Jihad-Defence-Indonesia - MAKASSAR : Pesawat tempur Sukhoi TNI-AU lengkap sudah
satu skadron (16 unit), setelah datangnya dua pesawat SU-30 MK 2 pada awal bulan
September 2013. Skadron Udara 11 Wing 5 Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin,
Makassar – Sulawesi Selatan, merupakan home base bagi pesawat tempur SU-27 SKM dan
SU-30 MK 2 Indonesia.
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoedin menyatakan kelengkapan
skadron Sukhoi (16 pesawat) ditargetkan pada tahun 2014. Namun pengadaan Alat utama
sistem senjata (Alutsista) 11 itu bisa dilengkapi dalam waktu yang lebih cepat di tahun 2013.
Untuk itu program Kementerian Pertahanan selanjutnya adalah mendatangkan simulator
pesawat tempur Sukhoi, serta dukungan konstruksi sistem yang bisa mengcover seluruh
pesawat Sukhoi, pada tahun 2014. Hal ini disampaikan Wamenhan, saat mengunjungi
Skadron 11 di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.
“Mesin simulator untuk melatih kemampuan para pilot penerbang tempur. Nantinya tidak
perlu lagi mengirimkan pilot tempur keluar negeri untuk melatih skill teknis mereka. Tetapi
jika simulator ini belum sampai tahun 2014, untuk sementara para pilot dikirim ke negara
yang memiliki fasilitas simulator, seperti China yang telah memiliki kerjasama pertahanan
Indonesia”, ujar Wakil Menteri Pertahanan.
Rudal Kh-31P Zvezda
Kejutan lain dari penambahan alutsista Skadron Udara 11 adalah telah terpasangnya rudal-
rudal untuk pesawat tempur Sukhoi, antara lain Rudal Zvezda Kh-31P atau istilah NATO
AS-17 Krypton. Rudal Krypton buatan Rusia ini dilengkapi sensor hybrid active-pasive
guidance untuk menyergap sasaran darat maupun udara seperti, sistem pertahanan musuh
atau pesawat mata-mata seperti AWACS, dari jarak 200 km. Rudal anti-radar ini bisa
mematikan penjejaknya saat diserang.
Komponen paling menarik dari rudal Kh-31P adalah adanya kombinasi 5 roket, booster dan
ramjet, yang dipadukan dalam dual roket pendorong (sistem propulsi ganda). Bentuknya
mirip wahana antariksa Rusia, karena memang didisain oleh biro disain Soyuz di Turayevo.
Pada tahap awal rudal ini berakselerasi menggunakan solid-fuel rocket engine, untuk
mendapatkan kecepatan 1,8 Mach. Setelah itu mesin pendorong pertama dilepas,
digantikan 4 mesin jet pendorong, untuk mencapai kecepatan 5 Mach. Kecepatan tinggi ini
berguna untuk mengurangi resiko tertembak, termasuk harus menerobos sistem
pertahanan musuh untuk menghancurkan radar penjejak, drone maupun pesawat AWACS.
Karena rudal ini ditugaskan menghancurkan radar musuh atau pesawat AWACS, rudal Kh-
31P tidak dibebani hulu ledak besar, melainkan hanya 90 Kg (Blast Frag). Rudal AS-17
Krypton memiliki panjang 5, 2 meter dengan berat 600 kg dan dijuliki negara barat dengan
nama “AWACS killer”.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar