CNN
Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan
Jihad-Defence-Indonesia - Korea Utara (Korut) kembali menegaskan satu garus demarkasi terkait sengketa dengan Korea Selatan (Korsel) di Pulau Yeonpyeong. Sebelumnya, tulis AFP pada Sabtu (20/10/2012), Pyongyang mengecam kunjungan Presiden Korsel Lee Myung-bak ke pulau tersebut pada Kamis (18/10/2012).
Pada 2010, Korut menembaki pulau itu. Lantaran tindakan tersebut, ketegangan antara keduanya pun meningkat.
Juru bicara pihak Korut menegaskan kembali penentangan Pyongyang pada Garis Perbatasan Utara (NLL)-- satu perbatasan yang ditetapkan Komando PBB pada akhir Perang Korea 1950-1953 untuk mencegah bentrokan antara dua negara itu. "Kunjungan ini adalah mengungkapkan usaha bodoh (Lee) untuk merusak perdamaian dan stabilitas, meningkatkan konfrontasi dan memrovokasi perang karena tetap mempertahankan NLL, akar penyebab konfrontasi dan bentrokan," kata juru bicara itu yang dikutip kantor berita resmi Korut KCNA (Korean Central News Agency).
"NLL adalah perbatasan ilegal yang ditetapkan pasukan agresor imperialis AS yang sepihak dan dengan cara merampok. "Hanya garis demarkasi militer yang ditetapkan DPRK (Korut), bukan NLL, akan tetap berlaku di Laut Barat sampai negara itu disatukan," tambahnya.
Dalam kunjungan itu Presiden Lee mendesak tentara di Yeonpyeong mempertahankan perbatasan itu dengan segala cara. Kunjungan itu dilakukakan lebih dari dua tahun setelah Seoul menuduh Pyongyang menorpedo satu kapal perangnya yang menewaskan 46 prajuritnya.
Korut membantah terlibat dalam insiden Maret 2010 itu tetapi kemudian menembaki satu pulau perbatasan yang menewaskan empat warga Korsel November tahun yang sama.
Bulan lalu Korsel mendesak Korut menghentikan usaha mempengaruhi pemilu itu dan memperingatkan bahwa pihaknya akan melakukan tanggapan militer yang kuat terhadap setiap tindakan provokatif.
"NLL adalah perbatasan ilegal yang ditetapkan pasukan agresor imperialis AS yang sepihak dan dengan cara merampok. "Hanya garis demarkasi militer yang ditetapkan DPRK (Korut), bukan NLL, akan tetap berlaku di Laut Barat sampai negara itu disatukan," tambahnya.
Dalam kunjungan itu Presiden Lee mendesak tentara di Yeonpyeong mempertahankan perbatasan itu dengan segala cara. Kunjungan itu dilakukakan lebih dari dua tahun setelah Seoul menuduh Pyongyang menorpedo satu kapal perangnya yang menewaskan 46 prajuritnya.
Korut membantah terlibat dalam insiden Maret 2010 itu tetapi kemudian menembaki satu pulau perbatasan yang menewaskan empat warga Korsel November tahun yang sama.
Bulan lalu Korsel mendesak Korut menghentikan usaha mempengaruhi pemilu itu dan memperingatkan bahwa pihaknya akan melakukan tanggapan militer yang kuat terhadap setiap tindakan provokatif.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar