Rabu, 29 Agustus 2012

LAPAN UJI COBA GETAR SATELIT A2

Jihad-Defence-Indonesia - Uji pada tingkat sistem yang harus dilalui LAPAN-A2 agar layak untuk diterbangkan ke antariksa adalah uji getar. Pengujian yang dilakukan pada pertengahan bulan Agustus 2012 ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah satelit akan bisa mengatasi beban mekanik yang terjadi selama peluncuran. Peluncuran roket menuju orbit satelit melibatkan proses konversi enerji yang sangat masif, dari energi potensial di bahan bakar roket menjadi energi kinetik kecepatan roket, yang juga harus menembus atmosfir Bumi. Sehingga timbul beban dinamik yang lalu dihantarkan oled struktur roket ke muatan (satelit). Secara analogi, beban yang dialami mirip dengan yang dialami mobil yang melaju dengan sangat kencang pada jalan berlubang-lubang.
Untuk pengujian getar, laboratorium yang paling baik di Indonesia saat ini adalah milik Sentra Teknologi Polimer (STP), BPPT (Puspitek), yang juga kerap digunakan untuk laboratorium pengujian komponen otomotif. Pada tahun 2009-2010, Pusat Teknologi Satelit telah melakukan pengingkatan kapasitas atas laboratorium tersebut diantaranya dengan menambahkan jumlah kanal data. Sebelumnya jumlah kanal data yang dimiliki ada 2 (hanya untuk melihat reaksi uniaxial dari struktur komponen), kini menjadi 8 (untuk bisa melihat reaksi pada 3 axis pada struktur satelit dan 3 axis pada struktur payload kamera satelit yang memiliki peredam). Sehingga layak untuk melakukan pengujian getar pada satelit LAPAN.
Untuk satelit yang akan diluncurkan oleh roket India PSLV-C23, maka struktur satelit tersebut harus mempunyai frekwensi resonansi terendah diatas 90 Hz kearah longitudinal roket dan diatas 45 Hz ke arah lateral roket. Dalam hal ini berarti kearah vertikal dan horisontal pada sumbu uji getar satelit (lihat gambar ).
Gambar 1. LAPAN A-2 pada posisi uji getar horizontal
Selain dari persyaratan frekwensi resonansi, pihak peluncur ISRO menetapkan bahwa persyaratan uji ketahanan atas beban dinamik sinusoidal hingga frekwensi 100 Hz sebesar 3 g ke arah vertikal dan 2 g ke arah horizontal. Tingkat beban ini lebih tinggi dibandingkan persyaratan yang harus dilalui oleh LAPAN-TUBSAT (A1) saat diluncurkan dengan PSLV-C7 yang hanya 2,5 g dan 1,5 g untuk masing-masing arah. Juga satelit harus tahan dengan beban dinamik random dengan tingkat g RMS minimal 4,47.
Gambar 2. LAPAN A-2 pada posisi uji getar vertikal
Frekwensi resonasi adalah sebuah kondisi dinamika struktur yang mengalami getaran dengan amplitudo yang membesar (secara exponensial). Dengan kemampuan meregang (elastis) material padat yang terbatas, hal tersebut akan memicu kegagalan struktur (patah). Hasil pengukuran frekwensi resonansi menunjukkan bahwa tidak terjadi resonansi pada struktur satelit hingga frekwensi 200 Hz baik pada arah horizontal maupun vertikal (salah satunya bisa dilihat pada gambar 3). Hal ini berarti desain struktur LAPAN-A2 telah lulus kriteria yang diberikan oleh penyedia jasa peluncur, dan laik untuk diterbangkan (tidak akan menggangu proses peluncuran).

Gambar 3. Hasil pengukuran natural LAPAN A-2 pada arah horizontal
Frekwensi resonasi adalah sebuah kondisi dinamika struktur yang mengalami getaran dengan amplitudo yang membesar (secara exponensial). Dengan kemampuan meregang (elastis) material padat yang terbatas, hal tersebut akan memicu kegagalan struktur (patah). Hasil pengukuran frekwensi resonansi menunjukkan bahwa tidak terjadi resonansi pada struktur satelit hingga frekwensi 200 Hz baik pada arah horizontal maupun vertikal (salah satunya bisa dilihat pada gambar 3). Hal ini berarti desain struktur LAPAN-A2 telah lulus kriteria yang diberikan oleh penyedia jasa peluncur, dan laik untuk diterbangkan (tidak akan menggangu proses peluncuran).

Setelah dilakukan uji getar, LAPAN-A2 kembali melalui pengujian fungsi untuk tiap komponennya, yang hingga kini masih berlangsung. Hasil yang didapat hingga saat ini adalah, perangkat elektronik LAPAN-A2 berfungsi dengan baik. Selain itu dari pengamatan visual yang dilakukan selama pengujian getar, disimpulkan bahwa terdapat perbaikan minor yang perlu dilakukan pada sistem pemasangan antena TTC yang berada di plat Y+, dimana hal tersebut telah selesai dilakukan.
Tim Web RB
Sumber : KLIK DISINI AJA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar