Antara peralatan senjata yang digunakan oleh 3 RAMD dalam demonstrasi di Kota Belud, Sabah baru-baru ini. (Photo: Utusan)
Jihad-Defence-Indonesia - SUASANA perbukitan di Situs Tembak 6 di Kota Belud, Sabah pada pagi itu sangat indah. Di utara, Laut Cina Selatan terhampar kebiruan mendamaikan pandangan, sedangkan di selatan megah berdiri Kinabalu diselimuti awan putih bersih.
Dentuman senjata jenis Carl Gustav membuat keheningan pagi itu itu semakin bingit. Bola api deras meluncur ke arah sasaran yang terletak beberapa kilometer nun di atas bukit dan sasaran itu meledak, lalu angin menyebarkan bau bahan bakar ke udara.
Bahkan beberapa jenis senjata bantuan seperti HMG, LMG, AGL, mortir dan beberapa jenis lagi telah dipertontonkan kemampuannya dalam menembak sasaran yang jauh.
Sebelum tembakan dari senjata-senjata bantuan itu, demonstrasi pada pagi itu dimulai oleh kelompok penembak jitu 3 Rejimen Askar Melayu Diraja (RAMD).
Di tenda kenamaan yang agak tinggi di tembakan itu berasal, Yang Dipertua Negeri Sabah, Tun Juhar Mahiruddin bersama istrinya Toh Puan Norlidah RM Jasni beserta rombongan sedang menyaksikan demonstrasi itu.
Turut berada di lokasi adalah Panglima Brigade Kelima Infantri Malaysia, Brigedier Jenderal Datuk Abdul Halim Abdul Jalal bersama dengan pejabat tertinggi militer yang lain.
Sebelum acara di Situs Tembak 6 berakhir, Tun Juhar diundang untuk mencoba sendiri senjata-senjata bantuan itu diantaranya senjata AGL (Automatic Gun Launcher) dari G-wagon sambil dibantu oleh Abdul Halim.
Ia begitu tenang melepaskan tembakan dari atas kendaraan tersebut dan berhasil mengenai sasaran meskipun dilihat agak payah untuk mereka yang kurang latihan dalam bidang militer.
Program tersebut merupakan Demonstrasi Tembakan Senjata Bantuan dan Swasta Bersama Juhar yang memamerkan berbagai jenis senjata berat dari Batalion 3 RAMD yang bermarkas di Lok Kawi.
Prajurit membawa senjata Carl Gustav (photo: USNavy)
Menurut Abdul Halim, latihan tersebut melibatkan RAMD dan dibantu oleh tim 507 Askar Wataniah itu memamerkan tembakan bagian, tembakan peleton dan tembakan senjata bantuan.
Menurut Abdul Halim, latihan tersebut melibatkan RAMD dan dibantu oleh tim 507 Askar Wataniah itu memamerkan tembakan bagian, tembakan peleton dan tembakan senjata bantuan.
Katanya, antara tujuan aktivitas tersebut dianjurkan untuk mengeratkan hubungan antara pemimpin, terutama Juhar dengan tentara dan berharap ia dapat melihat sendiri kehidupan dan latihan di area pelatihan khususnya di daerah ini.
"Bukan itu saja, kita juga memperlihatkan bahwa kita terus menerus berlatih untuk menghadapi kemungkinan dan bukan duduk di kamp saja untuk menunggu instruksi," tegasnya.
Program tersebut merupakan antara tugas terakhir Abdul Halim sebagai Panglima Brigade Kelima Infantri Malaysia yang berbasis di Lok Kawi sebelum berpindah Kementerian Pertahanan, Jakarta, sebagai Direktur Manajemen Latihan di Markas Latihan Angkatan Darat.
Sumber : KLIK DISINI AJA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar