Rabu, 23 Januari 2013

ANALISIS : KANDIDAT PENGGANTI F-5 TNI-AU



Peranan F-5 E/F di TNI AU


Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Sejak bergabung di TNI AU tahun 1970-an yang lalu, skuadron F-5 E/F di fungsikan sebagai skuadron interceptor (pencegat). Skuadron Interceptor berarti bahwa sejatinya pesawat ini yang diharapkan akan di turunkan untuk melakukan tugas mencegat pesawat musuh memasuki wilayah kedaulatan Indonesia tanpa izin. Itu artinya skuadron ini akan lebih diarahkan untuk bertarung menghadapi pesawat lawan (Air Superiority), walaupun tidak menutup kemungkinan memiliki kemampuan serangan permukaan (Ground Attack) maupun serang kapal permukaan (Maritime Strike). Beberapa dekade yang lalu kemampuan F-5 E/F cukup mumpuni sebagai interceptor karena memiliki kecepatan diatas 1.6 Mach.


Kawasan Sekitar Indonesia antara 2015 – 2020


Seperti perandaian kita tadi bahwa diharapkan skuadron pengganti F-5 ini sudah full operasional paling lama di tahun 2020, maka untuk menentukan pesawat paling cocok untuk menggantikan F-5 ini, kita harus melihat gambaran kawasan sekitar Indonesia di tahun 2020 itu. Sebagai mana kita ketahui, Australia sebagai salah satu tetangga dekat Indonesia sudah berkomitment untuk membeli puluhan pesawat generasi ke 5 yaitu F-35. Demikian halnya dengan Singapura yang juga sudah berencana membeli puluhan pesawat yang sama. Sedangkan Malaysia, dalam waktu beberapa tahun kedepan akan melengkapi skuadron MRCA pengganti Mig-29 N mereka. Kandidat pemenangnya adalah F/A-18 E/F Super Hornet, EF Typhoon atau Dassault Rafale.
Dengan melihat hal ini, maka kemungkinan kedepan pesawat yang akan menjadi lawan ‘tanding’ dari calon pengganti F-5 ini adalah F-35 dan MRCA Malaysia, serta pesawat-pesawat yang ada di inventory negara tetangga saat ini. Artinya pengganti F-5 TNI AU nanti harus dipersiapkan untuk bersaing dengan F-35, F-15, F-16 Block 52, F-18, F/A-18 E/F Super Hornet, Su-30 MKM, EF Typhoon dan Dassault Rafale. Itu artinya, jika Indonesia tetap diperhitungkan di kawasan dan tidak menjadi bulan-bulanan negara tetangga seperti di tahun 1996-2005 yang lalu, maka Indonesia harus mempersiapkan calon pengganti F-5 yang tidak kalah dari calon lawan-lawannya tersebut.

Kriteria Calon Pengganti F-5 E/F TNI AU


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa skuadron F-5 E.F TNI AU adalah berfungsi sebagai skuadron pencegat (interceptor), maka calon penggantinya nantipun diharapkan tidak jauh dari fungsi tersebut. Itu artinya, calon pengganti ini akan lebih diarahkan kepada kemapuan Air Superiority sebagai kemampuan utama disamping kemapuan Serangan permukaan dan anti kapal permukaan.

Siapa Kandidat yang memenuhi Kriteria?

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya sebagai penulis tunggal di AnalisisMiliter.com melakukan analisa terhadap sekitar 10 type pesawat tempur yang mungkin akan masuk dalam pertimbangan TNI AU sebagai pengganti F-5. Analisa saya terhadap pesawat tersebut adalah seperti kriteria yang saya sudah sampaikan diatas, dan hasinya adalah seperti gambar di bawah ini :

Dari segi fungsi sebagai pesawat Intercept yang mengedepankan fungsi Air Superiority, maka dari banyak calon itu, saya menjagokan Su-27 SKM, Su-35 BM, F-16 Block 60, Dassault Rafale dan EF Typhoon. Saya rasa 5 pesawat ini memiliki kemapuan Air Superiority yang lebih baik dari calon yang lainnya. Kandidat lainnya memang semuanya sudah mengusung flatform multirole, namun menurut admin AnalisisMiliter.com masih kalah dalam kemampuan Air Superiority dengan kelima kandidat ini.

Namun jika ditinjau dari segi combat range yang lebih dibutuhkan fighter dengan Long Combat Range, maka dari kelima pesawat diatas saya rasa hanya Su-27 SKM, Su-30 MK2 dan Su-35 BM yang termasuk dalam kategori Long Combat Range yang dalam artian memiliki jarak tempur yang jauh sekalipun tanpa tangki cadangan atau pengisian bahan bakar di udara. Pesawat lainnya rata-rata adalah pesawat tempur dengan kemampuan Medium Combat Range yang masih kalah dari ketiga calon diatas. Namun pesawat dengan kemampuan Medium Combat Range inipun masih layak di pertimbangkan jika akan meberikan keuntungan lain jika diakuisisi oleh TNI AU.

Di tinjau dari segi kemiripan dengan inventory pesawat yag sudah ada di TNI AU saat ini (setidaknya akan ada di tahun 2015-2018), maka sepertinya Su-27 SKM, Su-30 MK2 dan Su-35 BM yang memiliki persamaan (walaupun tidak 100% sama) dengan Sukhoi-27/30 yang dimiliki Indonesia saat ini bisa menjadi pertimbangan. Kemudian F-16 Block 52 dan F-16 Block 60 bisa juga menjadi pertimbangan karena kemiripannya dengan F-16 Block 32 ++ yang akan dimiliki Indonesia beberapa tahun mendatang. Walaupun tidak 100% mirip, namun persamaan senjata, pelatihan teknisi, pilot dan lainnya bisa menjadi hal yang menguntungkan bila Indonesia memilih F-16 ini sebagai calon pengganti F-5. Selain itu, F/A-50 dari Korea Selatan juga bisa menjadi pertimbangan dari segi commonity nya dengan inventory TNI AU saat ini, karena selain memiliki kesamaan dengan T-50 TNI AU, juga merupakan “suadara kembar” dari F-16 yang juga dimiliki oleh Indonesia.

Dari segi faktor Tanker Support yang dimiliki TNI AU saat ini, maka sepertinya Su-27 SKM, Su-30 MK2 dan Su-35 BM adalah yang harus menjadi prioritas karena sangat kompatibel dengan pesawat tanker TNI AU saat ini yaitu KC-130 B. sedangkan F-16 dan FA-50 saya rasa tidak akan mendukung dalam hal ini. Sedangkan kandidat lainnya saya belum mengetahui apakah support terhadap pengisian bahan bakar di udara dengan KC-130 B TNI AU. Saya rasa faktor ini sangat penting untuk dijadikan pertimbangan TNI AU dalam memilih pengganti F-5 ini.

Nah, seperti sudah saya jabarkan sebelumnya bahwa F-35 akan menjadi calon lawan pengganti F-5 ini, maka kita harus membandingkan kemampuannya dengan F-35. Dalam hal ini, saya rasa hanya Su-35 BM, F-16 Block 60, EF Typhoon, Dassault Rafale dan Grippen NG yang bisa memberikan perlawanan terhadap F-35 yang kemungkinan akan dimiliki oleh Singapura dan Australia di tahun 2020. Dari segi kemampuan pertarungan udara, jelas F-35 yang memiliki kemampuan Stealth akan menang melawan kandidat-kandidat ini, namun saya berkeyakinan bahwa F-35 sekalipun tidak akan gegabah melawan calon2 ini. Untuk lebih detailnya akan sampaikan selanjutnya.

Detail Perbandingan Calon Pengganti F-5 Vs F-35


Menurut saya sebagai admin AnalisisMiliter.com, faktor paling penting yang harus dipertimbangkan TNI AU untuk memilih pengganti F-5 adalah apakah pesawat tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan efek gentar menghadapi F-35. Nah dari banyak sumber, saya sudah merangkum kemampuan teknik dari F-35 dan dibandingkan dengan kandidat pengganti F-5. Pembanding yang saya ambil adalah F-35 A (Conventional Take Off Landing) yang kemungkinan akan di akuisisi oleh Singapura dan Australia. Data-data yang saya kumpulkan ini mungkin tidak 100% akurat, tetapi setidaknya sudah memberikan gambaran kasarnya. Dan hasilnya adalah seperti gambar di bawah ini :


Dari segi fitur Stealth, jelas bahwa tidak ada satupun calon pengganti F-5 ini akan mampu melawan F-35 yang memiliki fitur Stealth yang mumpuni untuk menghindar dari tangkapan radar lawan. Pesawat lainnya tidak dilengkapi dengan fitur Stealth, namun hanya melakukan pengurangan RCS saja. Maka jelas sekali bahwa calon pengganti F-5 ini harus menang dari F-35 dari faktor yang lain selain stealth.

Dari segi Maximal Speed, berita bagusnya adalah F-35 ternyata bukan pesawat yang memiliki kecepatan yang luar biasa. Tercatat kecepatannya hanya sampai dengan Mach 1.6 (1.930 km/jam), sedangkan kandidat lainnya selain JF-17 Thunder dan F/A-50 sudah memiliki kecepatan Mach 2 keatas. Sehingga dalam hal ini, calon pengganti F-5 ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan F-35. Tentu ini bisa dimanfaatkan nantinya dalam pertempuran di Udara, namun tidak akan memberikan faktor kemenangan yang sesignificant faktor firut Stealth.

Dari segi Max Load yang mampu dibawa oleh pesawat ini, saya rasa Su-27 SKM, Su-30MK2 dan SU-35 BM bisa menjadi pemenang dengan total 8.000 kg yang bisa mereka tenteng. Artinya semakin banyak senjata yang bisa dibawanya dalam pertempuran. Ini akan menambah nilai plus nya jika harus berhadapan dengan F-35. Sedangkan kandidat lainnya relatif setara bahkan masih di bawah kemampuan F-35.

Dari segi Combat Range, lagi-lagi F-35 masih mengalami kelemahan dalam hal ini. F-35 yang memang hanya dirancang sebagai Medium range Fighter, sehingga Combat Rangenya masih relatif kecil, sehingga masih bisa dilawan oleh pesawat lain. Dalam hal ini, Su-27 SKM, Su-30 MK2 dan Su-35 BM menjadi superior dibandingkan dengan F-35. Bahkan Dassault Rafale dan EF Typhoon relatif masih setara dengan F-35.

Namun menurut saya yang paling penting dipertimbangkan adalah jenis radar yang digunakan masing-masing pesawat dan kemampuan radar tersebut. Ini adalah salah satu kunci penting dalam pertarungan udara. Sebagai pembanding kita gunakan radar AN/APG-81 AESA F-35 dalam melacak target di udara yang memiliki RCS 1m2, dan dibandingkan dengan radar pesawat lainnya. Radar F-35 ini mampu melacak target tersebut dari jarak 160 km. Radar pesawat lainnya realtif belum mampu menandingi kemampuan radar F-35 ini. Radar N0001VEP yang dipakai Su-27 SKM dan Su-30 MK2 TNI AU saat ini hanya mampu melacak target yang sama dari jarak 60-70 km saja. F-16 Block 52 dengan radar APG-68(V)9 juga hanya bisa mengendus target yang sama dari jarak 46-54 km. Grippen D dengan radar PS-05A juga hanya bisa mengendusnya dari jarak 48-56 km, serta Dassault Rafale dengan radar Thales RBE2 PESA juga hanya bisa dari jarak 73-87 km. JF-17 Thunder dengan radar KLJ-7 pun hanya bisa dari jarak 70 km, apalagi F/A-50 dengan radar APG-67 V4 hanya bisa mengendusnya dari jarak 30-36 km.
Sumber : KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar