Jihad-Defence-Indonesia - Kementerian Keuangan India mengalokasikan dana 1,93 triliun rupee ($40 miliar) sebagai anggaran pertahanan negara untuk tahun fiskal 2012-2013. Dibandingkan dengan anggaran fiskal tahun 2011-2012, anggaran militer India ini telah meningkat sebesar 17 persen. Dari angka diatas, jelas ini bukan uang yang sedikit, dan akan diperebutkan oleh negara-negara pengekspor industri pertahanan, antara lain Rusia dan Amerika, pastinya ini akan mereka perjuangkan.
Sekitar $17 miliar dalam anggaran pertahanan India ini dialokasikan untuk pembelian senjata dan peralatan militer. Dari jumlah dana tersebut, 70 persen adalah kontrak yang sudah ditandatangani. Pada rentang 2007-2011, India telah mengimpor peralatan militer dengan menghabiskan dana sebesar $12,65 miliar, yang $10,6 miliar dolarnya merupakan pasokan senjata dari Rusia.
Sekitar $17 miliar dalam anggaran pertahanan India ini dialokasikan untuk pembelian senjata dan peralatan militer. Dari jumlah dana tersebut, 70 persen adalah kontrak yang sudah ditandatangani. Pada rentang 2007-2011, India telah mengimpor peralatan militer dengan menghabiskan dana sebesar $12,65 miliar, yang $10,6 miliar dolarnya merupakan pasokan senjata dari Rusia.
Menurut laporan yang dirilis oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), India adalah importir senjata terbesar di dunia dari 2007 hingga 2011. Jumlah ini merupakan 10 persen dari total jumlah pembelian senjata dunia. Ini merupakan bisnis yang sangat menarik bagi negara-negara yang menjual senjata.
Rusia dan AS sebagai Pemasok Terbesar Senjata Dunia
Sejak dulu, Rusia telah menjadi pemasok terbesar senjata dan peralatan militer ke India. Negara ini (India) menempati posisi terdepan dalam volume keseluruhan dari ekspor senjata Rusia, dan tidak kurang dari 30 persen dari total ekspor senjata Rusia. Volume pesanan untuk senjata Rusia yang digunakan oleh Departemen Pertahanan India saat ini sekitar $ 10,8 miliar. Namun, rival-rival Rusia seperti AS kini secara cermat mengamati "nafsu" belanja India ini.
Pedagang senjata terbesar di dunia adalah Amerika Serikat. Pangsa ekspor senjata AS di pasar global adalah 30 persen. Rusia terus masih menduduki tempat kedua dengan 24 persen, diikuti oleh Jerman (9 persen), Perancis (8 persen) dan Inggris (4 persen).
Industri pertahanan Rusia dalam beberapa tahun terakhir telah memperkuat posisinya di pasar senjata global. Menurut analisis pasar senjata untuk tahun 2005-2009, Rusia telah berkontribusi untuk 23 persen dari ekspor senjata global. Namun, bila dibandingkan dengan periode antara 2000-2004, terlihat pengurangan dari pangsa pasar Rusia. Pada saat itu pasar Rusia adalah 31 persen, artinya 1 persen lebih tinggi dari Amerika.
Pasar senjata global telah lama terbentuk. Pasar India, bagaimanapun, adalah sesuatu yang patut diperjuangkan, Amerika Serikat dan Rusia sangat tertarik di dalamnya. Selain itu, India terus meningkatkan teknologi persenjataannya. Banyak analis yang meyakini bahwa segmen peralatan pertahanan rudal akan menjadi pilihan berikutnya untuk pesanan dari India. Saat ini, sistem pertahanan rudal sepertinya memang "belum" diperjualbelikan secara global, selain karena harganya yang mahal, produsen tidak serta merta mengekspornya meskipun ada negara yang meminatinya.
Perjuangan untuk pasar senjata India saat ini sudah berlangsung. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Departemen Luar Negeri AS sedang mencoba untuk melemahkan posisi Rusia dalam pasar senjata di setiap negara pemasok besar, termasuk India.
Kebetulan, peristiwa-peristiwa revolusioner baru-baru ini di negara Arab mungkin adalah alasan bagi AS untuk memperjuangkan pasar senjata India. Kekuatan di negara-negara berubah dan masih belum jelas apakah para penguasa baru akan membeli senjata dari Amerika atau Rusia.
Perubahan Peta Pasar Senjata Dunia
Sebagai contoh, Rusia telah mempersenjatai Libya selama bertahun-tahun. Sebagai akibat dari kudeta militer tahun 2011, kerugian total dari kerja sama teknis-militer Rusia, menurut Rosoboronexport adalah sebesar $4 miliar AS. Setahun sebelumnya, Rusia harus membatalkan kontrak menguntungkan untuk menjual senjata ke Iran sehubungan dengan Sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Iran. Inilah yang menjadikan mengapa pasar stabil India sangat menarik bagi Rusia.
Pada tahun 2011, Perusahaan Pertahanan AS telah membuat transaksi ekspor $34,8 miliar. Sebagai perbandingan, tahun lalu Rusia menjual persenjataan dan peralatan militer ke luar negeri sebesar $13,2 miliar - $1,9 miliar lebih rendah dari yang direncanakan.
Pada tahun 2012 Rusia akan menjual senjata dan peralatan militer untuk $13,5 miliar, seperti yang dinyatakan oleh Mikhail Dmitriev, direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Teknik Militer. Menurutnya, sampai saat ini portofolio pesanan senjata sudah lebih dari $40 miliar.
Pentagon telah memprediksi tahun ini sebagai rekor bagi ekspor AS senjata. Volume ekspor senjata AS pada tahun fiskal 2012 yang berakhir pada 30 September nanti bisa mencapai $60 miliar. Para analis yakin bahwa "pertempuran" ini belum sepenuhnya terjadi. Pasar India yang dipertaruhkan, Amerika Serikat dan Rusia harus berjuang untuk itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar