Jihad-Defence-Indonesia, Filipina setidaknya membutuhkan 48 jet tempur F-16, 4-6 kapal selam mini / cebol, beberapa kapal frigat bersenjata lengkap dan korvet tempur dan kapal penyapu ranjau jika Filipina ingin militer mereka memiliki kemampuan pertahanan yang kredibel. Apa hubungannya dengan Cina?
Semua berawal dari kebuntuan antara Manila dan Beijing mengenai sengketa wilayah laut yaitu wilayah Panatag dan Scarborough Shoal , yang berada dalam jarak 200 mil zona ekonomi eksklusif Filipina, tetapi diklaim oleh Cina sebagai miliknya.
Wilayah ini (Shoal - domba - gugus) adalah terumbu karang yang mengelilingi laguna, dan itu adalah 124 mil laut dari Zambales dan 472 mil laut dari provinsi hainan Cina. Angkatan Bersenjata Filipina telah berjuang untuk mendapatkan pembiayaan untuk program modernisasi selama lebih dari dua dekade ini , menempatkan Angkatan Udara Filipina tanpa satupun jet tempur pencegat sejak tahun 2005 dan Angkatan Laut dengan kapal perang tua, beberapa dari kapal itu adalah peninggalan Perang Dunia II.Pun seandainya Filipina dalam waktu dekat mampu memodernisasi alutsista-nya, tetap saja kekuatan kedua negara tidak dapat dibandingakan, ibarat Daud dan Goliat. Cina bukan tandingan Filipina.Angkatan Udara dan Angkatan Laut Filipina dari 1947 sampai 1970-an adalah yang paling disegani di Asia karena kekuatannya, tentunya selain Indonesia dan Jepang - Indonesia kala itu adalah negara seumur jagung, tapi kekuatan perangnya cukup merisaukan Amerika -, tetapi kemudian situasi berubah seiring dengan Anggaran militer yang buruk. Kini, sebagian besar pesawat dan kapal negara itu adalah hasil pemberian Amerika Serikat ketika Amerika masih memiliki pangkalan Angkatan Laut dan Udara di Filipina, berdasarkan Perjanjian Pangkalan Militer RP-AS yang berakhir pada tahun 1991 ketika senat Filipina menolak untuk memperpanjang perjanjian.
Arsip Angkatan Udara menunjukkan bahwa pada tahun 1965 Amerika Serikat memberikan 30 jet tempur supersonik F-5A / B ke Filipina, menjadikan Filipina sebagai salah satu negara pertama di dunia yang memperoleh jet tempur buatan AS. Pada tahun 1979 Angkatan Udara Filipina membeli 25 jet tempur Crusader F-8 dan beberapa helikopter dari Amerika Serikat, namun karena faktor usia dan kurangnya suku cadang F-8 dan F-5 yang dihentikan pada tahun 1988 dan 2005, menjadikan Angkatan Udara Filipina tanpa jet tempur untuk menjaga wilayah udaranya - miris. "Akibatnya, kemampuan pertahanan udara negara negara Filipina praktis menjadi nol," kata Kolonel Raul del Rosario, komandan Air Defense Wing yang berbasis di Pampanga. "Angkatan Udara kami sering dijuluki sebagai Angkatan Udara Helikopter dan kami hanya memiliki satu sistem operasi radar dengan kemampuan terbatas yang mustahil untuk memantau seluruh wilayah Filipina, "lanjut Del Rosario. "Yang menyedihkan adalah, dengan kemampuan seperti ini, bangsa kita menghadapi tantangan keamanan yang sangat besar yaitu dari Cina." Baca juga: Filipina beli 12 jet tempur TA-50 Golden Eagle dari Korea Selatan
Wilayah Scarborough Shoal, sengketa Filipina dan Cina |
Wilayah ini (Shoal - domba - gugus) adalah terumbu karang yang mengelilingi laguna, dan itu adalah 124 mil laut dari Zambales dan 472 mil laut dari provinsi hainan Cina. Angkatan Bersenjata Filipina telah berjuang untuk mendapatkan pembiayaan untuk program modernisasi selama lebih dari dua dekade ini , menempatkan Angkatan Udara Filipina tanpa satupun jet tempur pencegat sejak tahun 2005 dan Angkatan Laut dengan kapal perang tua, beberapa dari kapal itu adalah peninggalan Perang Dunia II.Pun seandainya Filipina dalam waktu dekat mampu memodernisasi alutsista-nya, tetap saja kekuatan kedua negara tidak dapat dibandingakan, ibarat Daud dan Goliat. Cina bukan tandingan Filipina.Angkatan Udara dan Angkatan Laut Filipina dari 1947 sampai 1970-an adalah yang paling disegani di Asia karena kekuatannya, tentunya selain Indonesia dan Jepang - Indonesia kala itu adalah negara seumur jagung, tapi kekuatan perangnya cukup merisaukan Amerika -, tetapi kemudian situasi berubah seiring dengan Anggaran militer yang buruk. Kini, sebagian besar pesawat dan kapal negara itu adalah hasil pemberian Amerika Serikat ketika Amerika masih memiliki pangkalan Angkatan Laut dan Udara di Filipina, berdasarkan Perjanjian Pangkalan Militer RP-AS yang berakhir pada tahun 1991 ketika senat Filipina menolak untuk memperpanjang perjanjian.
Arsip Angkatan Udara menunjukkan bahwa pada tahun 1965 Amerika Serikat memberikan 30 jet tempur supersonik F-5A / B ke Filipina, menjadikan Filipina sebagai salah satu negara pertama di dunia yang memperoleh jet tempur buatan AS. Pada tahun 1979 Angkatan Udara Filipina membeli 25 jet tempur Crusader F-8 dan beberapa helikopter dari Amerika Serikat, namun karena faktor usia dan kurangnya suku cadang F-8 dan F-5 yang dihentikan pada tahun 1988 dan 2005, menjadikan Angkatan Udara Filipina tanpa jet tempur untuk menjaga wilayah udaranya - miris. "Akibatnya, kemampuan pertahanan udara negara negara Filipina praktis menjadi nol," kata Kolonel Raul del Rosario, komandan Air Defense Wing yang berbasis di Pampanga. "Angkatan Udara kami sering dijuluki sebagai Angkatan Udara Helikopter dan kami hanya memiliki satu sistem operasi radar dengan kemampuan terbatas yang mustahil untuk memantau seluruh wilayah Filipina, "lanjut Del Rosario. "Yang menyedihkan adalah, dengan kemampuan seperti ini, bangsa kita menghadapi tantangan keamanan yang sangat besar yaitu dari Cina." Baca juga: Filipina beli 12 jet tempur TA-50 Golden Eagle dari Korea Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar