Jihad-Defence-Indonesia - Kapal Perang Canggih
dengan persenjataan berat yang dahulu pernah dimiliki oleh Angkatan Laut
Republik Indonesia cukup menggetarkan AS dan Sekutu manis AS (Belanda) ,
atas kepintaran memainkan politik Ir Soekarno berhasil mengambil hati
Uni Sovyet (Sekarang Rusia) dengan minta bantuan Persenjataan berat dari
negeri beruang merah " Uni Sovyet" (Rusia) untuk melawan sekutu,
belanda yang masih menduduki Irian jaya(Sekarang Papua) dengan dalih
menghancurkan musuh Uni Sovyet (Rusia) yakni sekutu AS yang masih duduki
Asia Tenggara. Uni Sovyet pun melunak dengan senang hati pemerintah Uni
Sovyet berikan bantuan persenjataan dengan cuma-cuma untuk Republik
Indonesia dengan kredit ekspor. hingga semua matra dari Angkatan Udara
Republik Indonesia AURI(Sekarang TNI-AU) armada tempurnya adalah pesawat
tempur , pesawat pembom strategis, pesawat tempur pencegat dan pesawat
latih serang. Untuk Angkatan Darat Republik Indonesia (Sekarang TNI-AD)
armada tempurnya adalah Senjata Serbu, Tank Ringan sampai Tank
berat,Meriam,Artileri Self-Propelled,Mortir, Peluncur Rolet MLRS, Rudal
SAM anti-pesawat dan Roket Panggul, Untuk Angkatan Laut Republik
Indonesia (Sekarang,TNI-AL) armada tempurnya adalah berupa Kapal Selam,
Kapal Perang Anti-Permukaan, Korvet Anti-Kapal Selam, hingga Kapal
Perang Penjelajah dengan persenjataan berat. kali ini saya akan ulas
Kapal Perang Terbesar dan Persenjataan Berat yang pernah dimilik oleh
Angkatan Laut Republik Indonesai dialah KRI IRIAN Kapal Perang
yang ditakuti As dan Sekutu (Belanda) sehingga Belanda melepas Irian
Jaya tanpa peperangan di laut.
Selamat Membaca ...... "
Selamat Membaca ...... "
" Ada rasa bangga sekaligus sedih bila mendengar tentang KRI Irian, kapal penjelajah kelas Sverdlov buatan Uni Soviet yang pernah membuat Angkatan Laut RI begitu berjaya di masa lalu. Bangga karena hanya Indonesia, satu-satunya negara di Asia Tenggara yang pernah mencicipi punya kapal penjelajah. Bahkan berkat kedigdayaan KRI Irian, Belanda jadi tunduk untuk menyerahkan Irian Barat.
Tapi sedihnya, seolah tak ada wujud KRI Irian yang bisa dilihat oleh generasi muda saat ini. Karena ukuran yang super besar (panjang 210 meter dan berbobot kosong 13.600 ton), opsi untuk menjadikan museum apung terpinggirkan karena biaya yang besar. Akhir masa pengabdiannya pun terus diselimuti misteri hingga kini. Publik di Indonesia kini hanya bisa melihat jejak sejarah KRI Irian lewat foto-foto hitam putih. Kalau pun ada wujud penjelajah kelas Sverdlov dalam museum apung, hanya bisa dinikmati dengan biaya mahal, karena adanya di Rusia.
Sekedar informasi bagi rekan-rekan sekalian yang kagum pada kebesaran Sang “Monster Laut” ini, masih ada ‘secuil’ kenang-kenangan KRI Irian yang wujud fisiknya bisa Anda lihat. Tak lain adalah sosok meriam kaliber 152mm/57, meriam ukuran jumbo ini dapat Anda lihat pada museum Loka Jaya Crana yang berlokasi di kawasan Komplek AAL (Akademi Angkatan Laut) TNI AL, Bumimoro – Surabaya.
Tapi jangan keburu puas dulu, kabarnya hanya laras meriam saja yang asli, sedangkan kubahnya hanya replika. Dan bentuk kubah meriam pun aslinya tidak seperti itu, seperti diketahui dalam satu kubah meriam kaliber 152mm/57 dirancang dengan 3 laras. Sedangkan yang ditampilkan di museum adalah laras tunggal.
Meski tak memuaskan 100 persen harapan akan sosok KRI Irian, tapi setidaknya Anda sekalian bisa membayangkan betapa besar sosok kapal ini, karena panjang laras meriam 152mm ini mencapai 8,9 meter. Berat satu laras saja cukup aduhai, yakni 17,5 ton. Dan bila kubah utuh dengan 3 laras dihadirkan, beratnya bisa mencapai total 145 ton. Dahsyat! (Haryo Adjie Nogo Seno)
Sumber : KLIK DISINI AJA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar