Jihad-Defence-Indonesia - Bandung : Tidak hanya TNI yang puas terhadap kemampuan varian Panser Anoa 6X6 produksi PT. Pindad (Persero), negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia pun kepincut melihat penampilan dan keandalan Panser buatan Bandung ini.
Khususnya, saat Panser Anoa mendukung kontingen Indonesia yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Kedua negara tersebut kemudian menjajaki pembelian Panser Anoa dari Indonesia.
“Sebetulnya punya kita mirip dengan panser Prancis, VAB. Orang Malaysia lihat pertama di Libanon, Malaysia dan Singapura terkaget-kaget. Lihat ke sini. Hebat juga Pindad bisa bikin. Secara Internasional Indonesia diakui. Terutama dari asing,” tutur Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).
Dari sisi penampilan, Panser Anoa yang dibanderol mulai dari Rp 8 miliar per unit ini, tidak terkesan sebagai kendaraan perang yang offensive. Namun diasosiasikan kendaraan patroli yang ramah namun defensive. Hal ini menambah nilai plus Anoa sebagai kendaaran operasional pasukan penjaga perdamaian atau peace keeping.
“Dikirim ke Lebanon sambil lihat bahwa panser ini tidak offensive. Panser kita paling favorit (Lebanon). Ini untuk patroli. Ini tidak offensive hanya defensive atau perlindungan,” papar Staf Divisi Kendaraan Khusus, Sena Maulana.
Sekarang, Panser Anoa telah dirancang dan diproduksi sebanyak 7 varian yakni varian ambulance, angkut personel (APC), komando, logistik Bahan Bakar Minyak, logistik munisi, pembawa mortir 80 (carrier).
Khususnya, saat Panser Anoa mendukung kontingen Indonesia yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Kedua negara tersebut kemudian menjajaki pembelian Panser Anoa dari Indonesia.
“Sebetulnya punya kita mirip dengan panser Prancis, VAB. Orang Malaysia lihat pertama di Libanon, Malaysia dan Singapura terkaget-kaget. Lihat ke sini. Hebat juga Pindad bisa bikin. Secara Internasional Indonesia diakui. Terutama dari asing,” tutur Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).
Dari sisi penampilan, Panser Anoa yang dibanderol mulai dari Rp 8 miliar per unit ini, tidak terkesan sebagai kendaraan perang yang offensive. Namun diasosiasikan kendaraan patroli yang ramah namun defensive. Hal ini menambah nilai plus Anoa sebagai kendaaran operasional pasukan penjaga perdamaian atau peace keeping.
“Dikirim ke Lebanon sambil lihat bahwa panser ini tidak offensive. Panser kita paling favorit (Lebanon). Ini untuk patroli. Ini tidak offensive hanya defensive atau perlindungan,” papar Staf Divisi Kendaraan Khusus, Sena Maulana.
Sekarang, Panser Anoa telah dirancang dan diproduksi sebanyak 7 varian yakni varian ambulance, angkut personel (APC), komando, logistik Bahan Bakar Minyak, logistik munisi, pembawa mortir 80 (carrier).
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar