Jihad-Defence-Indonesia : Tidak henti-hentinya rezim Zionis Israel menebar ancaman serangan militer ke Iran terkait kecurigaan terhadap Iran membangun persenjataan Nuklir. Tidak hanya serangan militer mandiri, Israel juga mengajak seluruh dunia menyerang atau menyetujui serangan ke Iran. Berbagai upaya membentuk opini dilakukan baik lewat lobby tali dipomatik maupun pertemuan-pertemuan internasional. Akan tetapi langkah Zionis Israel justru mendapat kecaman tidak hanya dari dalam elemen rakyatnya sendiri, bahkan dari para pakar perang termasuk dari Amerik Serikat.
Tidak ada satupun pakar perang dunia yang memprediksi Israel mampu menang memerangi Iran, jika dilakukan secara sendirian. Pakar juga tidak merekomendasikan perang melibatkan gabungan negara menyerang Iran, sebab kemampuan balasan Iran juga diprediksi mampu bertahan dan memberikan serangan balasan terhadap pangkalan-pangkalan militer yang bertebaran di sekelling wilayah Iran.
Kekuatan Zionis Israel yang diasumsikan memiliki ratusan hulu ledak nuklir tidak menjadi bahan pertimbangan untuk memenangi perang. Kekuatan Iran tanpa senjata nuklir disetarakan dengan kekuatan Israil yang siap menerjang dengan laju nuklirnya. Artinya, meskipun Iran tidak memiliki senjata nuklir, tetapi mampu menyerang dengan bobot serangan setara senjata nuklir ke Israel.
Inilah yang menjadi pangkal penolakan serangan Amerika ke Iran, dan lebih memilih menyerang lewat aksi embargo dan blokade komoditas ekonomi Iran, yang terlihat juga memang mempengaruhi ekonomi Iran meskipun tidak akan meruntuhkan rezim para Mullah ini.
Selama beberapa dekade semenjak adanya pendirian negara Israel, dan beberapa kemenangan Israil dalam peperangannya melawan musuh-musuhnya, dunia internasional diarahkan untuk mempercayai mitos dan “pengakuan” terhadap kekuatan zionis Israil dan kecanggihan persenjataan Amerika Serikat. Mitos ini mendorong penduduk bumi mengakui kehebatan-kehebatan bangsa Yahudi, yang sebenarnya memiliki kecerdasan/IQ yang tidak signifikan “lebih tinggi” dari bangsa lain.
Amerika Serikat yang oleh pakar peradaban Jepang, mendapat julukan sebagai pemilik peradaban akhir dunia, yang artinya tidak ada peradaban lain setelah Barat, juga timbul karena terlena oleh tampilan berbagai kehebatan-kehebatan teknologi yang “katanya” diciptakan oleh ilmuwan Yahudi. Peneliti sosial Jepang yang menyebut bahwa peradaban sunia sudah berakhir dan dimenangkan oleh Barat, hanya bagian dari implikasi dari berbagai klaim kemenangan Barat terutama dalam Perang Dunia II dan kehadiran negara Zionis Israel. Ini mitos yang menjangkiti masyarakat modern.
Hakikatnya kekuatan yang membuat bulu rambut masyarakat internasional berdiri hanyalah kekuatan senjata nuklir yang diklaim sebagai sumbangan mengakhiri Perang Dunia II (meskipun setelah bom di Hiroshima dan Nagasaki masih banyak terjadi perang melibatkan negera-negara besar dunia). Masyarakat terbius oleh aksi media Barat yang mengkristalisasikan peran Barat dalam memajukan peradaban manusia, terutama dalam fase Abad Renaissance.
Menukik pada ujung zaman kekinian, Iran sebagai negara maju baru (maju sebab bisa tetap survive dan bahkan memajukan teknologinya meskipun dalam posisi diembargo) mendobrak pintu zaman, agar masyarakat internasional menyadari bahwa berbagai kondisi dan “khayalan” tentang kehebatan-kehebatan Yahudi dan Barat hanya ilusi dan mitos saja. Keberanian Iran lewat metode soft-war melawan Barat, belum pernah dilakukan oleh negara di dunia, kecuali Uni Soviet, yang akhirnya Un Sovet juga luluh lantak menjadi Rusia. Iran tanpa bantuan ilmuwan Barat, mampu bersaing dengan sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah, Israel. Bahkan diperkirakan memenangi jika terjadi perang dengan Israel. Banyak indikator keunggulan teknologi militer Iran dibandingkan dengan teknologi mutakhir yang dimiliki Amerika Serikat dan Israel. Sekali lagi, Iran maju dalam posisi diembargo.
Iran mengajarkan kepada masyarakat dunia, bahwa Zionis Israel yang memiliki Iron Dome untuk menangkal serangan udara dan Amerika Serkat yang memiliki Kapal Induk yang “katanya” dipersenjatai dengan radar super canggih dan peralatan ofensif, ternyata bukan pihak yang memiliki kekuatan bisa mengalahkan segala-galanya. Peradaban di Israil dan Amerika Serikat bisa ditundukkan untuk memandang dunia sebagai bangsa yang setara dan seimbang, meskipun oleh negara tanpa senjata nuklir seperti Iran.
Kemerdekaan Palestina
Sesuai dengan pendapat pakar perang yang memprediksi kekalahan Israil dalam perang melawan Iran, akan berimplikasi terhadap percepatan kemerdekaan Palestina. Kemajuan peralatan tempur Iran yang dibangun oleh insinyur domestik di Iran menjadi “soft-power” rakyat Iran untuk tetap maju mengembangkan nuklir damai, yang ini menjadi “soft-strike” terhadap nyali rakyat Israel. Seluruh bangunan peralatan tempur Israel, disinyalir merupakan hasil kerja ilmuwan Amerika Serikat. Ilmuwan Israel hanya meniru dan ikut-ikut saja dalam laboratorium.
Alih-alih membayangkan menang memerangi Iran, justru Palestina yang akan memperoleh hak kemerdekaanya, jika Israil jadi menyerang Iran.
Sumber
Berdasarkan berita terbaru tentang perkembangan Timur Tengah.
Sumber Catatan : KLIK DISINI
Sesuai dengan pendapat pakar perang yang memprediksi kekalahan Israil dalam perang melawan Iran, akan berimplikasi terhadap percepatan kemerdekaan Palestina. Kemajuan peralatan tempur Iran yang dibangun oleh insinyur domestik di Iran menjadi “soft-power” rakyat Iran untuk tetap maju mengembangkan nuklir damai, yang ini menjadi “soft-strike” terhadap nyali rakyat Israel. Seluruh bangunan peralatan tempur Israel, disinyalir merupakan hasil kerja ilmuwan Amerika Serikat. Ilmuwan Israel hanya meniru dan ikut-ikut saja dalam laboratorium.
Alih-alih membayangkan menang memerangi Iran, justru Palestina yang akan memperoleh hak kemerdekaanya, jika Israil jadi menyerang Iran.
Sumber
Berdasarkan berita terbaru tentang perkembangan Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar