Rabu, 29 Mei 2013
RUSIA KECAM KEPUTUSAN UNI EROPA CABUT EMBARGO SENJATA KE SURIAH
Jihad-Defence-Indonesia - MOSKWA : Rusia menyatakan bakal melanjutkan pengiriman rudal anti-pesawat S-300 untuk Pemerintah Suriah. Negeri Beruang Merah berpendapat, pengiriman senjata ini akan membantu mencegah intervensi asing terlibat dalam konflik Suriah.
Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan, rudal ini adalah "faktor penyeimbang" yang bisa menghalangi "beberapa pemarah" memasuki konflik. Rusiajuga mengkritik keputusan Uni Eropa yang tidak memperpanjang embargo senjata terhadap Suriah.
Lebih dari 80.000 orang tewas dan 1,5 juta orang mengungsi dari Suriah sejak perlawanan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad dimulai pada tahun 2011,menurut perkiraan PBB (UN).
Sebelumnya, para menteri luar negeri Uni Eropa menyatakan tak memperpanjang embargo senjata pada kubu oposisi Suriah. Dalam keputusan tersebut, setiap negara dipersilakan memutuskan kebijakan sendiri apakah akan mengirim senjata atau tidak kepada kubu oposisi penentang Assad. Pernyataan resmi Uni Eropa menyatakan, pencabutan embargo senjata pada tahap ini tak akan dilanjutkan dengan pengiriman senjata.
Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa menyatakan, pencabutan embargo akan ditinjau kembali sebelum 1 Agustus 2013, tanpa menyebut tenggat waktu pasti. Saat ini Uni Eropa masih menanti perkembangan inisiatif yang digalang Rusia dan Amerika terkait penyelesaian konflik Suriah.
Berbicara kepada BBC, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan, 1Agustus 2013 bukanlah sebuah tenggat waktu. Menurut dia, Inggris bisa mulaimempersenjatai kubu oposisi Suriah dari sekarang, walaupun sejauh ini belum ada rencana aktif ke arah itu.
Dukungan atas keputusan Uni Eropa mendapat dukungan dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan, keputusan Uni Eropa ini adalah "penghalang upaya internasional untuk berkontribusi pada pencapaian penyelesaian politik".
Rusia mengatakan, keputusan Uni Eropa membahayakan prospek terjadinya pertemuan perdamaian internasional yang digalang Rusia dan Amerika Serikat. Rencananya, pertemuan tersebut akan berlangsung bulan depan.
Rusia berulang kali menghalangi upaya untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada Assad. Seiring dengan Amerika Serikat, Moskwa telah memimpin upaya untuk mengatur sebuah konferensi perdamaian internasional di Suriah pada bulan depan.
Ryabkov mengatakan, kontrak pengadaan rudal S-300 sudah ditandatangani beberapa tahun lalu. S-300 adalah sistem rudal permukaan-ke-udara yang sangat mampu merontokkan pesawat terbang dan punya kemampuan sebagai rudal balistik. Rudal ini secara luas disandingkan dengan kemampuan rudal Patriot milik Amerika Serikat yang dipakai pasukan NATO untuk "menjaga" ruang udara Turki dari serangan Suriah.
Sumber : KLIK DISINI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar