Kita sudah sama-sama masuk di sana (Rohingya). Dia meminta Indonesia karena kita kan lebih dekat dan lebih paham"
Jihad-Defence-Indonesia - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menemui Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla untuk membahas krisis kemanusiaan Rohingya, Myanmar, di Nusa Dua, Bali, Jumat.
"PMI dan Palang Merah Turki sama-sama kerja di sana dan sempat mengalami sedikit kesulitan terkait izin-izin dari Myanmar, kita akan atasi bersama," kata Jusuf Kalla kepada wartawan usai bertemu PM Turki.
Kalla menampik jika pertemuannya dengan Erdogan merupakan keinginan Turki untuk melobi Indonesia agar bisa lebih dipermudah akses ke negara yang dijuluki "Golden Land" itu.
"Kita sudah sama-sama masuk di sana (Rohingya). Dia meminta Indonesia karena kita kan lebih dekat dan lebih paham," katanya.
Wakil Presiden RI periode 2004-2009 itu berencana segera ke Rohingya untuk membahas rencana membuat perumahan dengan kerjasama bersama Pemerintah Turki bagi korban konflik di daerah itu.
Menurutnya perumahan merupakan salah satu kebutuhan yang mendesak bagi pengungsi Rohingya, disamping bantuan makanan dan obat.
Sementara itu mengenai kondisi terakhir korban konflik Rohingya, Kalla mengemukakan bahwa mereka masih mengalami berbagai masalah karena terbatasnya izin dari pemerintah Presiden Thein Sein itu kepada negara yang ingin memberikan bantuan kemanusiaan.
"Kita akan bertemu lagi dengan pemerintah di sana untuk bisa lebih leluasa bekerja. Turki dan Indonesia, baru dua negara Islam itu yang bisa masuk, negara lain belum bisa," ujar Kalla.
Menurut Kalla, sukarelawan juga mengalami hambatan dari masyarakat sekitar karena menganggap bantuan hanya diberikan kepada etnis Muslim Rohingya, padahal bantuan diberikan kepada semua etnis di daerah itu.
Selain telah mengirimkan bantuan, PMI juga telah mengirim sepuluh orang untuk memperbaiki sanitasi air.
"PMI dan Palang Merah Turki sama-sama kerja di sana dan sempat mengalami sedikit kesulitan terkait izin-izin dari Myanmar, kita akan atasi bersama," kata Jusuf Kalla kepada wartawan usai bertemu PM Turki.
Kalla menampik jika pertemuannya dengan Erdogan merupakan keinginan Turki untuk melobi Indonesia agar bisa lebih dipermudah akses ke negara yang dijuluki "Golden Land" itu.
"Kita sudah sama-sama masuk di sana (Rohingya). Dia meminta Indonesia karena kita kan lebih dekat dan lebih paham," katanya.
Wakil Presiden RI periode 2004-2009 itu berencana segera ke Rohingya untuk membahas rencana membuat perumahan dengan kerjasama bersama Pemerintah Turki bagi korban konflik di daerah itu.
Menurutnya perumahan merupakan salah satu kebutuhan yang mendesak bagi pengungsi Rohingya, disamping bantuan makanan dan obat.
Sementara itu mengenai kondisi terakhir korban konflik Rohingya, Kalla mengemukakan bahwa mereka masih mengalami berbagai masalah karena terbatasnya izin dari pemerintah Presiden Thein Sein itu kepada negara yang ingin memberikan bantuan kemanusiaan.
"Kita akan bertemu lagi dengan pemerintah di sana untuk bisa lebih leluasa bekerja. Turki dan Indonesia, baru dua negara Islam itu yang bisa masuk, negara lain belum bisa," ujar Kalla.
Menurut Kalla, sukarelawan juga mengalami hambatan dari masyarakat sekitar karena menganggap bantuan hanya diberikan kepada etnis Muslim Rohingya, padahal bantuan diberikan kepada semua etnis di daerah itu.
Selain telah mengirimkan bantuan, PMI juga telah mengirim sepuluh orang untuk memperbaiki sanitasi air.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar