Selasa, 17 Juli 2012

Australia prihatin atas penyebaran pasukan Indonesia ke Papua

 
(Jihad-Defence-Indonesia), Robert Carr, Menteri Luar Negeri Australia membahas dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh tentara di Papua, dalam pertemuan dengan mitranya dari Indonesia Marty Natalegawa.
Pejabat Australia menuntut transparansi dan visibilitas pada apa yang sedang terjadi di Papua.Natalegawa memberitahu media bahwa meskipun Carr menyuarakan keprihatinan mengenai dugaan pelanggaran hak asasi manusia, ia telah mengakui kedaulatan Australia atas provinsi Papua.
Carr saat ini tengah melakukan kunjungan resmi ke Indonesia, di mana dia diperkirakan akan bertemu beberapa pejabat senior pemerintah Indonesia dan diplomat. Kunjungan Menteri Australia bisa menjadi topik sensitif di Indonesia, sebagai pemimpin lokal berbagai menuduhnya ikut campur dalam urusan internal Indonesia. Pejabat Indonesia baru saja menyalahkan LSM lokal yang bekerja di provinsi ini, menuduh mereka menyalurkan dana dari Australia dan negara-negara Barat lainnya ke separatis Gerakan Papua Merdeka.
Indonesia, yang merupakan negara mayoritas Muslim, kekhawatiran bahwa Papua akan berakhir seperti Timor Timur, yang bubar dari Indonesia pada tahun 2002, setelah pertempuran separatis berdarah dan kekerasan.Mirip dengan Timor Timur, Papua juga didominasi oleh suku Kristen milik ras Papua dan Melanesia. Indonesia telah mendorong imigrasi dari penduduk Muslim ke Papua, yang mengakibatkan penduduk setempat menjadi minoritas di beberapa daerah.
Konflik antara angkatan bersenjata Indonesia dan Gerakan Papua Merdeka (FPM) telah meningkat selama beberapa bulan terakhir, dengan korban yang dilaporkan dari kedua sisi. Puluhan orang, kebanyakan warga sipil setempat dan beberapa aktivis FPM, bersama dengan beberapa tentara Indonesia tewas dalam bentrokan terakhir. Pekan lalu seorang tentara dan dua warga sipil setempat tewas dalam bentrokan di wilayah Manokwari.
Indonesia saat ini menyebarkan dekat dengan 20.000 tentara dan lebih dari 25.000 polisi di provinsi tersebut.Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia baru-baru ini mengeluarkan ultimatum kepada pemberontak, mendesak mereka untuk menyerah senjata. Ia juga mengklaim bahwa jumlah korban terakhir di Papua tidak signifikan, jika dibandingkan dengan wilayah seperti Timur Tengah dan Tanduk Afrika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar