Foto eksekusi pribumi Indonesia yang dimuat oleh koran Belanda.
Foto tersebut, pada awalnya ditemukan secara tidak sengaja di dalam tempat sampah di Kota Enschede.
Surat kabar terbesar Belanda, De Volkskrant, memuat foto eksekusi oleh tentara Belanda, saat aksi polisionil di Indonesia, sekitar 1947-1949 silam.
Sungguh miris. Dalam foto, tampak tiga warga Indonesia yang akan dieksekusi. Juga gambar jejeran jenazah di dalam parit.
Foto tersebut, pada awalnya ditemukan secara tidak sengaja di dalam tempat sampah di Kota Enschede.
Tapi belakangan, Pemerintah Belanda akhirnya mengetahui pemilik asli foto tersebut. Yaitu Jacobus R, mantan prajurit yang kini sudah meninggal.
Diketahui pula bahwa Jacobus pernah dikirim sebagai tentara wajib militer pada 1947. Kala itu, Belanda tengah melancarkan agresi pertamanya ke Indonesia.
Di Indonesia, Jacobus bertugas di Battalion Artileri hingga 1950.
Sepanjang sejarah, batalion tersebut tidak pernah menuliskan tentang eksekusi. Namun pasukan artileri kemungkinan mengawal pasukan infantri atau pasukan khusus eksekusi.
Di Belanda sendiri, sejarah tentang aksi polisionil tidak diajarkan secara mendetil. Pemerintah Belanda seolah ingin menghilangkan aksi pelanggaran HAM yang pernah dibuatnya.
Kini, munculnya foto eksekusi tersebut menimbulkan pro dan kontra di Negeri Kincir Angin tersebut.
Foto tersebut, pada awalnya ditemukan secara tidak sengaja di dalam tempat sampah di Kota Enschede.
Surat kabar terbesar Belanda, De Volkskrant, memuat foto eksekusi oleh tentara Belanda, saat aksi polisionil di Indonesia, sekitar 1947-1949 silam.
Sungguh miris. Dalam foto, tampak tiga warga Indonesia yang akan dieksekusi. Juga gambar jejeran jenazah di dalam parit.
Foto tersebut, pada awalnya ditemukan secara tidak sengaja di dalam tempat sampah di Kota Enschede.
Tapi belakangan, Pemerintah Belanda akhirnya mengetahui pemilik asli foto tersebut. Yaitu Jacobus R, mantan prajurit yang kini sudah meninggal.
Diketahui pula bahwa Jacobus pernah dikirim sebagai tentara wajib militer pada 1947. Kala itu, Belanda tengah melancarkan agresi pertamanya ke Indonesia.
Di Indonesia, Jacobus bertugas di Battalion Artileri hingga 1950.
Sepanjang sejarah, batalion tersebut tidak pernah menuliskan tentang eksekusi. Namun pasukan artileri kemungkinan mengawal pasukan infantri atau pasukan khusus eksekusi.
Di Belanda sendiri, sejarah tentang aksi polisionil tidak diajarkan secara mendetil. Pemerintah Belanda seolah ingin menghilangkan aksi pelanggaran HAM yang pernah dibuatnya.
Kini, munculnya foto eksekusi tersebut menimbulkan pro dan kontra di Negeri Kincir Angin tersebut.
Sumber : (Berita Satu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar