Perkembangan di Iran—sebagai negara yang disanksi—seakan tidak pernah ada hentinya. Di sektor militer, yang merupakan sektor paling signifikan bagi Iran saat ini mengingat gelombang ancaman dari Barat khususnya Amerika Serikat dan Israel, Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Habibollah Sayyari mengkonfirmasikan peluncuran sebuah kapal perusak dalam beberapa hari mendatang yang telah mengalami perombakan total (total overhaul).
Dikatakannya, Kamis (9/5), kapal destroyer bernama Bayandor akan bergabung dengan armada Angkatan Laut Iran pada 24 Mei setelah mengalami total overhaul dan yang dilengkapi dengan berbagai sistem dan persenjataan.
Kapal perusak ini dirombak sehingga dapat menjalankan misi di perairan internasional. Sayyari menegaskan bahwa Bayandor menjadi bukti nyata kemampuan Iran untuk memodernisasi armada maritimnya.
Menurut Sayyari kapal tersebut dilengkapi dengan berbagai sistem dan senjata produksi dalam negeri termasuk rudal, torpedo, artileri, sonar serta berbagai perangkat informasi dan komunikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran mencapai prestasi besar di sektor pertahanan dan bahkan sampai pada tahap swasembada dalam memproduksi peralatan dan sistem militer penting.
Pada tanggal 16 Maret 2013, Angkatan Laut Iran meluncurkan kapal perusak Jamaran 2 di Laut Kaspia. Jamaran 2, tipe Mowj ini dirancang dan dibangun oleh para ahli dalam negeri serta dilengkapi dengan berbagai perangkat navigasi berteknologi tinggi dan sistem pertahanan yang kompleks.
Angkatan Laut Iran meluncurkan kapal perusak pertamanya, Jamaran, di perairan Teluk Persia pada bulan Februari 2010. Kapal berbobot 1.420 ton itu diperkaya dengan sistem radar modern dan kemampuan perang elektronik lainnya.
Menyinggung manuver pembersihan ranjau baru-baru ini oleh AS dan sejumlah sekutunya di Teluk Persia, Sayyari menegaskan bahwa negara-negara arogan telah terbukti mengancam keamanan regional dengan melakukan berbagai manuver di Teluk Persia.
Ditambahkannya pula bahwa Iran memonitor manuver perang tersebut dan menyakini bahwa manuver bukan cara yang tepat untuk menjamin keamanan regional. Kehadiran kekuatan asing, menurutnya, menyebabkan ketidakamanan di kawasan.
Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Inggris dan sejumlah negara Arab,menggelar manuver militer bersama, bersandi Latihan Penanggulangan Ranjau, di Teluk Persia pada tanggal 6 Mei lalu.
Washington mengklaim manuver yang berlangsung hingga 30 Mei itu bertujuan meningkatkan kemampuan dalam membersihkan ranjau dan melindungi kapal-kapal dagang.
Selasa 7 Mei, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast memperingatkan AS dan negara yang terlibat dalam latihan di Teluk Persia itu bahwa aksi seperti ini digolongkan aksi provokatif seraya mengatakan, "Setiap gerakan di kawasan akan dipantau oleh pasukan Iran."
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar