Jumat, 10 Agustus 2012

Indonesia Tetapkan Pengadaan 6 Lebih Hercules dari Australia

RAAF C-130H Hercules (Foto: photorecon)

RI mengatur untuk pengadaan 6 pesawat angkut lebih berat dari Australia

Australia dan Indonesia telah hampir mencapai kesepakatan untuk mendapatkan enam lagi diperbaharui Lockheed Martin C-130H Hercules pesawat angkut berat dari Angkatan Udara Australia (RAAF), seorang pejabat pertahanan telah mengkonfirmasi.

Sejauh ini, Australia dan Indonesia telah sepakat pada donasi dari empat pesawat dari RAAF kepada Angkatan Udara Indonesia.

Departemen Pertahanan Brigadir Kepala juru bicara. Jenderal Hartind Asrin, Kamis pembicaraan antara pejabat kedua negara telah berlangsung selama berminggu-minggu dan kesepakatan untuk pengadaan enam pesawat tambahan hampir di atas meja.

"Ini akan menjadi benar-benar banyak untuk kita. Harganya bagus, "kata Hartind The Jakarta Post. "Setelah dirombak, pesawat-pesawat akan menjadi seperti baru, dengan jarak tempuh mereka mengatur ulang ke nol."

Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dan Australia rekannya Stephen Smith menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan di Darwin, Australia, pada bulan Juli, termasuk hibah sebesar empat diperbaharui C-130Hs.

Enam C-130Hs, diganti dengan cara yang mirip dengan pesawat disumbangkan empat, akan menelan biaya sekitar US $ 15 juta masing-masing, yang pembiayaan akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013, Hartind kata.

Australia memutuskan untuk decommission model C-130H sebagai RAAF saat ini mengoperasikan 12 C-130J super Hercules, varian terbaru dari Hercules. RAAF juga memerintahkan keenam jauh lebih besar Boeing C-17 Globemaster III pesawat mengangkut strategis dan 10 unit pesawat C-27j kecil mengangkut Alenia Spartan taktis.

Hartind mengatakan pengiriman pesawat Hercules empat akan dibuat segera setelah pemeriksaan telah diselesaikan dan persetujuan telah diperoleh dari kedua Menteri Pertahanan dan DPR.

"Sebuah tim pejabat kita yang memeriksa kondisi pesawat Hercules empat baru saja kembali ke rumah. Mereka sekarang bekerja pada sebuah laporan akhir akan disampaikan kepada menteri, "kata Hartind.(Nvn)
Sumber : ( JakartaPost ini )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar