Jumat, 01 Februari 2013

SKENARIO DAN SIMULASI PERANG RI-MALAYSIA PERBATASAN KALIMANTAN



Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Tulisan inisudah dipublikasikan oleh penulis sebelumnya (11/7/2012) mengenai sebuah skenario perang fisik jika suatu saat nanti terjadi antara RI-Malaysia di perbatasan Kalimantan. Dengan berat hati  saya sedikit mengedit tulisan ini dari sebelumnya atas dasar berita yang updtae sekarang ini.

Gambar diatas menunjukkan bagaimana main battle tank PT 91 Malaysia, maju menerobos perkebun sawit, untuk memukul mundur pasukan Indonesia di perbatasan Kalimantan.


Penggiat dari Centre for Orangutan Protection (COP) Daniek Hendarto, mengatakan sekitar 85 persen hutan di Kalimantan Barat telah dikuasai orang Malaysia. Mereka menebangi pohon di hutan untuk diganti perkebunan sawit.

Jadi, teori seorang Jenderal Purawirawan yang mengatakan Kalimantan tidak bisa ditembus oleh main battle tank PT 91 Malaysia, telah gugur.

Tank di Ardennes
Hal ini mirip dengan penilaian para jenderal Perancis sebelum perang Dunia II 1942. Mereka menilai tank-tank Jerman tidak akan bisa menembus hutan Ardennes yang melindungi Perancis dari depan. Kalkulasi ahli militer Perancis meleset jauh. Tank -tank Jerman berhasil menerobos hutan Ardennes dan menguasai Kota Paris dengan serangan tank blitzkrieg.

Kita tidak tahu apakah gambar tank Malaysia menerobos kebun sawit hoax (rekayasa) atau tidak. Tapi kita anggap saja benar. Lalu apa yang harus dilakukan TNI untuk mengantisipasinya ?.
Malaysia bisa saja menyerang dari berbagai alternatif jalur masuk ke Kalimantan Timur atau Barat. Yang jelas mereka akan menguasai obyek obyek vital seperti: pelabuhan, kilang minyak, tambang dan obyek penting lainnya.

Dalam situasi seperti itu, TNI tidak mungkin menerjunkan pasukan payung tanpa dukungan elemen lain. Korbannya jatuh akan banyak dan pasukan yang diterjunkan tidak memiliki kekuatan penunjang sehingga gampang disergap oleh pasukan musuh.

Situasi sepeti itu pernah terjadi ketika pasukan RPKAD diterjunkan untuk merebut Irian Jaya. Pasukan Belanda telah siap menunggu dan berhasil melumpuhkannya.

Tank PT 91 Malaysia
Pada penyerangan pasukan Sekutu ke Normandia, pasukan payung diterjunkan setelah ratusan bomber Sekutu, menghujani Normandia siang dan malam. Selain itu, pasukan payung diterjunkan simultan dengan serangan fighter dan Bomber.

Itu pun pergerakan pasukan Sekutu sangat lamban, padahal Jerman hanya memiliki sedikit waktu, untuk mengetahui di mana Pasukan Sekutu akan diterjunkan.
Merujuk pertempuran tersebut, TNI memang membutuhkan main battle tank, untuk menghalau serangan pasukan Malaysia di Kalimantan Timur dan Barat.

MBT PT 91 Malaysia, tidak mungin dihadapi dengan light tank AMX-13 atau Scorpion, karena bukan lawan sebanding. Jika dipaksakan akan banyak jatuh korban dari pihak TNI.

Main Battle Tank dibutuhkan TNI sebagai pelindung yang kuat dan berlapis, dalam menahan serangan musuh yang bertubi-tubi. Dengan demikian, elemen lain seperti infantri, APC, IFV dan helikopter dapat maju dengan aman di belakangnya.

Meriamnya berkaliber 120 – 125 mm membuat MBT memiliki kemampuan seperti sebuah artileri mobil yang dapat menghancurkan konsentrasi pertahanan musuh, sebelum pasukan infantri maju untuk merebut posisi strategis. Powernya yang besar memungkinkan MBT menghancurkan penghalang di depan pasukan, seperti bangunan, pohon atau barikade.

Katakanlah dalam serangan pertama, Malaysia berhasil menerobos Kalimantan dan menguasai sejumlah obyek vital. Akankah TNI diam menunggu, atau melakukan serangan balik, untuk merebut wilayah yang dikuasai musuh ?. Jika melakukan penyerbuan, tentunya dibutuhkan MBT yang handal, termasuk untuk meladeni MBT PT 91 Malaysia.

Satuan Tank Perbatasan
Dengan logika tersebut, tahun 2012, Korem 121 Alambhanawanawaipada mulai membentuk satuan tank yang dipastikan menambah kekuatan pertahanan wilayah perbatasan Kalimantan Barat.

Satuan tank tersebut akan diisi personel baru dengan alutsista kendaraan tempur yang memadai, termasuk MBT, yang akan menambah kekuatan TNI AD dalam mempertahankan NKRI di Kalimantan.

“Rencana tersebut sudah dibahas di Mabes TNI AD dan akan direalisasikan tahun ini”, ujar Komandan Korem 121 Alambhanawanawai, Kolonel Inf Toto Rinanto.

Saat ini, Korem 121 sedang menyiapkan beberapa lahan alternatif untuk markas satuan Tank. Pilihannya, daerah Bengkayang atau tempat hasil survei Mabes TNI dan Kodam XII Tanjungpura.

Satuan Tank ini akan dilengkapi armada perang 119 Tank Leopard 2A6 buatan Jerman. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menilai, tawaran dari Jerman lebih menjanjikan dibandingkan Belanda.

Selain dapat melakukan “transfer of technology” (TOT), Jerman juga menawarkan “joint production” untuk pembuatan beberapa bagian tank seberat 60 ton tersebut, dengan menggandeng PT Pindad.
Artinya, pembelian Leoprad tidak hanya membeli peralatannya, namun juga sistemnya. Sistemnya ini mulai dari pemeliharaan hingga bagaimana persiapan amunisi, karena amunisinya sangat spesifik.

Bahkan, Jerman menantang kesiapan industri pertahanan dalam negeri. “Ini tak bisa dalam tiga tahun kita memproduksinya. Tidak sederhana teknologinya,” ujar KASAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo

Menurut Pramono, belum satu suaranya pemerintah Belanda dengan parlemen membuatnya harus bersikap tegas, terlebih tidak adanya perbedaan harga dengan yang ditawarkan Jerman.

TNI AD sedang mengupayakan mendatangkan 119 tank Leopard dengan alokasi dana 280 juta dolar AS.

Jika pembelian dari Jerman menemukan kata sepakat dan Belanda juga menyetujui penjualan tank leoprad, maka TNI AD akan membeli dari kedua pihak.

Tank Leopard 2A6 adalah hasil “retrofit 2A4″ alias pengembangan teknologi terbaru karena cetak baru teknologi Leopard serupa sudah tidak diproduksi lagi.

Indonesia memberi batas waktu hingga bulan Maret 2012, bagi Belanda untuk menentukan sikap, menjual atau menolak pembelian Tank Leopard 2A6 oleh Indonesia.

Kemampuan Tank Leopard
Tank Leopard 2A6 merupakan salah satu main battle tank terbaik di dunia. Sejak perang dunia kedua Tahun 1943, tank Jerman telah ditakuti AS maupun Sekutu. Hal ini terus berlangsung hingga sekarang. Jerman menjadi salah satu kiblat alutsista dunia. Lihat saja mobil mobil buatan Jerman: Mercedes, BMW, Fuch, tidak diragukan lagi kemampuannya.

Beberapa pengamat militer Internasional di www.military-today.com menilai tank Leopard 2A6 sebagai salah satu MBT terbaik di dunia. Tank Leopard 2A6 menungguli M1A2 Abrams, Challenger 2 and Leclerc dari segi mobilitas, proteksi dan daya hantam kanon.

Lapisan pelindung Tank Leopard menggunakan campuran baja terbaru yang dapat menghentikan proyektil peluru.

Tank ini dilengkapi kanon Rheinmetall berkaliber 120 mm yang bisa membawa 42 peluru Kanon. Leopard juga dilengkapi dua senapan mesin 7,62 mm.
Leopard yang berbobot 62 ton,dioprasikan oleh 4 personil, bertugas sebagai komandan tank, penembak, pengisi peluru, serta pengemudi.

Tank ini mampu mendaki hingga kemiringan 60 derajat, melewati halangan vertikal, serta melaju hingga kecepatan 72 km. Daya jelajahnya mencapai 550 Km.

MBT Leopard harus ditempatkan terkonsentrasi di Kalimantan, bukan disebar, agar efeknya sebagai pasukan pemukul menjadi optimal. Kesalahan fatal Perancis dalam perang dunia ke II, adalah menyebar tank tempur mereka di garis perbatasan. Sementara tank Jerman ditempatkan terkonsentrasi dan berhasil menerobos ke Perancis.

Payung Udara
Dalam perang tahun 1973, infanteri Mesir berhasil merontokkan ratusan tank Israel, karena infanteri Mesir, dilindungi divisi tank yang kuat. Di saat bersamaan, rudal anti pesawat Mesir, menyediakan payung perlindungan udara terhadap pasukan darat.

TNI membutuhkan satuan rudal anti pesawat untuk melindungi MBT dan pasukan darat. Posisi rudal anti pesawat ini harus bisa bergerak dan ditempatkan di belakang pasukan Infanteri dan lapis baja.
Heavy Multiple Rocket Launcher
Rumor TNI juga sedang memesan 18 Arsenal heavy multiple rocket launcher BM-30 Smerch (Tornado) dari Rusia. Pemesanan BM-30 Smerch ini bersamaan dengan pembelian 6 jet tempur SU 30 MK2 serta 17 BMP-3F yang datang paling lambat tahun 2013, tetapi TNI-AD memilih MLRS Astros II Asal Brasil.

Peluncur roket BM 30 Smerch mempuyai 12 tabung roket kaliber 300 mm dengan berbagai macam hulu ledak. Roket-roketnya mampu meluncur 70 hingga 90 km, dengan waktu 38 detik untuk melepas ke 12 roket. Operasional penembakan roket BM-30 Smerch hanya membutuhkan waktu 5 menit yang dilakukan oleh 3 personel.


MLRS Astros II bertugas untuk menghancurkan soft target: konsentrasi pasukan musuh, Markas Komando, Depot Amunisi dan logistik lawan.
TNI menyiapkan pula tank killer, untuk melumpuhkan MBT musuh. Saat ini TNI-AD mendatangkan 8 helikopter Serang Boeing AH-64D Apache, yang bertugas menghancurkan lapisa baja lawan.

Untuk urusan recognisance, TNI membangun skuadron UAV di perbatasan RI- Malaysia di Kalimantan. UAV yang dipesan yakni  4 Pesawat tanpa awak dari Filipina dan PUNA Sriti, Alap-Alap, Gagak, Pelatuk dan Wulung buatan BPPT untuk kepentingan militer dan sipil Indonesia.

Saat ini TNI sudah menempatkan Pasukan Kostrad dari Subang Jawa Barat dan Solo Jawa Tengah, di perbatasan Kalimantan Barat dan Timur. Sementara wilayah laut Ambalat hingga Nunukan telah diisi Pasukan Marinir dari Pasmar-1.

What do you say Pak Cik ?.

Apakah Indonesia menggertak ?. Tidak sama sekali, melainkan menyiapkan pasukan untuk perang sungguhan. Ketika krisis Ambalat memuncak di tahun 2005, Indonesia meresponnya dengan mengirim sekitar 10 kapal perang dari kelas fregat, korvet hingga kapal cepat rudal. Indonesia juga mengirim F 16 ke Pontianak. Kostrad dan Marinir di tempatkan di perbatasan Kalimantan dan Karang Unarang.

Saat itu Malaysia tidak meladeninya dengan mengirim armada perang yang seimbang. Jika Malaysia mengirim armada perang yang setara, kemungkinan perang tidak terhindarkan.

Hingga kini Malaysia masih memasukkan Ambalat sebagai wilayah mereka dan menyiapkan segala kemungkinan, untuk mempertahankannya.

Tidak percaya ?.
Mari kita lihat tugas pokok Angkatan Laut Malaysia:
Tugas dan fungsi pokok TLDM adalah menjaga perairan pantai dan teritorial, kepentingan strategis, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), pulau-pulau teritorial, dan melawan tindak kejahatan di laut. Wilayah maritim Malaysia yang menjadi tanggung jawab TLDM adalah seluas 603.210 km² (hampir dua kali lipat luas daratan Malaysia yang seluas 329.860 km²), mencakup kawasan perairan pantai dan zona ekonomi eksklusif.

Dengan memasukkan ZEE Malaysia tidak mengakui konvensi hukum laut PBB UNCLOS 1982. Itu artinya Malaysia menganggap Ambalat sebagai wilayah mereka.

Bisa jadi, Malaysia akan mencobanya lagi ketika Indonesia sedang lemah atau lengah. Malaysia bermanuver di Ambalat, ketika Indonesia sedang terpukul dan berkonsentrasi mengurus pasca-tsunami Aceh akhir tahun 2004. Percayalah, kesempatan seperti itu akan terus dicari Malaysia.


Sumber Referensi : KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar