Jihad-Defence-Indonesia - Bandung : Sebanyak 105 anggota TNI-AD dari
kesatuan Infanteri yang mengikuti Rabinniscab TNI-AD 2013, hari ini mengikuti
eksersisi pertempuran senjata mortir dan SLT (Senjata Lawan Tank).
Belasan mortir ditembakkan di lapangan Chandra Dimukha Pusdikif Pussenif,
Jalan Supratman Bandung, Rabu (26/6/2013) pagi.
Peragaan eksersisi pertempuran senjata dimulai peragaan eksersisi dengan
Peragaan eksersisi pertempuran senjata dimulai peragaan eksersisi dengan
menggunakan mortir MO 81. Mortir tersebut diproduksi di Pabrik Salgat
Finlandia dengan jenis Tampela. MO 81 ini diawaki oleh 5 personel, yaitu 1
Komandan Pucuk (Dancuk), 1 Tabak, 1 Taban dan 2 Tamu.
Sebelumnya, jabatan awak mortir ditunjuk terlebih dahulu. Dengan sigap, mereka
Sebelumnya, jabatan awak mortir ditunjuk terlebih dahulu. Dengan sigap, mereka
memeriksa senjata untuk bersiap maju ke medan laga. Berdasarkan aba-aba
komandan, mereka pun lalu menyusun formasi penyerangan.
Sesuai dengan target yang diinstruksikan, mereka pun lalu menembak. Lalu,
Sesuai dengan target yang diinstruksikan, mereka pun lalu menembak. Lalu,
bum! terdengar suara amunisi granat melesat dengan bentuk lintasan yang
melengkung lalu kemudian menancap di lapangan. Granat yang sebenarnya akan
pecah atau meledak saat jatuh di tanah.
"Granat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah granat latih A1 dummy yang
"Granat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah granat latih A1 dummy yang
terbuat dari semen. Ini hanya untuk melatih melatih awak atau pelayan pucuk
supaya bisa berlatih bagaimana menembak yang sebenarnya sehingga nantinya
bisa terus terlatih," ujar Jenal Abidin, Staf Penelitian dan Pengembangan PT.
Pindad saat menerangkan demo tersebut. Amunisi yang digunakan merupakan
produk PT. Pindad (Persero).
Amunisi latihan ini berdiameter 81 mm dengan panjang 409 mm dan berat 4,630
gram.
Setelah itu anggota ditunjukkan bagaimana penggunaan SLT Latih buatan PT.
Setelah itu anggota ditunjukkan bagaimana penggunaan SLT Latih buatan PT.
Pindad.
SLT Latih tersebut terdiri dari 1 pucuk senjata SLT dan granat latih yaitu peluru
hampa kaliber 5,56. Terlihat satu orang prajurit memegang pucuk di bahu
kanannya, sementara satu prajurit lainnya menahan badannya. Lesatan granat
menembus papan sasaran lalu menancap di tanah.
"Jarak capai maksimal SLT yaitu 100 M. Ini digunakan untuk melatih
"Jarak capai maksimal SLT yaitu 100 M. Ini digunakan untuk melatih
keterampilan pelayan pucuk mortir," jelasnya.
Yang terakhir, diperagakan bagaimana menembak mortir dari atas kendaraan
Yang terakhir, diperagakan bagaimana menembak mortir dari atas kendaraan
tempur. Kali ini yang digunakan yaitu Panser Anoa yang juga produksi PT.
Pindad.
Hampir sama dengan mortir di darat yang diperagakan pertama, namun kali ini
mortir ditembakkan dari atas panser tersebut. Ada dua granat yang dilesatkan
dari Anoa itu.
Setelah peragaan, para peserta Rabiniscab dari tiap brigade atau grup Kopassus
Setelah peragaan, para peserta Rabiniscab dari tiap brigade atau grup Kopassus
mencoba melakukan penembakan dengan menggunakan mortir dan SLT seperti
yang telah diperagakan. Mereka terlihat antusias mengikuti kegiatan ini.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar