Subic bay. image Wikipedia |
Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Pada tahun 1991 Filipina menendang keluar Amerika Serikat (AS) dari Filipina dan meninggalkan pangkalan AS di negara itu termasuk Subic Bay. Dan 23 tahun kemudian disetujui perjanjian yang akan membawa militer AS kembali berpangkalan di wilayah Filipina.
Reuters melaporkan bahwa Filipina telah setuju untuk mengizinkan Amerika Serikat untuk mendapatkan akses ke pangkalan militer Filipina dibawah kesepakatan keamanan baru yang dinegosiasikan oleh kedua sekutu tersebut. Kesepakatan ini dibuat di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Chna Selatan
Kesepakatan itu dibuat selama pembicaraan di Washington pekan lalu, para pejabat Filipina mengatakan pada Jumat . Kedua belah pihak berharap untuk menyelesaikan perjanjian sebelum kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Asia bulan depan, termasuk termasuk Filipina.
Pio Lorenzo Batino wakil pertahanan Filipina kesepakatan ini telah mencapai 80 persen.
“Perjanjian yang diusulkan akan memungkinkan pembagian daerah tertentu yang sudah ditentukan AFP (Angkatan Bersenjata Filipina) dengan unsur-unsur dari militer AS.”
“Ini tidak akan menghentikan China dari taktik intimidasi, tetapi pasti China akan lebih berhati-hati dan mengendalikan diri karena kehadiran AS,” Rommel Banlaoi, seorang analis di Philippine Institute of Peace, Violence and Terrorism Research.
“Filipina juga akan mendapat keuntungan lebih dari latihan dan bantuan AS serta akan meningkatkan status Filipina sebagai sekutu non-NATO utama di Pasifik.”
Konsep perjanjian yang disetujui akan memungkinkan pasukan AS menggunakan bersama fasilitas militer Filipina di beberapa pangkalan militer seperti Manila, Clark, Palawan, Cebu, Nueva Ecij, dan La Union namun tidak mencakup penggunaan lapangan udara dan pelabuhan sipil, seperti Subic Bay Freeport, Laoag dan bandara internasional Davao.
Amerika Serikat berencana untuk “menyeimbangkan” kekuatan di wilayah Asia-Pasifik , dan memiliki perjanjian serupa dengan Australia dan Singapura, sebagai bagian dari strategi untuk melawan China. (Reuters) -NYD
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar