Drone milik Israel "Ethan" (Foto: Flash 90) |
Raja Abdullah II mengambil keputusan tersebut di saat Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengunjungi Timur Tengah pada Maret lalu. Baik Yordania dan Suriah, saling mengkhawatirkan kemungkinan menyebarnya kekerasan yang terjadi Suriah.
Kedua negara itu turut mengkhawatirkan kemungkinan penggunaan senjata kimia dan senjata berbahaya lainnya, yang bisa jatuh ke tangan teroris. Drone milik Israel itu, dikabarkan terbang pada malam hari untuk menghindari deteksi radar.
"Meski tujuan drone itu adalah pengawasan dan pengumpulan dana intelijen, drone ini juga dipersenjatai dan bisa menghantam target di Suriah," seperti dikutip dari Surat Kabar Prancis, Le Figaro, Senin (22/4/2013).
Selain itu, Pemerintah Yordania juga menawarkan dua koridor penerbangan dengan tujuan Suriah. Hal itu memungkinkan pesawat milik Israel bisa lepas landas dari Negev dan tengah Yordania.
Beberapa bulan terakhir, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Raja Abdullah melakukan pertemuan rahasia di Amman. Mereka membahas cara untuk menghancurkan tumpukan senjata kimia yang dimiliki Suriah, termasuk melakukan serangan udara ataupun serangan di darat.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar