur oleh IKM (FADEX),  dan hasil didesain IKM yang dimanufaktur oleh para engineer dan teknisi Pustekbang (Zen 1). Serta dilakukan pula uji terbang Airborne RS dan Skywalker pada sesi uji terakhir. Selain uji terbang hasil desain dan manufaktur, diuji juga sistem avionic seperti: sistem navigasi dan control (way point test), sistem telemetri dan tracking (TTC) long range dengan Mobile TTC, data handling dan sistem payload camera lengkap dengan sistem gymbalnya.
Zen1 UAV (photo : Pustekbang)
Uji terbang sistem kendali navigasi arah (way point system) dilakukan pada R Botix system yang bersifat autonomous arah terbang dengan menggunakan pesawat Zen 1 yang memang didedikasikan untuk test bed sistem avionic. Pesawat ini berukuran sedang dengan kemampuan terbang sampai ketinggian 800 m, air speed hingga 90 km/jam dan endurance hingga 2.5 jam. Pesawat ini seterusnya akan digunakan untuk aplikasi nyata seperti untuk pertanian, mitigasi bencana, pemantauan iklim dan lain-lain, bergantung bagaimana sistem payload dan avionic yang akan dimuatkan  ke pesawat tersebut. Para engineer Pustekbang telah berhasil melakukan manufaktur Zen 1 setelah pada tahun lalu mengambil kursus untuk membuat ulang pesawat yang belum di beri nama tersebut di Bandung. Ini merupakan langkah awal yang sangat penting dalam dunia UAV di Pustekbang.
FADEX UAV (photo : Pustekbang)
FADEX (First Aircraft Design Experiment) merupakan pesawat dengan enginee turboshaft yang diharapkan menjadi embrio untuk pengembangan High Speed Surveillance System (HSSS) yang mempunyai misi untuk melakukan pengintaian, pemotretan secara cepat dan tepat dan kembali dengan cepat pula. Dalam uji pertama FADEX dilakukan uji taksi-taksi untuk menguji kekuatan landing gear, kecepatan awal, maneuver sederhana secara ground test, dan tentunya menguji enginee secara terintegrasi. Dalam hitungan desain, pesawat ini diharapkan terbang dengan kecepatan minimal 160 km/jam, dengan kemampuan membawa payload hingga 12 kg. Dengan kondisi tersebut lama terbang (endurance) awal yang bisa dilakukan adalah sekitar 1 – 1.5 jam.
Airborne RS UAV (photo : Pustekbang)
Uji terbang Airborne RS dilakukan dengan memberi beban antara 10 hingga 15 kg. Pesawat Airborne RS ditujukan untuk mampu menerbangkan muatan Centralized Polarization-Syntetic Aperture Radar (CP-SAR) dengan berat sekitar 20 kg yang merupakan muatan experiment dari Chiba University. Pesawat dengan bentang hampir 3.5 meter ini berhasil take off dengan mulus, dan menjalani uji kesetimbangan terbang baik pada posisi crusing maupun loiter beberapa kali sampai akhirnya landing dengan mulus juga, pada uji terbang berikutnya akan ditempatkan autonomous system di dalam system elektroniknya.
Skywalker UAV (photo : Pustekbang)
Pada sesi pengujian terakhir dilakukan uji terbang pesawat skywalker untuk persiapan aplikasi pemotretan kubah Gunung Merapi bulan depan. Pengujiannya meliputi pemotretan dengan sistem payload camera lengkap dengan sistem gymbalnya dan terbang selama hampir 1 jam full autonomous dengan mengikuti jalur yang telah ditentukan.
Mobile TTC System Pustekbang (photo : Pustekbang)
Banyak pengalaman yang didapat dari Uji Terbang pertama ini, dari masalah sistem navigasi arah, sistem uji coba, pemotretan sampai manajemen uji coba untuk autonomous system. Langkah awal ini cukup membuat kita yakin bahwa para engineer mampu menguasai teknologi UAV tersebut.

Sabtu, 19 Mei 2012

Sukhoi Superjet 100 Jatuh, Belanja Alustsista Rusia Jalan Terus


Sukhoi Superjet 100 Jatuh, Belanja Alustsista Rusia Jalan Terus

(MDN), Musibah Sukhoi Superjet 100 di Gunung salak tak mengganggu hubungan dagang maupun kerjasama strategis antara Indonesia-Rusia. Bahkan Kementerian Pertahanan sudah teken kontrak dengan pihak Rusia untuk membeli enam pesawat Sukhoi dan 37 tank jenis BMP-3F.
 
"Benar, sudah ditandatangani Jumat (11/05) lalu," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kemarin. Kementrian Pertahanan diwakili Kepala badan Sarana Pertahanan Mayjen Ediwan Prabowo. Sedangkan pihak Rusia diwakili kepala perwakilan Rosoboronexport Rusia Vadim Varaksin.

Pengadaan 37 tank itu mempergunakan fasilitas pendanaan pada tahun anggaran 2011. Pengadaan kali ini adalah tindak lanjut belanja tank yang sama sejumlah 17 unit pada 2008 lalu.

Menurut Brigjen Hartind pemeblian tank dari Rusia itu untuk memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Laut. "Nanti, akan digunakan oleh Marinir," kata mantan atase pertahanan KBRI Malaysia ini.

Pihak JSC Rosoboronexport Rusia bersedia memberikan Transfers of Technology (ToT) yaitu berupa peningkatan kemampuan workshop dari TNI AL didalam memiliki kemampuan pemeliharaan yang baik terhadap tank - tank tersebut. "Ini termasuk baru, karena kalau ada transfer ilmu, kita tidak perlu menggunakan teknisi dari Rusia," katanya.

Selain itu, Kementerian Pertahanan juga akan mendatangkan enam jet tempur Sukhoi MK2 dari Rusia pada tahun ini. "Nanti akan datang sekitar Desember secara bertahap," kata jenderal bintang satu ini.

Target TNI AU dan Kementerian Pertahanan akan membuat satu skuadron Sukhoi (16 pesawat). "Saat ini baru 10 dan berbasis di skuadron 11 Sukhoi Lanud hasanuddin Makassar," jelasnya.

Sumber : JPNN

Parlemen Amerika Menyetujui penjualan 66 Pesawat Tempur F16 Ke Taiwan


Parlemen Amerika Menyetujui penjualan 66 Pesawat Tempur F16 Ke Taiwan

(MDN), Dewan Perwakilan Rakyat memberikan suara pada hari Jumat untuk meminta Amerika Serikat (AS) untuk menjual 66 jet tempur baru ke Taiwan, dengan anggota parlemen mengatakan kesepakatan itu akan menutup kesenjangan tumbuh militer dengan China.
 
DPR  menurut AFP  memilih untuk memaksa pemerintahan Presiden Barack Obama untuk mengotorisasi penjualan F-16 jet selain pensiun berdasarkan cara untuk meng-upgrade pesawat yang ada. Ukuran tersebut masih membutuhkan persetujuan Senat.

Sponsor utama ukuran itu, Partai Republik Perwakilan Kay Granger of Texas, mengatakan bahwa Taiwan membutuhkan lebih dari upgrade armada penuaan mengingat pertumbuhan yang cepat dalam pengeluaran militer oleh China, yang mengklaim pulau itu.

'Penjualan F-16 ke Taiwan memastikan sekutu kunci strategis kami di Pasifik memiliki kapasitas pertahanan untuk mempertahankan wilayah udara sendiri, "kata Mr Granger dalam sebuah pernyataan Jumat.

Sumber : TribunNews

Jumat, 18 Mei 2012

Najib: Perkuat Pertahanan Laut

Najib: Perkuat Pertahanan Laut

KRI Karel Satsuit Tubun Ex Belanda. Dibangun tahun 1967 olehNederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI AL pada tahun 1977-1980, dan sampai sekarang masih menjadi tulang punggung TNI AL

(MDN), Senayan - Anggota Komisi I DPR Muhammad Najib berharap pembahasan RUU Industri Pertahanan yang kini masih berproses di DPR, mesti mampu mendorong perubahan paradigma sistem pertahanan yang dianut Indonesia selama ini yang menekankan pada sistem pertahanan darat. Padahal, Indonesia terdiri dari kepulauan yang tersebar dan memiliki wilayah perairan yang lebih luas.
 
"Menurut sejumlah pakar pertahanan, katanya selama ini pertahanan kita dibangun berbasiskan pada pertahanan darat. Padahal di sisi lain ada pemikiran kita ini negara bahari, kepulauan. Sehingga semestinya kalau kita bisa menjaga laut kita, maka darat kita akan aman," ujar Najib padaJurnalparlemen.com, Kamis (17/5).

Karena itu, kata Najib, pembahasan RUU Industri Pertahanan ini tidak bisa menafikkan perlunya daya dukung untuk memperkuat sistem pertahanan di laut.
Menurut Najib, hal ini perlu menjadi penekanan dalam UU ini, mengingat kini Indonesia tidak lagi memiliki GBHN yang menjadi panduan arah pembangunan.

"Sekarang ini kan kita tidak punya GBHN, visi calon Presiden ketika dia jadi Presiden itulah yang akan menjadi kebijakan umumnya.
“Bukan mustahil nanti ada calon presiden yang menggunakan visi ini.”
Bukan mustahil nanti ada calon presiden yang menggunakan visi ini. Nah, bagaimana UU ini tetap bisa mengawal seperti itu. Heavy-nya dialihkan bahwa pertahanan laut diperkuat," ujar politisi PAN ini.

Najib mengatakan, perubahan strategi pertahanan juga mesti sejalan dengan kemajuan teknologi dan sejalan dengan ancaman di sekitar. "Sehingga pembangunan industri pertahanan harus juga menangkap jenis ancaman yang muncul dan mampu mengatasinya dengan pembangunan alutsista yang cocok dalam menghadapi ancaman tersebut," tegasnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

Lagi-lagi TNI Juarai Lomba Tembak Internasional AASAM 2012 Australia

Lagi-lagi TNI Juarai Lomba Tembak Internasional AASAM 2012 Australia

(MDN), TNI kembali menorehkan prestasi bersejarah yang membanggakan setelah berhasil keluar sebagai Juara Umum dalam Lomba Tembak Internasional Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2012, sekaligus mempertahankan gelar Juara Umum yang telah TNI pertahankan selama ini dalam event yang sama.
 
AASAM 2012 diselenggarakan di Puckapunyal Military Area, Victoria - Australia, tanggal 7 s/d 17 Mei 2012. Penyelenggaraan kali ini merupakan kali yang kelima dari event bergengsi berskala internasional ini.

AASAM 2012 diikuti oleh lebih dari 300 petembak yang mewakili Angkatan Darat/Marinir masing-masing negara, yakni tuan rumah Australia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Perancis (Kaledonia Baru), Selandia Baru, serta negara-negara ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Timor-Leste, ditambah Jepang yang menjadi peserta baru pada AASAM kali ini, serta dihadiri pula oleh tim peninjau dari RRC dan Tonga yang siap berpartisipasi tahun 2013 nanti.

Perolehan medali kontingen Indonesia yang diwakili TNI AD sangatlah fantastis, jauh mengungguli negara peserta manapun lainnya. Ini sekali lagi membuktikan dan menegaskan bahwa skill keprajuritan TNI memanglah di atas rata-rata tentara dunia. 


Dengan hasil yang gemilang ini, diharapkan TNI tidaklah takabur lalu kemudian lalai, melainkan justru akan terus mengasah dan meningkatkan kemampuannya sebagai kekuatan militer yang disegani di dunia. 

Hasil ini juga hendaknya dapat menjadi masukan bagi Pemerintah serta DPR untuk terus mendukung peningkatan kekuatan TNI agar seluruh tugas pokok TNI dapat terlaksanakan dengan semakin sempurna. Kekuatan personel TNI sangatlah membanggakan, dan harus didukung pula dengan alutsista yang memadai serta reward berupa kesejahteraan hidup yang lebih layak agar seluruh prajurit TNI semakin termotivasi untuk berjuang dan memberikan karya terbaiknya bagi bangsa dan negara.

Sumber : Tandef

Rabu, 16 Mei 2012

Korut Menawarkan Kerja Sama bagi Indonesia untuk Pengembangan Kapal Selam Mini


 Korut Menawarkan Kerja Sama bagi Indonesia untuk Pengembangan Kapal Selam Mini

(MDN), Senayan - Anggota Komisi I Muhammad Najib menyambut baik inisiatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menggunakan prinsip politik bebas aktif dengan mengundang Presiden Korea Utara (Korut) Kim Yong Nam ke Indonesia. Apalagi, kondisi negara komunis itu tengah mendapat tekanan dan ancaman dari negara lain atas pengembangan nuklirnya untuk tujuan militer.
 
"Saya kira ini langkah yang positif. Karena Indonesia tidak perlu terpengaruh dengan negara lain dalam membangun komunikasi dan kerja sama dengan Korut yang dipandang negara lain sebuah negara ancaman," ujar Najib saat RDP Komisi I dengan sejumlah kementerian membahas RUU Industri Pertahanan di Ruang Komisi I, Selasa (15/5).

Pernyataan ini disampaikan Najib terkait kedatangan Presiden Korea Utara Kim Yong Nam dan sejumlah menterinya ke Indonesia saat ini. Sore nanti, mereka juga akan diterima Pimpinan DPR.

Najib mengatakan, semestinya Indonesia dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari hubungan baik yang terjalin selama ini, baik dengan Korsel dan Korut.

"Saya sebelumnya mendengar Korut telah menawarkan kerja sama bagi Indonesia untuk pengembangan kapal selam mini. Saya kira kapal selam mini ini sangat cocok bagi geografi Indonesia. Dan itu sesungguhnya yang paling mungkin kita miliki secara anggarannya. Namun sayangnya tawaran itu sepertinya belum direspons pemerintah RI," ujarnya.

Politisi PAN itu juga mengatakan, setelah merdeka pada tahun 1945, Presiden Soekarno langsung mencanangkan pengembangan nuklir untuk tujuan damai. Namun realitasnya pengembangan nuklir Indonesia kini sudah sangat jauh dengan yang dilakukan Korea Selatan dan Korea Utara yang baru mengembangan industri nuklirnya pada era tahun 70-an.

"Bahkan, dengan pengembangan industri nuklirnya, kini Korut mampu membuat senjata dengan hulu ledak nuklir dengan jangkauan antar-benua dan cukup ditakuti negara-negara yang selama ini selalu menekan Korut," ujarnya.
Sumber: Jurnal Parlemen

Senin, 07 Mei 2012

Inilah Rahasia Indonesia Beli Kapal Selam Korsel

Inilah Rahasia Indonesia Beli Kapal Selam Korsel

(MDN), JAKARTA -- Terkuak sudah mengapa Indonesia lebih memilih membeli tiga unit kapal selam dari Korea Selatan (Korsel) daripada membeli dari Rusia. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Marsekal Madya Eris Herryanto, mengungkap, alasan mengapa Indonesia mengabaikan tawaran membeli kapal selam dari Rusia.

Menurut Eris, Rusia menawarkan kredit negara sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 90 triliun. Hingga kini, Indonesia baru menggunakan kredit tersebut sekitar 200 juta dolar AS untuk pembelian jet Sukhoi dan alutsista pendukung lainnya. Adapun 700 juta dolar AS lebih itu, kata dia, diarahkan pemerintah Rusia untuk dimanfaatkan Indonesia agar membeli dua unit kapal selam dari mereka.

Namun lantaran pihaknya menilai spesifikasi dan harga tender yang ditawarkan Rusia tidak sesuai kebutuhan TNI AL, maka pihaknya tidak memanfaatkan sisa state credit itu. Adapun Korsel dalam tender menawarkan kontraknya sekitar 1,1 miliar dolar AS untuk tiga unit kapal selam.

Akhirnya didapat kesepakatan Kemenhan membeli kapal selam dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam bertenaga diesel itu masing-masing berbobot 1.400 ton dengan panjang 61,3 meter. "Mereka mau TOT (transfer of technology), dan itu salah satu keunggulan mengapa kami memilih Korsel. Karena dua unit dibikin di sana, dan satu unit kapal selam nanti dibikin di PT PAL," kata Eris pekan lalu.

Dia melanjutkan, setelah deal itu terjadi pemerintah Rusia merayu agar Kemenhan tetap membeli kapal selam dari mereka dengan iming-iming TOT. "Tapi saya tanya, TOT model bagaimana yang ditawarkan? Karena TOT yang dimaksud harus jelas definisinya apa?"

Eris melanjutkan, "State credit itu tidak harus dimanfaatkan semua. Itu uang kita sehingga memakainya harus melihat kebutuhan," kata jenderal bintang tiga tersebut.

Sumber: Republika

Belanda Krisis Politik, Leopard Diupayakan dari Jerman

Belanda Krisis Politik, Leopard Diupayakan dari Jerman

(MDN), Senayan - Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman mengatakan, secara pribadi menginginkan tank dapat dipasok dari Belanda. Sayangnya Belanda tengah mengalami krisis politik dan pemerintahannya dibubarkan.
 
"Karena anggaran yang ada sekarang ini kalau di Jerman hanya dapat 44 Leopard. Padahal di Belanda dengan anggaran yang sama dapat 80 hingga 100 tank merek yang sama," kata Hayono saat jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senin (7/5), memaparkan hasil kunjungan Tim Komisi I ke Jerman 22-25 April 2012.

Tapi, karena di Belanda tengah terjadi krisis politik dan pemerintahnya bubar, kata Hayono, kemungkinan Leopard akan dibeli dari Jerman.

Namun setelah mengunjungi pabrik Leopard Krauss Maffei Wegmann GmbH and Co.KG di Munich, menurut Hayono, pabrikan tetap keukeuh dengan harga yang sama seperti semula.

"Jelas pabrikan tidak mau. Mereka mau cari untung. Karena itu harus dicari cara lain dengan dana hibah dari Jerman," kata Hayono yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.

"Saya katakan tolong (Kementerian Perekonomian Jerman) dipelajari dalam semangat kunjungan Angela Merkel ke Indonesia. Tolong diupayakan," kata Hayono.

Sumber: Jurnal Parlemen

Hayono Isman: Alutsista Tidak Sekadar Alat Pertahanan

Hayono Isman: Alutsista Tidak Sekadar Alat Pertahanan

(MDN), Senayan - Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman menyatakan,alat utama sistem senjata (alutsista) tidak sekadar alat pertahanan. Alutsista dapat digunakan sebagai efek gentar.

"Negara seperti Malaysia saja di Serawak di perbatasan Kalimantan Barat mereka menggelar tank. Mereknya bukan Leopard, tapi merek lain," kata Hayono saat jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senin (7/5),  memaparkan hasil kunjungan Tim Komisi I ke Jerman 22-25 April 2012.
 
Kata Hayono, Singapura yang negara kecil saja memiliki 100 tank Leopard. "Kalau kita amati kenapa negara-negara itu memiliki tank Leopard, sebetulnya bukan semata-mata asal beli senjata. Tetapi lebih banyak aspek efek gentar. Efek gentar ini penting bagi semua negara. Korea Utara, China, Thailand punya kapal induk," ujar politisi Demokrat ini.

"Jadi Thailand satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki kapal induk. Kita belum punya. Pertahanan Indonesia juga perlu memiliki peralatan militer yang canggih sehingga tidak tertinggal dari negara lain," tambahnya.

Pada saat berkunjung ke pabrik Leopard, Krauss Maffei Wegmann GmbH and Co.KG di Munich, Hayono juga mengaku menyampaikan berbagai hal yang menjadi perhatian publik Indonesia. Misalnya soal tank tersebut cocok tidaknya dengan kondisi geografis Indonesia.

"Pabrik telah memberikan jawabannya. Saya pribadi puas dengan jawabannya. Pertanyaan publik dijawab dengan baik. Namun mungkin saja ada anggota yang belum puas. Itu mungkin saja. Tapi saya pribadi puas," katanya.

Laporan dari kunjungan ke pabrik itu, kata Hayono, akan dibawa ke dalam rapat internal Komisi I. "Bagaimana keputusannya, kita serahkan ke rapat intern Komisi I. Hasil rapat itu akan kita sampaikan ke pemerintah khususnya TNI AD."

Sumber: Jurnal Parlemen