Jihad-Defence-Indonesia - MOSKOW : Seorang pejabat Rusia mengkritik Amerika Serikat (AS) yang meninggalkan Rusia sendirian setelah memaksanya untuk menghentikan kesepakatan penjualan sistem pertahanan S-300 ke Iran.
CEO Russian Technologies (Rostech), Sergei Chemezov mengatakan pada Kamis (30/5) bahwa Washington menerapkan tekanan berat pada Moskow untuk membatalkan perjanjian dengan dalih bahwa kesepakatan Iran-Rusia adalah melawan sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Chemezov menambahkan, Washington kemudian mengubah retorikanya, mengatakan resolusi PBB tidak secara khusus menyebutkan sistem S-300 dan Rusia telah bertindak sendiri.
"Amerika sekarang setuju bahwa itu adalah sebuah sistem pertahanan dan Rusia sendiri harus bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak," jelas Chemezov seperti dikutip Ria Novosti.
Dia menuturkan bahwa Moskow sekarang berusaha untuk mencapai penyelesaian dengan Tehran guna menarik gugatan terhadap perusahaan senjata Rusia,Rosoboronexport atas pembatalan kontrak. "Peluang Rusia untuk memenangkan kasus ini sangat tipis," tegasnya.
Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tahun 2007, Rusia diminta untuk memberikan Iran dengan setidaknya lima sistem pertahanan S-300.
Pada September 2010, Presiden Rusia Dmitry Medvedev menandatangani dekrit yang melarang pengiriman sistem pertahanan ke Republik Islam.
Iran telah mengajukan gugatan terhadap Rosoboronexport di Mahkamah Arbitrase Internasional di Jenewa.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar