ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-
mata kondang asal Inggris, Gamma TSE Ltd. Kementerian menyatakan alat sadap ini akan
diberikan ke TNI (Tentara Nasional Indonesia), khususnya Badan Intelijen Strategis (BAIS).
"Pengadaannya tahun lalu, dan alatnya akan datang akhir tahun ini," kata Kepala Pusat
"Pengadaannya tahun lalu, dan alatnya akan datang akhir tahun ini," kata Kepala Pusat
Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Sisriadi Iskandar saat
dihubungi Tempo, Kamis, 19 September 2013.
Sisriadi melanjutkan, perlengkapan intelijen itu dibeli seharga empat juta euro atau sekitar
Sisriadi melanjutkan, perlengkapan intelijen itu dibeli seharga empat juta euro atau sekitar
Rp 70 miliar. Sayang, Sisriadi tak mau menerangkan detail peralatan intelijen yang dibeli itu.
"Maaf, ini sifatnya rahasia, kalau saya kasih tahu malah melanggar konstitusi," kata dia.
Pembelian alat sadap baru, Sisriadi melanjutkan, merupakan upaya modernisasi peralatan
"Maaf, ini sifatnya rahasia, kalau saya kasih tahu malah melanggar konstitusi," kata dia.
Pembelian alat sadap baru, Sisriadi melanjutkan, merupakan upaya modernisasi peralatan
intelijen yang dimiliki BAIS. Pengadaan alat sadap ini masuk dalam rancangan modernisasi
alat utama sistem persenjataan Indonesia atau Minimum Essential Force.
Mengenai kegunaan alat sadap itu, Sisriadi juga tak mau menyebutkan detail. Menurut dia,
Mengenai kegunaan alat sadap itu, Sisriadi juga tak mau menyebutkan detail. Menurut dia,
informasi mengenai alat intelijen yang dibeli pemerintah bersifat rahasia. "Yang jelas untuk
memperkuat dan melindungi negara."
KOMISI 1 DPR Awasi Penggunaan Alat Sadap TNI
seperangkat alat sadap intelijen baru oleh Kementerian Pertahanan untuk Badan Intelijen
Strategis. Hasanuddin juga menyebut Komisi I DPR telah menyetujui pembelian alat
seharga Rp 70 miliar tersebut.
Sayangnya, Hasanuddin tak mau menjelaskan detail merek dan peralatan apa saja yang
dibeli Kementerian Pertahanan. "Komisi I tak pernah bahas merek dagang dan asal
negaranya, itu ranah user," kata dia melalui pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 19
September 2013. Hasanuddin juga merahasiakan kapan dan bagaimana rincian pembahasan
antara Komisi I dan Kementerian Pertahanan tentang pembelian alat sadap ini.
Hasanuddin mengingatkan ada kemungkinan TNI menyalahgunakan peralatan intelijen
Hasanuddin mengingatkan ada kemungkinan TNI menyalahgunakan peralatan intelijen
mereka. Kekhawatiran paling besar adalah penyalahgunaan alat sadap untuk urusan
Pemilihan Umum 2014. Karena itu, Komisi Pertahanan perlu mengawasi betul penggunaan
alat sadap baru milik BAIS ini.
Hasanuddin mengklaim Komisi I sedang membentuk tim khusus untuk mengawasi
Hasanuddin mengklaim Komisi I sedang membentuk tim khusus untuk mengawasi
kemungkinan penyalahgunaan peralatan intelijen baru ini pada Pemilu 2014. Sayang, lagi-
lagi Hasanuddin merahasiakan struktur dan cara kerja tim khusus Komisi I itu.
Sebelumnya, penggiat hak asasi manusia dari Imparsial, Poengky Indarti, menentang keras
Sebelumnya, penggiat hak asasi manusia dari Imparsial, Poengky Indarti, menentang keras
pembelian seperangkat alat sadap intelijen dari pabrikan Gamma TSE Ltd oleh Kementerian
Pertahanan. Menurut Poengky, alat sadap yang diperuntukkan BAIS TNI senilai Rp 70
miliar ini rawan disalahgunakan. Terlebih untuk memata-matai pelaksanaan Pemilu 2014.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar