Senin, 13 Agustus 2012

KISAH DWIKORA PERISTIWA "KALABAKAN"

Peristiwa Kalabakan

 Peleton X

Jalesu Bhumyamca Jayamahe
Masih dalam rangka politik konfrontasi guna memperoleh data intelejen di daerah lawan. Pada Desember 1963, Peleton X satuan khusus KKO / Korps Marinir yang bertugas di perbatasan Kaltim - Sabah yang operasional di bawah Basis VI Ops.A / Koti, bekerja sama dengan serikat tugas operasional. KKO / Korps Marinir didaerah Kaltim, telah ditugaskan melakukan raid ke Sabah (Sandakan, Lahat Datu dan Sempurna). 

Sasaran pertama dipimpin oleh Kopral Mar Sukibat dan Prajurit Mar Subroto.Sasaran dua dipimpin Sersan Dua Mar Rebani dan sasaran tiga dipimpin Prajurit Mar Asmat. Masing-masing berkekuatan satu peleton. 

Karena pada hakikatnya setiap anggota KKO / Marinir sudah dibekali latihan dasar komando, maka tugas-tugas raid yang membutuhkan kemampuan komando mampu dipikul oleh mereka.Disamping nama Korps Komando memang merupakan 'beban' dan sekaligus kebanggaan, sehingga bila dibutuhkan untuk melakukan tugas selaku prajurit Komando, mereka berusaha melakukan tugas sebaik-baiknya. 

Hal ini memang terbukti dalam banyak penugasan di berbagai operasi militer. Mereka mampu bergerak dalam satuan-satuan kecil, dalam bidang yang cukup berat, rawa, pantai berbakau maupun dalam hutan lebat seperti Kalimantan. 

Meskipun pihak pasukan Inggris di Sabah sudah berpengalaman dalam perang anti gerilya di Malaya (semenanjung), namun dalam menghadapi gerilya Indonesia ternyata tidak semudah yang disangka. Rebani dan kawan-kawannya dengan perlengkapan seringan mungkin, berhasil menerobos wilayah lawan dan berhasil menghancurkan kesatuan inggris yang ada di Kalabakan, menewaskan 8 orang termasuk seorang Mayor dan 38 serdadu lainnya luka-luka.Merebut 1 bren, 7 SMR, 10 Sten gun dan 1 pistol. Kerugian Marinir, gugur 1 orang yakni Prajurit Gabriel. 

Peristiwa Kalabakan menunjukkan keberhasilan Peleton X melakukan raid melalui bidang belantara di perbatasan.Padahal lawan memiliki kemampuan tinggi dengan perlengkapan yang lebih. Ini suatu prestasi yang sulit dilakukan. 

Setelah keberhasilan penyusupan ini Rebani berusaha memimpin pasukannya kembali ke pangkalan. Sayang karena bidang yang berat ditambah kekurangan makanan, sebagian tidak dapat sampai kembali ke basis, termasuk Sersan Rebani sendiri. Atas jasa dan keberaniannya Rebani dinaikkan pangkatnya menjadi Sersan Mayor Anumerta dan pemerinta RI menganugerahkan Bintang Sakti kepadanya. 

Dengan dilakukan patroli dan raid tersebut lawan kemudian mengurangi aktivitasnya. Sebaliknya raid yang dilakukan lawan di wilayah RI yang dijaga oleh Brigade pendarat I KKO AL tidak pernah berhasil. Mereka bahkan lebih sering menderita kerugian lebih besar (periode 1965-1966 sampai tercapai persetujuan pengakhiran konfrontasi) terutama di Siglayan. Jalesu Bhumyamca Jayamahe


- TSM: NOV '89 -
 Korban perwira Inggris

Pembunuhan terhadap komandan Inggris ini terjadi di kampung Kalabakan. Saat itu Kalabakan merupakan desa yang menjadi salah satu pos keamanan daerah Tawau yang terdekat dengan pelabuhan Cowie. 

Ada 2 posisi pertahanan berstelling di Kalabakan, kebijakan setempat dan pasukan militer dari Royal Malay Regiment yang menempati 2 buah gubuk Pihak Malaysia sama sekali meremehkan kemampuan tempur pasukan Indonesia yang mengakibatkan lemahnya perhatian dan kewaspadaan mereka di Kalabakan hal inilah yang dimanfaatkan sersan Rebani dan pasukannya untuk memulai serangan terhadap posisi musuh di Kalabakan.

Tapi berdasarkan beberapa catatan sejarah tentang perwira-perwira Inggris yang tewas di Malaysia bisa diambil beberapa nama antara lain Mayor RM Haddow, Mayor RhD Norman, dan Mayor HAI Thompson, yang pasti pihak Inggris berusaha menutupi nama perwiranya yang tewas dalam kejadian ini, bahkan pihak inggris pun mengarang cerita kepada pemimpin Malaysia Tunku Abdul Rahman yang mengadakan inspeksi bahwa tentara persemakmuran yang tewas di Kalabakan walaupun kalah memberikan perlawanan yang gigih dan pantang menyerah dimana kenyataannya mereka benar-benar diserang mendadak dalam kondisi santai dan tidak siap atau istilah inggrisnya "caught with their trousers down ". Pemerintah Malaysia membangun monumen untuk menghormati korban mereka yang gugur disana. 

Hal yang menarik dalam peristiwa ini ikut gugurnya seorang perwira inggris yang coba dicover oleh pemerintah inggris karena takut dipermalukan oleh dunia internasional, perwiranya tewas ditangan tim dunia ketiga disaat sedang santai pula. 

Tambahan Info: 
Pada masa Dwikora Pasukan persemakmuran khususnya Inggris sangat menjaga gengsi dan prestise mereka dimedan tempur, hal ini dilakukan oleh banyak covert operation yang mereka lakukan dimana covert operation ini sampai detik ini masih tergolong classified karena tidak semuanya berjalan mulus seperti yang mereka harapkan, bahkan SOP ( Standart Operating Procedure ) pasukan persemakmuran saat melakukan patroli dan raid mereka selalu sangat berhati-hati terutama dalam menutupi jejak-jejaknya, pasukan Indonesia banyak belajar mengenai teknik-teknik perang hutan yang sangat lihai diterapkan oleh musuh bahkan mereka tidak pernah meninggalkan korbankorban dari pihak mereka bila terjadi kontak senjata, biasanya acuan bagi pihak Indonesia bila ada korban dari suatu kontak senjata adalah barang-barang atau ransel yang ditinggalkan pemiliknya, hal inilah yang membuat perkiraan terhadap korban pasukan persemakmuran khususnya dari kalangan tentara non-Malaysia sangat sulit karena memang dalam setiap pergerakannya mereka menjaga benar eksistensinya dimedan tempur. 

materi referensi: 
Kompi X di Rimba Siglayan 
museum Korps Marinir 

webbebas
 Versi Malaysia

sebuah firebase milik tentara Persemakmuran di Borneo
Satu peristiwa yang tidak mungkin terlupakan, sekaligus menjadi satu titik hitam dalam sejarah 3 RAMD adalah Peristiwa Kalabakan. Dalam tragedi berdarah ini, seorang pejabat dan tujuh anggota peleton 1 Kompeni A3 RAMD terkoban, sedangkan 18 orang anggota lagi terluka. Peristiwa berdarah ini terjadi pada tanggal 29 Desember 1963.

Tempat terjadi tragedi berdarah yang menimpa 3 RAMD itu terletak tidak jauh dari tepi Sungai Kalabakan.Lokasinya sekitar 30 mil ke utara Tawau dan 12 mil ke utara perbatasan Kalimantan, Indonesia. Di situ terletak dua pemukiman kecil Tim keselamtan Malaysia yang terdiri dari satu penempatan Pasukan Polis Hutan dan sebuah lagi penempatan tentara terletak di suatu lereng bukit.

Kedua penempatan dipisahkan dalam jarak lebih 400 yard saja. Pos Polisi yang dipagari dengan kawat berduri memiliki kekuatan 15 orang anggota, sedangkan penempatan pasukan tidak pula berpagar. Anggota peleton 1 Kompeni A dan kemudian disertai oleh bagian dari Palatun 10 Kompeni C 3 RAMD ditempatkan di situ.Kawasan perkemahan ini terletak suatu kawasan lereng tanpa sistem keamanan dan pertahanan yang lengkap.Ini terjadi karena ketiadaaan pasokan peralatan meskipun usaha mendapatkannya telah berulangkali dilakukan.
 Sebanyak 41 anggota 3 RAMS terlibat dalam peristiwa di Kalabakan, mereka adalah;

1. 5415 Mayor Zainol Abidin Bin Hj. Yaacob
2. 11709 Letnan Muda Raja Shaharudin bin Raja Roma 
3. 2380 Pegawai Waran Dua Awaluddin bin Kamoi 
4. 5237 Sarjan Ab.Aziz bin Meon 
5. 6775 Sarjan Hitam bin Mahmood 
6. 9899 Sarjan Hashim bin Hj. Ahmad 
7. 9894 Lans Koperal Osman bin Darus 
8. 33876 Lan Sarjan Isa bin Bujang 
9. 13960 Lans Koperal Abdullah bin Abdurrahman 
10. 6357 Prebet Hashim bin Abd. Ghani 
11. 7966 Prebet Ibrahim bin Ahmad 
12. 9542 Prebet Che Amat bin Che Leh 
13. 9808 Prebet Mokhtar bin Hassan 
14. 10385 Prebet Othman bin Hj. Budin 
15. 10557 Prebet Ramli bin Awang 
16. 10787 Prebet Othman bin Darus 
17. 11020 Prebet Harun bin Abdullah 
18. 11955 Ramli bin Salleh 
19. 1386 Prebet Adnan bin Jabar 
20. 14241 Prebet Zainuddin bin Yaacob 
21. 14630 Prebet Ahmad bin Abu Yamin 
22. 14185 Prebet Mat Sa'at bin Yaakob 
23. 14626 Prebet Ahmad bin Hussin 
24. 11245 Prebet Abdul Aziz bin Abdul Ghani 
25. 11471 Prebet Ismail bin Mat 
26. 11509 Prebet Mohamad Zain bin Yaacob 
27. 13784 Prebet Ismail bin Mansor 
28. 14447 Prebet Yusof bin Sulong 
29. 14469 Prebet Shamsuddin bin Yasin 
30. 10277 Prebet Abdul Ghani bin Mohamad 
31. 10530 Prebet Shukri bin Suratman 
32. 10586 Prebet Mohamed Nafiah bin Yahaya 
33. 10587 Prebet Mohamad Nor bin Ahmad 
34. 11051 Prebet Yaacob bin Ngah 
35. 1164 Prebet Mohamad Arfah bin Almunir 
36. 11244 Prebet Arifin bin Yusof 
37. 11957 Prebet Abdul Wahab bin Mat 
38. 13885 Prebet Yahya bin Hj. Yaacob 
39. 14346 Prebet Ab Karim bin Mat Johan 
40. 14571 Prebet Bidin bin Abu 
41. 14655 Prebet Mat Saad bin Othman
Menurut laporan, sebanyak 130 orang tentara Indonesia dari berbagai tim bergerak dari Kalimantan menyusup ke daerah Malaysia pada pertengahan Desember 1963. Tim ini singgah di Serudong dalam perjalanan menuju ke Selimpopon dengan melewati Tarakan untuk ke kamp balak Teck Guan dekat Kalabakan. Mereka bermalam di situ pada 28 Desember. Mayor Zainol Abidin bersama dua bagian dari Kompeni C digerakkan ke penempatan peleton 1 Kompeni A di Kalabakan pada 29 Desember untuk memperkuat subunit tersebut. Tiga buah benteng, setiap satu untuk tiga orang, dibangun untuk tujuan pertahanan, Kubu tersebut terletak di kiri dan kanan serta di Sebelah kanan belakang rumah atap dan digunakan untuk menempatkan senjata RISLB. Rumah tersebut diberikan oleh Mr. Ress Manajer Bombay Burma Timber Company Limited. 

Letnan Kolonel (Bersara) Raja Shaharudin menyatakan, ia ada menerima informasi yang menyatakan satu kelompok tentara Indonesia sedang bergerak dari Kalimantan menyusup masuk ke wilayah Malaysia. Mereka dilaporkan telah merampas barang-barang dari sebuah toko milik pengusaha Cina di kawasan Serudong Laut.Mereka dikatakan sedang bergerak ke arah daerah Kalabakan. 

Tidak lama setelah itu satu tembakan terdengar memecah keheningan malam dan kemudian diikuti pula oleh tembakan yang bertubi-tubi. Ketika saya dan beberapa anggota keluar dari rumah untuk 'stand to', anggota TNI telah pun mulai melepaskan tembakan dan melemparkan granat ke posisi kami, cerita Lettenan Kolonel (pensiun) Raja Shaharudin. Semua anggota berhamburan keluar dari rumah mencari perlindungan. Sarjan Abdul Aziz berhasil menerjunkan diri ke dalam benteng dan berada bersama ketua peleton serta dua anggota lagi.Kami membalas tembakan dan juga melontarkan granat ke arah anggota TNI, saya kemudian memerintahkan anggota agar mengambil perlindungan dan tidak melepaskan tembakan kecuali mereka melihat anggota TNI. 

Tembak-menembak berhenti kira-kira pukul 11.00 malam, terang Letnan Kolonel (Bersara) Raja Shaharudin.Mr. Ress, besama seorang lalaki datang menemui Letnan Muda Raja Shaharudin segera setelah pertempuran berhenti. Pada lebih kurang pukul 3.30 pagi 30 Desember 1963 satu peleton bantuan yang dipimpin oleh Letnan Muda Wan Nordin bnin Wan Mohammad (12176) sampai ke lokasi peleton di Kalabakan. Anggotanya diperintahkan mengumpulkan anggota yang tewas dan terluka sambil memberikan perawatan sekedar terdaya.Ketika matahari pagi 30 Desember 1963 mulai menampakkan sinarnya, anggota mulai melakukan penggeledahan daerah secara rinci untuk mengumpulkan mayat dan anggota yang terluka untuk diinformasikan ke markas batalyon. Delapan anggota termasuk ketua kompeni disahkan tewas, sedangkan 18 anggota lagi terluka.
 Anggota 3 RAMD yang tewas adalah;

1. Pegawai Waran Dua Awaluddin 
2. Sarjan Ab. Aziz 
3. Las Sarjan Osman 
4. Las Sarjan Yesus 
5. Prebet Che Amat 
6. Prebet Abdul Ghani 
7. Prebet Shukri 
8. Prebet Mohamed Nafiah 
9. Prebet Mohamad Nor 
10.Prebet Yaacob 
11. Prebet Mohamad Arfah 
12. Prebet Ariffin 
13. Prebet Abdul Wahab 
14. Prebet Yahya 
15. Prebet Mat Sa'at 
16. Prebet Ab. Karim 
17. Prebet Bidin 
18. Prebet Mat Saad
Menurut Letnan Kolonel (Bersara) Raja Shaharudin, ia menahan Sulaiman yang datang pada sekitar pukul 8.00 pagi itu. Saya menemukan tiga selongsong peluru terselip di pinggangnya, ketika memeriksa laras senjatanya, saya menemukan laras senjara tersebut masih berbau dan ada kesan yang menunjukkan senjata tersebut telah digunakan. Sulaiman diserahkan kepada pihak Polisi Kalabakan. 

Sebelum itu, saya telah menahan seorang pria yang saya jumpai berjalan di depan kantor Burma Timber Company pada pukul 4.oo pagi itu. Sebuah helikopter tiba ke tempat kejadian pada pukul 11.00 pagi dan 30 Desember untuk mengeluarkan anggota yang terluka dan tewas. Anggota terluka diterbangkan ke Hospital Tawau, sedangkan yang tewas diterbangkan pula dari Tawau ke Semarang dengan Pesawat Dakota. Pesawat Dakota sampai ke Semarang pada waktu malam. Penduduk lokal di Semarang telah membantu memandi dan menyempurnakan jenazah sebelum jenazah diterbangkan balik ke Semenangjung keesokan paginya.Kedatangan jenazah di Bandara sungai Besi disambut oleh para Menteri Kabinet dan Pejabat tinggi Tentara juga para pembesar negara. Dari Jakarta jenazah dibawa pula ke kampung halaman masing-masing untuk dikuburkan. 

Tim 1/10 Gurkha pimpinan Lieutenant Colonel Burnett langsung dibawa ke Kalabakan untuk membantu 3 RAMD membuat penggeledahan Kalabakan. Setelah itu, pada 12 Januari 1964, sebanyak 22 orang tentara Indonesia berhasil dibunuh disamping banyak yang telah ditangkap. Tim ini berhasil menangkap 3 orang anggota TNI. Meskipun jumlah yang ditawan itu agak kecil jumlahnya, tetapi ia telah membantu tim dalam operasi setelah itu. Beberapa daerah di Tawau telah dinyatakan sebagai kawasan terbatas untuk memudahkan operasi pasukan keamanan. Pada 27 Januari, satu kelompok ronda dari Kompeni B di bawah pimpinan Letnan Muda Ishar bin Ash (12221) menemukan satu perkemahan anggota TNI dan pertempuran terjadi. Seorang anggota TNI berhasil dibunuh, dua pucuk senapan, 12 butir granat dan sejumlah peluru berhasil ditemukan. 

peleton 6 di bawah pimpinan Letnan Muda Abdul Aziz bin Shaari (12178) ketika membuat serang endap di Merotai Estet pada 28 Januari berhasil membunuh tiga orang anggota TNI , setelah mengalami satu pertempuran sengit dengan mereka. Sehingga 10 Februari, sebanyak 29 anggota TNI berhasil dibunuh, 33 ditawan, sedangkan 22 menyerah. Selain itu, operasi di Pulau Sebatik terus dilakukan. Pada 25 Januari, Presiden Soekarno setuju menyatakan gencatan senjata. Namun, anggota tim Keamanan diperingatkan agar siap menghadapi segala kemungkinan. Pemberhentian pertempuran telah disetujui di majelis perdamaian yang diadakan di Bangkok antara Malaysia dan Indonesia. Ketika operasi Malaysia secara ilegal. 

Karena kegagalan konferensi damai di Bangkok, kondisi menjadi tegang kembali dan perhatian penuh mulai dikonsentrasikan kembali di perbatasan. Penyusupan dan tembakan anggota TNI di Pulau Sebatik menyebabkan Kompeni A dikirim membantu Kompeni C di situ. Kampung Sungai limau merupakan salah satu tempat yang menjadi pusat pergerakan anggota TNI. Pada 19 April seorang anggota TNI berhasil dibunuh oleh satu bagian yang membuat serang hendap. Penyusup telah mencoba menawan posisi satu peleton yang ditugaskan di situ pada 20 April, tetapi gagal karena peleton terlibat telah membuat pertahanan yang teguh di posisi mereka. 

Tim kemudian kembali ke Alor Setar setelah lebih kurang lima bulan bekerja di Sabah. Sebagai penghargaan terhadap layanan cemerlang batalyon saat konfrontasi dua warga 3 RAMD, Pegawai Waran Dua Awaludin dan Prebet Mohamed Nafiah dikaruniai kepujian Perutusan Keberanian (KPK) sepanjang keterlibatannya dalam era konftontasi, 3 RAMD, beroperasi dua kali di Tawau dan sekali di Sibu. Sebanyak delapan warganya tewas, sedangkan 18 mengalami cedera. Dalam operasi bersama 1/10 Gurkha dan Trap 2 peninjau sekitar Tawau, sebanyak 29 TNI berhasil dibunuh, 33 orang ditawan, sedangkan 22 lagi menyerah.

(Kutipan dari: Keterlibatan RAMD dalam Era Konfrontasi, diedit kembali oleh Salmah Fazul Rahman)
http://www.sabah.org.my/bm/daerah/daerah/twu/tawau/peristiwa_kalabakan2.htm 
14/3/2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar