Selasa, 10 Juli 2012

China Banjiri Bantuan, Indonesia dalam Konflik Laut China Selatan Harus Netral


Dibalik rencana TNI AD untuk memperkuat Armed, Selain Rudal C-705 untuk TNI AL, China juga menawarkan MLRS WS-I, dengan menawarkan full ToT MLRS ini, dan akan bersaing dengan MLRS Astros buatan Brazil.(Foto: VG).

(MDN), SEBAGAI upaya menandingi pengaruh Amerika Serikat di Indonesia, China membanjiri Indonesia dengan berbagai program bantuan. Menurut Country Manager-Indonesia IHS Jane’s Defense, Risk & Security, Alman Helvas Ali, Indonesia tidak boleh memihak pada salah satu negara tersebut.

"Indonesia harus jadi kekuatan penyeimbang di antara dua kekuatan besar yang kini tengah bersaing dikawasan Asia Pasifik itu," kata Alman Helvas Ali di jakarta, Jumat (6/7).

Menurutnya, banjir bantuan yang ditawarkan oleh China kepada Indonesia di bidang pertahanan merupakan bagian dari upaya negeri tirai bambu untuk menandingi pengaruh Amerika Serikat di Indonesia. Bagi Alman, pandangan China yang strategis terhadap Indonesia tidak hanya karena faktor posisi geografis Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Peran Indonesia di ASEAN dan kawasan Asia Pasifik pun menjadi alasan China merangkul Indonesia, apalagi jika mengingat kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas-aktif.

"Dengan kondisi ini, China ingin menjadikan Indonesia sebagai security bumper terhadap Amerika Serikat. Konstruksi seperti ini harus dipahami betul oleh Indonesia, khususnya dalam menjalin kerja sama pertahanan dengan China," ujarnya.

Namun begitu, menurut Kepala Seksi Amerika Subdit Bilateral Kerja sama Internasional Kemhan RI Letkol Laut (KH) Abdul Rivai Ras menilai, Indonesia pun dapat mengambil keuntungan dari kondisi ini. "Indonesia dapat memainkan peran di kawasan untuk mewujudkan dynamic equilibrium melalui kerja sama yang pragmatis dan realistik," kata Rivai. 

Rivai memaparkan, Indonesia dapat mendorong kerja sama keamanan dalam konteks ASEAN-Cina (Defence Diplomacy on SCS), memanfaatkan keunggulan Cina melalui Defence Industry for Navy, mengembangkan model kerja sama keamanan maritim yang berbasis pada konsep MDA, penegakan hukum dan MCS, serta membangun forum interaksi pertukaran informasi dan studi maritim dan mengefektifkan Navy to Navy Talk. Indonesia pun dapat melakukan latihan bersama dalam bidang HADR (non traditional security cooperation).

Sumber: Jurnas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar