JAKARTA-(J-D-I) :Kementerian Pertahanan Inggris dan Royal Military Academy Sandrust serta Mabes TNI mengadakan Pelatihan Operasional Media kepada para anggota TNI yang merupakan perwira menengah di Balai Media, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Acara pelatihan yang bertujuan memberikan pemahaman mendalam atas kerja media di area militer modern, termasuk di lingkungan operasional itu digelar selama lima hari, sejak Senin hingga Jumat (27/7).
Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, mengatakan adanya kemajuan teknologi informasi dan media saat ini, menuntut TNI untuk cepat merespon setiap isu-isu yang terjadi, maka prajurit TNI bidang penerangan juga harus senantiasa meningkatkan kemampuannya.
Pelatihan ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan prajurit-prajurit TNI bidang penerangan dalam mengkomunikasikan dan mentransformasikan kinerja TNI dalam suatu lingkungan strategis yang selalu berubah dari waktu ke waktu, kata Iskandar.
Oleh karena itu, TNI bertukar pengetahuan dengan Inggris, untuk mengetahui bagaimana Inggris menghadapi media.
"Kita juga akan menerapkan itu. Karena di alam keterbukaan ini kita tidak boleh menghindar dari media, apa pun yang ditanyakan oleh media. Kita harus menyampaikan, apalagi sudah ada Undang-Undang. Tentunya kita perlu mempersiapkan sumber daya manusia bidang penerangan," jelas Iskandar.
Menurut Kapuspen, TNI sudah mempersiapkan diri untuk melakukan operasi di daerah bencana alam dan konflik, namun untuk media sendiri belum dipersiapkan untuk pelatihan dan meliput di daerah konflik.
"Kita baru membawa media itu bersama-sama kita, bilamana diperlukan. Tapi, jika daerah itu sensitif atau rawan, tentunya kita tidak membawa, namun kita memberikan informasi itu kepada media. Ini yang sampai sekarang ini kita kerjakan," ujarnya.
Dipilihnya Inggris untuk digelarnya acara pelatihan ini, tambah Iskandar, Inggris sudah lebih baik dan hampir sama karakternya dengan Indonesia. Karakteristik media itu hampir sama, sehingga kita bekerja sama dan bertukar pikiran dengan Inggris," paparnya.
Kuasa Usaha Kedutaan Inggris untuk Indonesia Rebecca Razavi, mengatakan media memiliki kekuatan untuk mengubah opini publik dan mempengaruhi pelaporan sejarah. Media merupakan komponen penting untuk menumbuhkan demokrasi.
"Saya bangga bahwa Inggris dapat terus bekerja sama dengan TNI dalam membantu mengembangkan keahlian di area operasional Media serta bekerja sama dengan media melalui cara yang lebih positif untuk meningkatkan akurasi serta mempengaruhi arus pelaporan dan informasi," katanya.
Acara pelatihan yang bertujuan memberikan pemahaman mendalam atas kerja media di area militer modern, termasuk di lingkungan operasional itu digelar selama lima hari, sejak Senin hingga Jumat (27/7).
Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, mengatakan adanya kemajuan teknologi informasi dan media saat ini, menuntut TNI untuk cepat merespon setiap isu-isu yang terjadi, maka prajurit TNI bidang penerangan juga harus senantiasa meningkatkan kemampuannya.
Pelatihan ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan prajurit-prajurit TNI bidang penerangan dalam mengkomunikasikan dan mentransformasikan kinerja TNI dalam suatu lingkungan strategis yang selalu berubah dari waktu ke waktu, kata Iskandar.
Oleh karena itu, TNI bertukar pengetahuan dengan Inggris, untuk mengetahui bagaimana Inggris menghadapi media.
"Kita juga akan menerapkan itu. Karena di alam keterbukaan ini kita tidak boleh menghindar dari media, apa pun yang ditanyakan oleh media. Kita harus menyampaikan, apalagi sudah ada Undang-Undang. Tentunya kita perlu mempersiapkan sumber daya manusia bidang penerangan," jelas Iskandar.
Menurut Kapuspen, TNI sudah mempersiapkan diri untuk melakukan operasi di daerah bencana alam dan konflik, namun untuk media sendiri belum dipersiapkan untuk pelatihan dan meliput di daerah konflik.
"Kita baru membawa media itu bersama-sama kita, bilamana diperlukan. Tapi, jika daerah itu sensitif atau rawan, tentunya kita tidak membawa, namun kita memberikan informasi itu kepada media. Ini yang sampai sekarang ini kita kerjakan," ujarnya.
Dipilihnya Inggris untuk digelarnya acara pelatihan ini, tambah Iskandar, Inggris sudah lebih baik dan hampir sama karakternya dengan Indonesia. Karakteristik media itu hampir sama, sehingga kita bekerja sama dan bertukar pikiran dengan Inggris," paparnya.
Kuasa Usaha Kedutaan Inggris untuk Indonesia Rebecca Razavi, mengatakan media memiliki kekuatan untuk mengubah opini publik dan mempengaruhi pelaporan sejarah. Media merupakan komponen penting untuk menumbuhkan demokrasi.
"Saya bangga bahwa Inggris dapat terus bekerja sama dengan TNI dalam membantu mengembangkan keahlian di area operasional Media serta bekerja sama dengan media melalui cara yang lebih positif untuk meningkatkan akurasi serta mempengaruhi arus pelaporan dan informasi," katanya.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar