Sabtu, 15 Maret 2014

EUROCOPTER AS-565 PANTHER TNI-AL, JAWABAN DARI SEBUAH PENANTIAN PANJANG

SONY DSC
Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Setelah tujuh tahun dalam penantian, akhirnya korvet SIGMA class TNI-AL mendapatkan pasangan helikopter yang sepadan dan mumpuni. Maklum, sejak kapal SIGMA class TNI-AL pertama mulai diterima tahun 2007, andalan helikopter di deck-nya bukanlah jenis yang punya kemampuan AKS (anti kapal selam), yang bisa melepas torpedo. Jangankan berkemampuan AKS, melontarkan rudal anti kapal pun tak bisa dilakukan, yang kebetulan ‘paket’ jodoh SIGMA class TNI-AL dipercayakan pada sosok helikopter ringan multi peran, NBO-105 buatan PT. Dirgantara Indonesia.
Peran NBO-105 sebagai kepanjangan mata kapal perang, lebih difungsikan untuk misi intai jarak dekat, SAR (search and rescue), dan penindakan ringan dengan adopsi SMS (senapan mesin sedang) GPMG kaliber 7,62 mm sebagai door gun. Kondisi tersebut kerap membuat pemerhati militer di Indonesia menjadi minder, terutama bila membandingkan dengan helikopter tempur Angkatan Laut (AL)  Malaysia, AL Singapura, dan AL Australia. Sebagai informasi, AL Malaysia (TLDM) mengoperasikan heli Super Lynx dari geladak frigatnya, sementara AL Singapura (RSN) mengoperasikan SH-60B Seahawk, dan AL Australia (RAN) menggunakan heli serang MH-60R Seahawk Romeo.
SONY DSC
KRI Sultan Iskandar Muda dan heli Panther

Heli Panther diatas deck SIGMA class TNI AL
Heli Panther diatas deck SIGMA class TNI-AL

Pemerintah Indonesia pastinya tidak tinggal diam dengan ketimpangan alutsista di lini helikopter AL. TNI-AL sebagai kekuatan laut terbesar di Asia Tenggara secara logika harus punya helikopter yang sepadan dengan negara tetangga. Kandidat sudah digodok sejak beberapa lama, hingga muncul nama SH-2G Super Seaprite buatan Kaman Aircraft, AS. Berita ini cukup santer, sampai disebutkan TNI-AL akan menerima 11 unit heli ini. Tapi entah karena berbagai alasan, seperti kinerjanya kurang pas dan ukurannya terbilang ‘bongsor’ untuk deck korvet Indonesia. Akhirnya pilihan helikopter serang jatuh kepada kandidat lain, yaitu AS-565 Panther buatan Eurocopter. Heli ini terbilang masih gress, baru saja dipamerkan langsung di hadapan Presiden RI  Susilo Bambang Yudhyono (SBY)  dalam acara kunjungan kerja di Pangkalan Komando Armada Timur, Dermaga Ujung, Surabaya pada hari Rabu (12/3/2014). Dalam demo dan defile, nampak heli Panther berada di deck helipad KRI Sultan Iskandar Muda 367.
Eurocopter AS 565 Panther

Bagi kebanyakan orang di Indonesia, mungkin sudah akrab dengan bentuk alias desain helikopter ini. Pasalnya AS 565 Panther merupakan versi militer dari heli AS 365 Dauphin. Nah, AS-355 N3 Dauphin tak lain adalah helikopter SAR yang kerap wara-wiri di serial televisi Baywatch. Sebagai versi militer, AS-565 Panther sudah barang tentu dipersiapkan dengan perangkat penunjang misi tempur, terutama misi di lautan. Sebut saja ada peningkatan pada material berbahan komposit, yang menjadikan bodi heli ini lebih kuat dan dapat meredam pancaran gelombang radar. Bodi heli ini bahkan dilengkapi cat khusus yang dapat mengurangi endusan dari sensor infra red. Ini tentunya berguna bila suatu waktu heli diterjang rudal lawan, selain bisa mengandalkan chaff dan flare.
AS 365 Dauphin, andalan US Coast Guard dalam film Baywatch
AS 365 Dauphin, andalan US Coast Guard dalam film Baywatch

AS565_M650
Bicara tentang kekuatan, AS 565 Panther juga dirancang lebih tangguh untuk menghadapi sistuasi sulit. Sebut saja dengan bobot take off 4,3 ton, strukturnya masih bisa mentoleransi bila terjadi vertical impact dari ketinggian 7 meter. Bahkan sistem bahan bakarnya tahan bila terjadi crash dari ketinggian 14 meter, ini berkat tanki bahan bakar yang menggunakan teknologi self sealing. Sistem mesin mendapat porsi perlindungan yang maksimal, seperti kendali mekasisme servo yang dilengkapi lapisan anti peluru. Bila terjadi korslet, pesawat ini pun dilengkapi solusi pemotong kabel, sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran yang fatal.
Diawaki oleh pilot dan co-pilot, Panther dapat membawa 10 pasukan. Dengan komposisi muatan tersebut, orang mengira AS-565 Panther adalah heli yang berbobot besar. Tapi itu keliru, helikopter ini punya bobot maksimum saat take off hanya 4,3 ton. Kuncinya adalah adopsi material bodi dari kombinasi glass fibre yang diperkuat Nomex untuk menambah daya tahan dan sekaligus mengurangi berat helikopter. Nomex juga dikenal sebagai bahan tahan api. Rotorhead dengan empat bilah baling-baling utama menggunakan bahan serat gelas Starflex. Posisi pilot juga ditingkatkan keamanannya dengan kursi yang dapat menahan tekanan gravitasi hingga 20 g.
AS 565 Panther dapat menggotong dua torpedo MK46
AS 565 Panther dapat menggotong dua torpedo MK46

Eurocopter_AS-565MB_Panther_(code_H-25_-_cn.)_de_la_marine_bulgare
Panther dapat dipasangi gunpod kanon kaliber 20 mm dan rudal anti tank HOT


Dirunut dari spesifikasinya, Eurocopter AS565 Panther merupakan helikopter ringan multifungsi yang dirancang untuk angkut pasukan, pendukung logistik, dan evakuasi medis. Versi angkatan darat disebut AS-56UB dan versi naval disebut AS 565 MB (tidak bersenjata) serta AS 565 SB (bersenjata). Heli ini pertama kali terbang pada tahun 1984 dan masuk produksi dua tahun kemudian. Sebanyak 259 unit AS 565 Panther dipesan berdasarkan versi darat (181) dan versi naval (78).
Selain bisa membawa 10 pasukan, untuk evakuasi medis, heli ini dapat membawa empat pasien dan satu dokter. Untuk angkut muatan berat, heli ini dilengkapi dengan tali (sling) dengan kapasitas 1.600 kg. Sementara untuk menunjang misi SAR, dan menurunkan personel lewat tali, terdapat perangkat penarik elektrik (electrical hoist) sepanjang 90 meter untuk beban hingga 27,2 kg.
Visual heli Panther
Visual kokpit heli Panther

Handal dalam misi SAR
Handal dalam misi SAR

Didapuk sebagai helikopter untuk AL, bilah baling-baling utama Panther dapat dilipat secara manual dan dilengkapi dengan pin yang bisa dilepas dengan cepat. Baling-baling pada rotor utama terbuat dari serat karbon yang diperkuat dengan plastik yang berisi materi Nomex. Oleh karena itu, baling-baling Panther tahan karat dan tidak mudah rusak. Baling-baling pada ekor (tail rotor) menggunakan teknologi Fenestron (fantail) dengan 11 blade yang member keselematan lebih tinggi bagi awak di darat, awak pesawat, maupun penumpang. Konsep Fenestron paa tail rotor juga mampu mereduksi suara yang cukup lumayan.
Untuk sistem navigasi, Panther menggunakan Thales Avionics. Sistem pengaman komunikasi militer dapat dipasang sesuai kebutuhan operator di negara bersangkutan. Sementara itu untuk kelengkapan tempur elektronik, Panther antara lain dilengkapi dengan Thales TMV 011 Sherlock receiver, infra red jammer, serta flare decoy dispensers.
AS 565 Panther mengusung jenis dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2C. Masing-masing mesin punya kekuatan 635 kW. Dengan mesin ini, Panther memiliki performa yang dapat diandalkan dalam kondisi apa pun, termasuk panas dan di ketinggian. Kendali mesin digital dengan otoritas penuh memungkinkan starter mesin secara otomatis dan menjamin operasional mesin sesuai batas akselerasi, torque dan suhu. Panther dapat melakukan hovering hingga 2.600 meter dengan kecepatan tidak lebih dari 285 km per jam.
Tampilan 3D Panther
Tampilan 3D Panther

Agusta Westland Super Lynx 300, heli AKS andalan TLDM (AL Malaysia)
Agusta Westland Super Lynx 300, heli AKS andalan TLDM (AL Malaysia)

Untuk kemampuan jelajah, dengan empat tangki dibawah lantai dan satu di tengah fuselage, Panther memiliki kapasitas bahan bakar total 1.130 liter. Untuk jangkauan lebih luas, Panther dapat dilengkapi dengan auxiliary fuel tank dan ferry tank. Panther dapat menjalankan misi hingga 820 km dengan bahan bakar standar. Dari segi suspensi, Panther memiliki gir pendarat tricycle yang ditarik secara hidrolis, dengan roda hidung ganda dan satu roda utama. Unit utama dan hidung dilengkapi dengan oleopneumatic shock absorbers. Roda pada hidung ditarik ke arah belakang dan roda utama ditarik masuk ke fuselage.
Varian naval AS 565 Panther beroperasi di Irlandia, Uni Emirate Arab, Islandia, Saudi Arabia, Israel, AL Meksiko, AL Cina, dan tentunya AL Perancis. Versi bersenjata dan tidak bersenjata dioperasikan oleh Angkatan Darat (AD) Brazil. Untuk varian naval terkini, bisa dilengkapi dengan konfigurasi SAR, patroli, intai maritim, AKS dan misi anti kapal permukaan. Untuk misi AKS, Panther dapat dilengkapi dengan dua torpedo. Jenis torpedo yang dapat dibawa adalah MK46 dan A.244. Sementara untuk misi anti kapal permukaan, Panther dapat membawa empat rudal anti kapal berpengendali radar AS 15 TT dan radar Agrion 15 pada dagunya. Mau duel di udara? Panther bisa dipasangi rudal Mistral. Untuk kelengkapan pertahanan, Panther dapat dipasangi kanon GIAT M621 kaliber 20 mm. Karena berasal dari platform heli sipil, Panther tidak dibekali dengan senjata internal.
AS 365 Dauphin pesanan Basarnas dalam proses perakitan di PT. DI
AS 365 Dauphin pesanan Basarnas dalam proses perakitan di PT. DI

Dengan empat rudal, Panther bisa beraksi hingga radius 250 km. Sementara untuk misi SAR, Panther mampu mencapai radius 240 km dengan membawa angkutan enam korban. Endurance Panther mencapai 4,5 jam di udara. Sebagai heli SAR, Panther dilengkapi radar pencari Omera ORB 32 pada bagian moncong. Panther juga dibekali EFIS (electronic flight and information system) dengan lima layar besar untuk display di ruang kokpit. Panther dapat beropeasi lewat autopilot dengan dukungan teknologi Sagem dan navigasi berbasis computer Nadir MK2. Bila dibutuhkan, Panther pun dapat dipasangi turret FLIR (forward looking infra red) pada sisi badan pesawat. Keseluruhan sistem komunikasi mengadopsi navigasi inersial Nortrop Grumman dan GPS.
Meski penampakan Panther TNI AL telah terungkap ke publik, tapi belum jelas benar versi apa yang diadopsi, meski besar kemungkinan adalah AS 565 MB Panther. Mengutip informasi dari berbagai media, TNI-AL akan membeli 11 unit Panther yang punya kemampuan AKS. Bahkan TNI-AL lewat Puspenerbal akan menyiapkan skadron anyar, yaitu Skadron Udara 100. Dari segi penempatan, Panther nantinya akan ditempatkan di 4 korvet SIGMA class, di 3 unit korvet Nakhoda class, dan 2 PKR SIGMA 10514 (perusak kawal rudal). Sayangnya, hangar untuk heli baru bakal ada di PKR SIGMA 10514, sementara di korvet SIGMA dan korvet Nakhoda class tidak dilengkapi fasilitas hangar.
Setidaknya ada dua institusi yang menggunakan heli besutan Eurocopter ini, selain TNI-AL, Basarnas juga memesan versi sipilnya, yaitu AS 365 AS-355 N3 Dauphin. Kesemua pesanan dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia. (Sam)
Spesifikasi Standar AS 565 Panther
Crew: 2 pilots
Capacity: 10 troops
Length: 13.68 m
Height: 3.97 m
Empty weight: 2.380 kg
Max takeoff weight: 4.300 kg
Powerplant: 2 × Turboméca Arriel 2C turboshaft, 635 kW (852 hp)
Main rotor diameter: 11.94 m
Main rotor area: 111.98 m2
Maximum speed: 306 km/h
Service ceiling: 5.865 m
Rate of climb: 8.9 m/s
Sumber : KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar