Sabtu, 23 Februari 2013

PANGDAM 17/CENDERAWASIH UNGKAP DUA OTAK PENYERANGAN TNI DI PUNCAK JAYA


"Kami sudah punya bukti kuat siapa otak dari 

aksi penyerangan itu."


Pangdam Ungkap Dua Otak Penyerangan TNI di Papua
Delapan peti untuk prajurit TNI yang tewas di Papua 


Johad-Defence-Indonesia - Jakarta  : Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen Christian Zebua dengan tegas 

menuding pelaku penyerangan Pos TNI Tingginambut dan pengadangan prajurit di Distrik Sinak adalah 

kelompok Goliat Tabuni dan Militan Murib.

Bahkan, jenderal berbintang dua itu mengklaim sudah memiliki bukti kalau keduanya sebagai aktor di balik 

aksi dua penyerangan yang menewaskan delapan prajurit TNI dan empat warga sipil itu.

"Kami sudah punya bukti kuat bahwa otak dari aksi penyerangan dan pengadangan itu adalah Goliat Tabuni 

dan Militan Murib. Kemungkinan alasan mereka menyerang, karena tidak senang melihat TNI bersama 

rakyat," ujar Pangdam kepada wartawan, Jumat 22 Februari 2013.

Untuk itu, dia menambahkan, karena sudah jelas pelaku adalah kelompok Goliat Tabuni dan Militan Murib, 

diharapkan polisi segera bisa menangkap mereka. "Kami siap membantu polisi mengejar dan menangkap 

mereka, karena tindakannya sangat tidak manusiawi yakni membantai prajurit terbaik saya," tegas Pangdam.


Pangdam juga menandaskan, tidak akan pernah bernegosiasi dengan kedua kelompok tersebut, karena 

perbuatan mereka sangat sadis. "Tidak akan ada dialog. Buat apa dialog dengan orang jahat," ujarnya.

Menurut Pangdam, kelompok Militan Murib saat melakukan pengadangan dan penembakan di Distrik Sinak 

diperkirakan berjumlah 30 orang. "Sebagian memiliki senjata api," jelasnya.

OPM Tahan Diri

Sementara itu, DPR Papua meminta Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk 

menahan diri dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang hanya memperkeruh situasi Papua, serta 

menyengsarakan masyarakat.

"Kepada pihak TPN OPM, kami minta menahan diri dengan tidak melakukan aksi yang menimbulkan 

keresahan, karena ujung-ujungnya rakyat yang sengsara," ujar Wakil Ketua DPR Papua Yunus Wonda, Jumat, 

22 Februari 2013.

Menurut dia, aksi kekerasan berupa penyerangan, pengadangan, dan penembakan tidak akan pernah 

menyelesaikan persoalan Papua, namun hanya memperkeruh situasi yang jelas berdampak kepada masyaralat 

luas. "Dengan kejadian seperti ini mungkin OPM lari dan tidak ditemukan, tapi yang dirugikan adalah rakyat 

bisa jadi korban," jelasnya.

DPR Papua, Yunus melanjutkan, sangat mengutuk peristiwa penyerangan dan pengadangan anggota TNI yang 

terjadi di Puncak Jaya dan Puncak itu. "Kami sangat mengutuk segala tindakan yang menghilangkan nyawa 

orang, apa pun alasannya," tegasnya.

DPR, menurut dia, juga turut berduka atas gugurnya delapan prajurit yang sedang melaksanakan tugas 

negara. "Atas nama pimpinan Dewan, saya turut berduka atas jatuhnya korban jiwa di Puncak Jaya dan 

Puncak," kata dia.

Yunus berharap, para pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa penyerangan dan pengadangan itu segera 

ditangkap. "Tangkap mereka, karena tindakannya sangat tidak terpuji," tegasnya.

Anggota DPD RI perwakilan Papua, Paulus Sumino, mengatakan, peristiwa penyerangan dan pengadangan 

yang merenggut nyawa belasan orang bisa menghambat proses dialog Papua-Jakarta yang saat ini sedang 

dirintis.

"Peristiwa ini tentu akan memengaruhi, bahkan bisa menghalangi proses dialog Papua-Jakarta yang sedang 

saya rintis dengan teman-teman DPD, LSM, serta Pater Neles Tebay sebagai jalan keluar menyelesaikan 

persoalan Papua," ujarnya.

Sumber : KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar