Presiden Abbas, rakyat Palestina dan kepemimpinan Palestina mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris ini."
Jihad-Defence-Indonesia-Kota Gaza | Hamas menyatakan, Senin, pasukan keamanannya dalam keadaan siaga penuh di Jalur Gaza setelah militer Mesir berjanji membalas pembunuhan 16 prajuritnya oleh orang-orang bersenjata di dekat perbatasan Israel.
Kantor Berita Mesir MENA mengatakan, kelompok orang bersenjata itu datang dari Gaza ke Sinai melalui terowongan, namun Hamas membantah gagasan bahwa militan dari dalam wilayahnya terlibat dalam serangan tersebut, lapor AFP.
"Badan-badan keamanan nasional dalam keadan siaga 100 persen untuk menjaga keamanan bersama antara Jalur Gaza dan Mesir," kata Jamal al-Jarrah, kepala pasukan keamanan Hamas, di situs kementerian dalam negeri.
Ia menuduh Israel mendorong spekulasi bahwa orang-orang Palestina di Gaza terlibat dalam serangan Minggu itu.
"Pasukan pendudukan berusaha menyebarkan desas-desusnya dan menganggap Gaza bertanggung jawab atas serangan itu, untuk menimbulkan ketegangan hubungan antara bangsa Palestina dan Mesir," kata Jarrah. "Kami menegaskan bahwa kami bekerja sepanjang waktu untuk menjaga keamanan bersama."
Pemerintah Hamas di Gaza mengadakan pertemuan pada Senin larut malam untuk membahas situasi itu.
Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang berbicara dari markasnya di Ramallah, Tepi Barat, mengutuk serangan tersebut.
"Presiden Abbas, rakyat Palestina dan kepemimpinan Palestina mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris ini," kata juru bicaranya, Nabil Abu Rdeineh, dalam sebuah pernyataan.
Sebelum serangan yang menewaskan 16 prajurit Mesir itu, seorang pria Palestina tewas dan seorang lagi cedera dalam serangan pesawat tak berawak Israel di daerah Rafah, Jalur Gaza.
Kedua korban sedang naik sepeda-motor ketika mereka diserang, kata para saksi.
Sumber-sumber Palestina menyebut korban yang tewas sebagai Eid Hijazi (23), anggota kelompok pejuang Komite Perlawanan Rakyat.
Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengkonfirmasi serangan itu dan menyebut korban yang cedera sebagai Ahmed Said Ismail, yang "termasuk diantara mereka yang bertanggung jawab atas pelaksanaan serangan teror di dekat perbatasan Israel-Mesir yang menewaskan seorang warga sipil Israel pada 18 Juni 2012".
Serangan itu mengarah pada bentrokan besar terakhir di sekitar Gaza, dimana pejuang Palestina menembakkan puluhan roket ke negara Yahudi tersebut dan Israel melancarkan serangan-serangan udara ke Gaza yang menewaskan 15 orang Palestina.
Militer Israel mengatakan bahwa Said, Hijazi dan "beberapa anggota lain Jihad Global beroperasi untuk melaksanakan serangan teror terhadap warga sipil Israel melalui perbatasan Mesir-Israel".
Pada 18 Agustus 2011, sejumlah orang besenjata melancarkan serangan terkoordinasi di Israel selatan yang menewaskan delapan orang.
Para pejabat Israel mengatakan, pelaku serangan itu berasal dari Jalur Gaza dan menyeberang ke wilayahnya dekat kota pesisir Laut Merah Eilat melalui Semenanjung Sinai Mesir.
Lima personel keamanan Mesir dan tujuh orang bersenjata juga tewas dalam kekerasan pada hari itu.
Suasana memanas antara Hamas dan Israel sejak serangan lintas-batas itu. Sejumlah orang Palestina tewas dalam gempuran-gempuran udara Israel ke Gaza setelah itu.
Hingga kini keadaan masih tetap tegang di perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
Sumber : KLIK DISINI AJA
Kantor Berita Mesir MENA mengatakan, kelompok orang bersenjata itu datang dari Gaza ke Sinai melalui terowongan, namun Hamas membantah gagasan bahwa militan dari dalam wilayahnya terlibat dalam serangan tersebut, lapor AFP.
"Badan-badan keamanan nasional dalam keadan siaga 100 persen untuk menjaga keamanan bersama antara Jalur Gaza dan Mesir," kata Jamal al-Jarrah, kepala pasukan keamanan Hamas, di situs kementerian dalam negeri.
Ia menuduh Israel mendorong spekulasi bahwa orang-orang Palestina di Gaza terlibat dalam serangan Minggu itu.
"Pasukan pendudukan berusaha menyebarkan desas-desusnya dan menganggap Gaza bertanggung jawab atas serangan itu, untuk menimbulkan ketegangan hubungan antara bangsa Palestina dan Mesir," kata Jarrah. "Kami menegaskan bahwa kami bekerja sepanjang waktu untuk menjaga keamanan bersama."
Pemerintah Hamas di Gaza mengadakan pertemuan pada Senin larut malam untuk membahas situasi itu.
Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang berbicara dari markasnya di Ramallah, Tepi Barat, mengutuk serangan tersebut.
"Presiden Abbas, rakyat Palestina dan kepemimpinan Palestina mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris ini," kata juru bicaranya, Nabil Abu Rdeineh, dalam sebuah pernyataan.
Sebelum serangan yang menewaskan 16 prajurit Mesir itu, seorang pria Palestina tewas dan seorang lagi cedera dalam serangan pesawat tak berawak Israel di daerah Rafah, Jalur Gaza.
Kedua korban sedang naik sepeda-motor ketika mereka diserang, kata para saksi.
Sumber-sumber Palestina menyebut korban yang tewas sebagai Eid Hijazi (23), anggota kelompok pejuang Komite Perlawanan Rakyat.
Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengkonfirmasi serangan itu dan menyebut korban yang cedera sebagai Ahmed Said Ismail, yang "termasuk diantara mereka yang bertanggung jawab atas pelaksanaan serangan teror di dekat perbatasan Israel-Mesir yang menewaskan seorang warga sipil Israel pada 18 Juni 2012".
Serangan itu mengarah pada bentrokan besar terakhir di sekitar Gaza, dimana pejuang Palestina menembakkan puluhan roket ke negara Yahudi tersebut dan Israel melancarkan serangan-serangan udara ke Gaza yang menewaskan 15 orang Palestina.
Militer Israel mengatakan bahwa Said, Hijazi dan "beberapa anggota lain Jihad Global beroperasi untuk melaksanakan serangan teror terhadap warga sipil Israel melalui perbatasan Mesir-Israel".
Pada 18 Agustus 2011, sejumlah orang besenjata melancarkan serangan terkoordinasi di Israel selatan yang menewaskan delapan orang.
Para pejabat Israel mengatakan, pelaku serangan itu berasal dari Jalur Gaza dan menyeberang ke wilayahnya dekat kota pesisir Laut Merah Eilat melalui Semenanjung Sinai Mesir.
Lima personel keamanan Mesir dan tujuh orang bersenjata juga tewas dalam kekerasan pada hari itu.
Suasana memanas antara Hamas dan Israel sejak serangan lintas-batas itu. Sejumlah orang Palestina tewas dalam gempuran-gempuran udara Israel ke Gaza setelah itu.
Hingga kini keadaan masih tetap tegang di perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar