Jumat, 16 November 2012

SOAL ULAH ISRAEL, INDONESIA BERMUKA DUA.


Image Gallery
Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Jihad-Defence-IndonesiaPemberitaan situs berita Haaretz yang menyatakan Israel akan bekerjasama dengan Indonesia di bidang keamanan cyber, terbilang cukup mengejutkan. Padahal Indonesia yang menyandang status sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, menentang keberadaan Israel. Namun pengamat hubungan internasional, Hariyadi Wirawan tidak terlalu terkejut dengan adanya informasi tersebut.

Kerjasama Indonesia-Israel sudah terjadi dari dulu, “ ungkapnya kepada itoday, Jum’at (16/11).

Pengamat yang juga dosen FISIP Universitas Indonesia ini menjelaskan, selama ini Indonesia selalu lugas dalam permainan dua muka. Sebab selama ini Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa selalu bersikap tegas terhadap Israel, khususnya mengenai masalah Palestina.

“Bahkan Marty menghimbau semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, untuk meninjau ulang kerjasamanya dengan negara tersebut, “ ujarnya.


Indonesia sendiri, menurut Hariyadi adalah sedikit negara yang bermain di dua kaki, dimana Indonesia menolak Israel, namun di sisi lain bekerjasama dengan negara tersebut sejak lama.

“Yang saya tahu, pihak keamanan selalu meminta bantuan nasihat para ahli dari Israel di bidang terorisme, teknik-teknik tertentu bahkan beberapa peralatan dari Israel, “ ungkapnya.

Apa yang dikatakan Hariyadi memang ada benarnya, kerjasama ini bukanlah yang pertama kalinya dilakukan Indonesia. Sebelumnya, Indonesia pernah melakukan kerjasama pengadaan pesawat tempur A-4 Skyhawk dari Israel dengan menggelar operasi intelijen, Operasi Alpha di dekade 1980-an.

Tidak hanya itu, pada 2008, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 750 juta, dan US$ 450 juta di 2009. Bahkan di 2009, Indonesia dan Israel sepakat untuk membuat kamar dagang yang dikepalai Emanuek Shahaf, seorang diplomat Israel dan CEO dari Technology Asia Consulting.

Sekedar informasi, hubungan Indonesia-Israel mulai membaik dimasa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.* 


ADA KEPENTINGAN "ORANG" BERKEDUDUKAN TINGGI DIBALIK KERJASAMA INDONESIA-ISRAEL

8dd68df177b56b7fdaedc8dfa4bc2a84Walau Kementerian Luar Negeri Indonesia bersikap tegas mengenai masalah Israel. Namun pada kenyataannya, Kemlu tidak pernah bisa mencampuri urusan kerjasama Indonesia-Israel, jika berkaitan dengan pertahanan dan keamanan. Sebab pengamat hubungan internasional, Hariyadi Wirawan menilai, ada ‘orang ‘ yang lebih tinggi kedudukannya yang berkepentingan.

“Kemlu tahu, tetapi untuk menabrak urusan itu belum ada keberanian. Tidak pernah ada sekalipun Kemlu mempertanyakan kebijakan tersebut, “ ungkap Hariyadi kepada itoday, Jum’at (16/11).

Dosen FISIP Universitas Indonesia ini menilai, ‘orang’ yang lebih tinggi dai Menlu itu, entah menteri pertahanan, atau yang lebih tinggi lagi dari menteri pertahanan.


“Tetapi kita tahu, Pemerintah Indonesia di tingkatan yang lebih tinggi itu agak ingin dan toleran terhadap kerjasama dengan Israel dengan berbagai alas an, “ ungkapnya.

Tidak hanya memiliki keinginan untuk bekerjasama dengan Israel, Hariyadi pun mengungkapkan adanya peranan Amerika Serikat (AS) dalam hubungan Indonesia-Israel.

“Dahulu sebenarnya ada permintaan dari AS untuk meminta Pemerintah Indonesia, untuk membiarkan Israel membantu Indonesia karena keahlian yang dimilikinya, “ jelasnya.

Hariyadi sendiri tidak tahu apakah pemberitaan yang ditulis Haaretz tersebut sifatnya terbuka di kedua belah pihak, atau baru sebatas tawaran dari Israel kepada Indonesia.

Akan tetapi, jika melihat delegasi Indonesia yang dikirimkan ke Tel Aviv, pengamat hubungan internasional ini yakin, bahwa yang mengirimkan adalah pihak Kemhan. Karena disinyalir, Kemhan sudah memiliki perangkat pertahanan dan keamanan cyber.

Uniknya, perihal kerjasama ini diumumkan oleh Israel di media mereka bukan Pemerintah Indonesia. Sebab menurut Hariyadi, Indonesia tidak akan pernah mengumumkan hal tersebut. Karena akan ada tekanan dari dalam.

Namun bagi Israel, hal ini menguntukan dirinya. Sebab hal tersebut memperlihatkan bahwa negara seperti Indonesia yang menentang keberadaan Israel saja mau bekerjasama dengan mereka.

Walau yang mengumumkan adalah pihak Israel, bukan berarti tidak ada resiko yang dihadapi Pemerintah Indonesia. Namun demikian, Hariyadi memperkirakan pemerintah tidak akan mengakui adanya kerjasama tersebut.

“Pemerintah tidak akan mengakui adanya kerjasama tersebut, dan akan berusaha menutup rapat fakta yang ada dengan terus menghindar, “ pungkasnya.* 


INDONESIA JALIN KERJASAMA KEAMANAN BIDANG CYBER DENGAN ISRAEL


Large 4WqwhEy5QE
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Indonesia dan Israel mungkin tak memiliki hubungan diplomatic secara resmi, tetapi itu tidak menghalangi kedua negara untuk melakukan kerjasama, khususnya kerjasama di bidang keamanan dunia maya.

Belakangan terisar kabar, bahwa Indonesia mengirimkan delegasi resmi bidang pertahanan dan keamanan, ke sebuah konferensi internasional di Tel Aviv, Israel yang diadakan minggu ini.

Dikutip dari Haaretz, Indonesia dan Israel berencana melakukan kerjasama dibidang cyber. Untuk itu, pihak Indonesia telah mengirimkan pejabat pertahanan yang bertanggungjawab atas pembangunan infrastruktur pertahanan dan keamanan cyber.


Direktur dari Israeli Export Institute (bagian dari Kementerian Industri dan Perdagangan Israel), Ramzy Gabbay mengatakan konferensi internasional yang diadakan di Tel Aviv terbuka untuk siapa saja. Dan mengharapkan kedatangan delegasi Indonesia.

Walau tak memiliki hubungan diplomatik, namun nilai perdagangan kedua negara terbilang cukup besar. Di 2008 misalnya, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 750 juta, dan US$ 450 juta di 2009. Bahkan di 2009, Indonesia dan Israel sepakat untuk membuat kamar dagang yang dikepalai Emanuek Shahaf, seorang diplomat Israel dan CEO dari Technology Asia Consulting.

Sekedar informasi, hubungan Indonesia-Israel mulai membaik dimasa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.* 

Sumber : KLIK DISINI , KLIK DISINI & KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar