Tiga kapal China berlatih di dekat perairan Indonesia-Australia.
Kapal perang TNI AL awasi perbatasan |
Jihad-Defence-Indonesia - JAKARTA : Sejumlah media asing memberitakan soal latihan kapal-kapal perang Chinadi dekat perairan Indonesia dan Australia. Dikonfirmasi, TNI bungkam.
"Tanya dulu ke Kemlu," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul dihubungi VIVAnews, Kamis 13 Februari 2014.
TNI tahu operasi itu? "Sekali lagi, tanyakan kepada Kemlu karena dia gerbang pertamanya. Soal izin-izin itu kan dari sana (Kementerian Luar Negeri RI) semua," kata Iskandar.
Diberitakan sebelumnya, tiga kapal China yang latihan awal Februari lalu itu berlayar di sebelah selatan lepas pantai Pulau Jawa dan dekat Pulau Christmas, yang merupakan milik Australia. Langkah ini menunjukkan makin percaya dirinya militer China di tengah sengketa teritorial dengan sejumlah negara di Laut China Selatan dan Laut China Timur.
Demikian laporan dari harian Brisbane Times mengutip sumber di kalangan pengamat dan militer Australia. Ketegangan China dengan sejumlah negara soal sengketa teritorial itu telah mendapat perhatian masyarakat internasional, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry dari Amerika Serikat yang akhir pekan ini berkunjung ke sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.
Menurut harian itu, Angkatan Udara Australia menggerakan sebuah pesawat pengintai untuk memantau situasi di perbatasan utara wilayah mereka. Pesawat AP-3C Orion diterbangkan dari Pangkalan Angkatan Udara Edinburgh, dekat Adelaide, begitu militer Australia menerima laporan bahwa tiga kapal perang China bergerak mendekati perbatasan utara laut mereka awal Februari lalu.
Dari pantauan itu, rombongan kapal China itu terdiri dari dua destroyer dan satu kapal pendaratyang mampu mengangkut ratusan personel. Tampaknya mereka gelar latihan. Ini merupakan kali pertama latihan militer China itu berlangsung dekat perairan Australia. (eh)
China Latihan Perang di Selatan Jawa, Australia Kirim Pengintai
Ini kali pertama militer China gelar latihan di lokasi itu
Pasukan Khusus AL China berlatih di atas kapal perang |
Kapal-kapal perang China diketahui gelar latihan pertama di dekat perairan Indonesia di sebelah selatan lepas pantai Pulau Jawa dan dekat Pulau Christmas, yang merupakan milik Australia. Langkah ini menunjukkan makin percaya dirinya militer China di tengah sengketa teritorial dengan sejumlah negara di Laut China Selatan dan Laut China Timur.
Demikian laporan dari harian Brisbane Times mengutip sumber di kalangan pengamat dan militer Australia. Ketegangan China dengan sejumlah negara soal sengketa teritorial itu telah mendapat perhatian masyarakat internasional, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry dari Amerika Serikat yang akhir pekan ini berkunjung ke sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.
Menurut harian itu, Angkatan Udara Australia mengerakan sebuah pesawat pengintai untuk memantau situasi di perbatasan utara wilayah mereka. Pesawat AP-3C Orion diterbangkan dari Pangkalan Angkatan Udara Edinburgh, dekat Adelaide, begitu militer Australia menerima laporan bahwa tiga kapal perang China bergerak mendekati perbatasan utara laut mereka awal Februari lalu.
Dari pantauan itu, rombongan kapal China itu terdiri dari dua destroyer dan satu kapal pendarat yang mampu mengangkut ratusan personel. Tampaknya mereka gelar latihan. Ini adalah kali pertama latihan militer China itu berlangsung dekat perairan Australia.
Untuk mencapai ke sana, tiga kapal itu dikabarkan harus melewati perairan Indonesia, yaitu Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Sumatra. Selanjutnya mereka gelar latihan di sebelah selatan lepas pantai Jawa, yang dekat dengan Pulau Christmas. Mereka lalu bergerak ke arah utara lewat Selat Lombok dekat Pulau Bali.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Australia, David Johnston, mengaku pihaknya tidak diberitahu terlebih dahulu soal latihan itu. Namun China pun tidak berkewajiban memberitahu Australia.
Kalangan pengamat pun menyatakan bahwa latihan China itu legal karena masih berlangsung di laut internasional dan tidak menunjukkan tindakan yang bermusuhan. Namun manuver dari Beijing itu dipandang sebagai sinyal bahwa mereka makin percaya diri menjadi kekuatan baru maritim, yang secara fundamental bisa mengubah posisi strategis Australia.
Sinyalemen itu tidak semata-mata ditunjukkan ke Australia, namun juga kawasan Asia Pasifik dan juga sebagai pesan kepada Amerika Serikat dan India bahwa mereka tidak bisa dengan mudah memblokade jalur laut lewat Selat Malaka bila suatu ketika berkonflik dengan China.
"Ini bukan berarti latihan itu mengancam Australia, namun memang menunjukkan bahwa betapa besar perubahan yang sedang terjadi di kawasan dan betapa berbahaya untuk berasumsi bahwa China bisa bangkit secara ekonomi tanpa harus membuat perubahan strategis yang fundamental di kawasan," kata Hugh White, profesor studi strategis dari Australian National University, seperti dikutip oleh artikel di Brisbane Times itu.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, bakal meminta China untuk tidak membuat situasi di Laut China Selatan dan Laut China Utara kian tegang saat saling klaim dengan beberapa negara soal perbatasan wilayah. Kerry akan mengutarakannya kepada para pejabat China saat mengunjungi Beijing akhir pekan ini, ungkap kantor berita Reuters.
China mengklaim 90 persen dari Laut China Selatan, yang seluas 3,5 juta kilo meter per segi. Beberapa negara atau entitas juga berkepentingan atas laut itu, seperti Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Demikian laporan dari harian Brisbane Times mengutip sumber di kalangan pengamat dan militer Australia. Ketegangan China dengan sejumlah negara soal sengketa teritorial itu telah mendapat perhatian masyarakat internasional, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry dari Amerika Serikat yang akhir pekan ini berkunjung ke sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.
Menurut harian itu, Angkatan Udara Australia mengerakan sebuah pesawat pengintai untuk memantau situasi di perbatasan utara wilayah mereka. Pesawat AP-3C Orion diterbangkan dari Pangkalan Angkatan Udara Edinburgh, dekat Adelaide, begitu militer Australia menerima laporan bahwa tiga kapal perang China bergerak mendekati perbatasan utara laut mereka awal Februari lalu.
Dari pantauan itu, rombongan kapal China itu terdiri dari dua destroyer dan satu kapal pendarat yang mampu mengangkut ratusan personel. Tampaknya mereka gelar latihan. Ini adalah kali pertama latihan militer China itu berlangsung dekat perairan Australia.
Untuk mencapai ke sana, tiga kapal itu dikabarkan harus melewati perairan Indonesia, yaitu Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Sumatra. Selanjutnya mereka gelar latihan di sebelah selatan lepas pantai Jawa, yang dekat dengan Pulau Christmas. Mereka lalu bergerak ke arah utara lewat Selat Lombok dekat Pulau Bali.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Australia, David Johnston, mengaku pihaknya tidak diberitahu terlebih dahulu soal latihan itu. Namun China pun tidak berkewajiban memberitahu Australia.
Kalangan pengamat pun menyatakan bahwa latihan China itu legal karena masih berlangsung di laut internasional dan tidak menunjukkan tindakan yang bermusuhan. Namun manuver dari Beijing itu dipandang sebagai sinyal bahwa mereka makin percaya diri menjadi kekuatan baru maritim, yang secara fundamental bisa mengubah posisi strategis Australia.
Sinyalemen itu tidak semata-mata ditunjukkan ke Australia, namun juga kawasan Asia Pasifik dan juga sebagai pesan kepada Amerika Serikat dan India bahwa mereka tidak bisa dengan mudah memblokade jalur laut lewat Selat Malaka bila suatu ketika berkonflik dengan China.
"Ini bukan berarti latihan itu mengancam Australia, namun memang menunjukkan bahwa betapa besar perubahan yang sedang terjadi di kawasan dan betapa berbahaya untuk berasumsi bahwa China bisa bangkit secara ekonomi tanpa harus membuat perubahan strategis yang fundamental di kawasan," kata Hugh White, profesor studi strategis dari Australian National University, seperti dikutip oleh artikel di Brisbane Times itu.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, bakal meminta China untuk tidak membuat situasi di Laut China Selatan dan Laut China Utara kian tegang saat saling klaim dengan beberapa negara soal perbatasan wilayah. Kerry akan mengutarakannya kepada para pejabat China saat mengunjungi Beijing akhir pekan ini, ungkap kantor berita Reuters.
China mengklaim 90 persen dari Laut China Selatan, yang seluas 3,5 juta kilo meter per segi. Beberapa negara atau entitas juga berkepentingan atas laut itu, seperti Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Sumber : KLIK DISINI DAN KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar