Rabu, 26 Juni 2013

TNI-AD LAKSANAKAN LATIHAN PENEMBAKAN MORTIR 81MM DAN SLT LATIH


Jihad-Defence-Indonesia - Bandung : Sebanyak 105 anggota TNI-AD dari 

kesatuan Infanteri yang mengikuti Rabinniscab TNI-AD 2013, hari ini mengikuti 

eksersisi pertempuran senjata mortir dan SLT (Senjata Lawan Tank). 

Belasan mortir ditembakkan di lapangan Chandra Dimukha Pusdikif Pussenif, 

Jalan Supratman Bandung, Rabu (26/6/2013) pagi.

Peragaan eksersisi pertempuran senjata dimulai peragaan eksersisi dengan 

menggunakan mortir MO 81. Mortir tersebut diproduksi di Pabrik Salgat 

Finlandia dengan jenis Tampela. MO 81 ini diawaki oleh 5 personel, yaitu 1 

Komandan Pucuk (Dancuk), 1 Tabak, 1 Taban dan 2 Tamu.

Sebelumnya, jabatan awak mortir ditunjuk terlebih dahulu. Dengan sigap, mereka 

memeriksa senjata untuk bersiap maju ke medan laga. Berdasarkan aba-aba 

komandan, mereka pun lalu menyusun formasi penyerangan.

Sesuai dengan target yang diinstruksikan, mereka pun lalu menembak. Lalu, 

bum! terdengar suara amunisi granat melesat dengan bentuk lintasan yang 

melengkung lalu kemudian menancap di lapangan. Granat yang sebenarnya akan 

pecah atau meledak saat jatuh di tanah.

"Granat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah granat latih A1 dummy yang 

terbuat dari semen. Ini hanya untuk melatih melatih awak atau pelayan pucuk 

supaya bisa berlatih bagaimana menembak yang sebenarnya sehingga nantinya 

bisa terus terlatih," ujar Jenal Abidin, Staf Penelitian dan Pengembangan PT. 

Pindad saat menerangkan demo tersebut. Amunisi yang digunakan merupakan 

produk PT. Pindad (Persero).

Amunisi latihan ini berdiameter 81 mm dengan panjang 409 mm dan berat 4,630 

gram.

Setelah itu anggota ditunjukkan bagaimana penggunaan SLT Latih buatan PT.

 Pindad.

 SLT Latih tersebut terdiri dari 1 pucuk senjata SLT dan granat latih yaitu peluru 

hampa kaliber 5,56. Terlihat satu orang prajurit memegang pucuk di bahu 

kanannya, sementara satu prajurit lainnya menahan badannya. Lesatan granat 

menembus papan sasaran lalu menancap di tanah.

"Jarak capai maksimal SLT yaitu 100 M. Ini digunakan untuk melatih 

keterampilan pelayan pucuk mortir," jelasnya.

Yang terakhir, diperagakan bagaimana menembak mortir dari atas kendaraan 

tempur. Kali ini yang digunakan yaitu Panser Anoa yang juga produksi PT. 

Pindad. 

Hampir sama dengan mortir di darat yang diperagakan pertama, namun kali ini 

mortir ditembakkan dari atas panser tersebut. Ada dua granat yang dilesatkan 

dari Anoa itu.

Setelah peragaan, para peserta Rabiniscab dari tiap brigade atau grup Kopassus 

mencoba melakukan penembakan dengan menggunakan mortir dan SLT seperti 

yang telah diperagakan. Mereka terlihat antusias mengikuti kegiatan ini.

Sumber : KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar