Sabtu, 06 April 2013

AMERIKA SERIKAT SIAGA HADAPI KEMUNGKINAN SERANGAN KOREA UTARA


AS Siaga Hadapi Kemungkinan Serangan Korut
Pasukan Korea Selatan mengenakan masker gas saat berlatih di dekat kota perbatasan Paju, Selasa (2/4). Ketegangan masih tinggi di Semenanjung Korea setelah Korea Selatan dan Korea Utara bertukar ancaman. 


Jihad-Defence-Indonesia - SEOUL : Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya tengah mengambil semua langkah pencegahan yang diperlukan setelah Korea Utara (Korut) melancarkan ancaman terbaru dalam krisis yang terus meningkat dengan memindahkan rudal jarak menengahnya ke pantai timur, Kamis (4/4/2013).

Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel) Kim Kwan-Jin mengatakan, rudal itu bisa mencapai "jarak yang cukup jauh", tetapi bukan daratan AS. Kim mengatakan hal itu saat mengemukakan kepada anggota parlemen Korsel bahwa pemindahan rudal itu "bisa saja bertujuan untuk melakukan uji tembak atau latihan militer". 

Itu merupakan langkah terbaru Korut yang telah mengeluarkan serangkaian ancaman perang nuklir yang bakal menghancurkan dalam beberapa pekan terakhir. Korut marah dengan sanksi terbaru PBB dan latihan militer bersama Korsel-AS.


Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan rentetan ancaman itu "disesalkan tapi memang akrab" dengan pola perilaku Korut. "Kami sedang mengambil semua langkah pencegahan yang diperlukan," kata Carney. Ia mengatakan, AS mengambil "sejumlah langkah yang hati-hati" untuk menanggapi ancaman serangan rudal yang mungkin terjadi. Pentagon telah mengatakan pihaknya akan mengirim sistem pencegat rudal untuk melindungi pangkalannya di Guam, sebuah wilayah AS yang terletak 3.380 kilometer di tenggara Korut dan tempat tinggal bagi 6.000 personel militer Amerika.

Sumber-sumber intelijen Korsel dilaporkan telah mengidentifikasi rudal Korut itu sebagai Musudan yang punya jangkauan menengah. Musudan belum pernah diuji coba, tetapi diyakini punya jangkauan sekitar 3.000 kilometer, yang secara teoretis bisa didorong untuk berjangkauan 4.000 kilometer dengan muatan ringan.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan, dia tidak bisa mengonfirmasi jenis pasti rudal itu, tetapi mengatakan Musudan bisa menimbulkan ancaman bagi pasukan AS di Guam. Namun, banyak pakar menduga bahwa Korut belum mampu memasang perangkat nuklir pada rudal balistik yang mampu menyerang pangkalan militer atau wilayah AS.

Kamis kemarin, militer Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya telah menerima persetujuan final untuk aksi militer, yang mungkin melibatkan "beragam" senjata nuklir, melawan ancaman pesawat pengebom siluman B-52 dan B-2 AS yang berpartisipasi dalam latihan militer bersama dengan Korsel. 

Retorika Korut itu telah memicu kekhawatiran internasional. Sekjen PBB Ban Ki-moon menggambarkan ancaman yang rutin  dari Pyongyang itu sebagai "benar-benar mengkhawatirkan dan meresahkan". "Saya pikir mereka sudah terlalu jauh dalam retorika mereka dan saya khawatir jika ada salah pertimbangan, salah perhitungan ini akan punya implikasi yang sangat serius," kata Ban.

Sementara Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, mengatakan, ancaman dari Korut itu merupakan "bahaya nyata dan jelas" terhadap Amerika Serikat dan sekutunya, yaitu Korea Selatan dan Jepang.

Sejak pemindahan rudal Korut, ada spekulasi Pyongyang mungkin menjadwalkan penembakannya bertepatan dengan ulang tahun mendiang pendiri negara itu, Kim Il-Sung, pada pertengahan April.

Sejumlah analis mengatakan, uji tembak rudal yang provokatif ke laut Jepang dapat saja merupakan salah satu skenario yang dipilih Korut untuk keluar dari krisis itu dan tetap menyelamatkan muka pasukannya. "Sebuah uji coba terbang akan masuk akal," kata Daniel Pinkston, seorang ahli Korea Utara di International Crisis Group. "Namun, saya akan terkejut jika mereka menggunakan sebuah rudal yang belum diuji. Mereka pasti tidak ingin menembakkan sesuatu yang mungkin akan hancur setelah 30 detik," kata Pinkston kepada AFP.

Ketegangan telah meningkat di Semenanjung Korea sejak Desember lalu ketika Korut melancarkan uji coba roket jarak jauh. Pada Februari, negara itu melakukan tes nuklirnya ketiganya yang memicu sanksi baru dari PBB (UN).  


Sumber : KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar