Jet tempur F16 milik Israel (Reuters/Amir Cohen) |
Sasaran serangan itu diduga truk pembawa senjata ke Lebanon
Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Jet-jet militer menggempur sasaran di wilayah Suriah, persisnya di dekat perbatasan Lebanon. Targetnya diduga adalah truk pembawa senjata. Suriah memastikan adanya serangan udara Israel di wilayahnya, namun menolak membenarkan dugaan target itu.
Menurut kantor berita Reuters, pemerintah Suriah melalui stasiun televisi nasionalnya menuduh Israel mengebom gedung pusat penelitian militer di Kota Jamraya, yang dekat dengan perbatasan Lebanon, pada Rabu waktu setempat. Dua orang dikabarkan tewas dan lima cedera, ungkap BBC. Namun, kelompok pemberontak di Suriah mengklaim merekalah yang menyerang lokasi itu.
Keterangan berbeda dilontarkan seorang diplomat Barat, yang mendapatkan informasi dari pihak lain. Dia mengatakan bahwa sasaran sebenarnya jet-jet tempur Israel adalah truk pembawa senjata.
"Truk itu bergerak dari Suriah menuju Lebanon," ujar seorang diplomat Barat, yang tidak bersedia diungkapkan namanya, kepada Reuters. Kendati belum bisa dipastikan, isi truk itu diduga rudal anti pesawat terbang atau roket jarak jauh.
Sumber-sumber diplomatik dari tiga negara, kepada kantor berita yang sama, mengatakan bahwa senjata kimia diyakini disimpan Jamraya. Kemungkinan konvoi yang diserang jet Israel itu berada di dekat fasilitas militer Suriah, yang diklaim pemberontak menjadi sasaran penyerbuan mereka.
Sementara itu belum ada komentar resmi dari Israel maupun Hisbullah, kelompok milisi berpengaruh yang berbasis di Lebanon. Stasiun televisi Al-Manar milik Hisbullah hanya mengabarkan bahwa jet-jet tempur Israel menjalankan "serangan main-main" atas wilayah selatan Lebanon pada Rabu malam waktu setempat di dekat perbatasan Suriah.
Sumber keamanan Lebanon mengaku wilayahnya tidak diserang. Namun, militer setempat melaporkan jet-jet tempur Israel terlihat berseliweran di langit wilayah mereka sepanjang malam.
Sebelum kabar serangan itu, pejabat militer Israel sudah menyatakan bahwa mereka siap mengerahkan armada jet dan helikopter tempur serta pesawat nirawak untuk melacarkan operasi militer. "Kampanye ini 24 jam 7 hari, 365 hari dalam setahun," kata Mayor Jenderal Amir Eshel Selasa kemarin.
Menurut kantor berita Reuters, pemerintah Suriah melalui stasiun televisi nasionalnya menuduh Israel mengebom gedung pusat penelitian militer di Kota Jamraya, yang dekat dengan perbatasan Lebanon, pada Rabu waktu setempat. Dua orang dikabarkan tewas dan lima cedera, ungkap BBC. Namun, kelompok pemberontak di Suriah mengklaim merekalah yang menyerang lokasi itu.
Keterangan berbeda dilontarkan seorang diplomat Barat, yang mendapatkan informasi dari pihak lain. Dia mengatakan bahwa sasaran sebenarnya jet-jet tempur Israel adalah truk pembawa senjata.
"Truk itu bergerak dari Suriah menuju Lebanon," ujar seorang diplomat Barat, yang tidak bersedia diungkapkan namanya, kepada Reuters. Kendati belum bisa dipastikan, isi truk itu diduga rudal anti pesawat terbang atau roket jarak jauh.
Sumber-sumber diplomatik dari tiga negara, kepada kantor berita yang sama, mengatakan bahwa senjata kimia diyakini disimpan Jamraya. Kemungkinan konvoi yang diserang jet Israel itu berada di dekat fasilitas militer Suriah, yang diklaim pemberontak menjadi sasaran penyerbuan mereka.
Sementara itu belum ada komentar resmi dari Israel maupun Hisbullah, kelompok milisi berpengaruh yang berbasis di Lebanon. Stasiun televisi Al-Manar milik Hisbullah hanya mengabarkan bahwa jet-jet tempur Israel menjalankan "serangan main-main" atas wilayah selatan Lebanon pada Rabu malam waktu setempat di dekat perbatasan Suriah.
Sumber keamanan Lebanon mengaku wilayahnya tidak diserang. Namun, militer setempat melaporkan jet-jet tempur Israel terlihat berseliweran di langit wilayah mereka sepanjang malam.
Sebelum kabar serangan itu, pejabat militer Israel sudah menyatakan bahwa mereka siap mengerahkan armada jet dan helikopter tempur serta pesawat nirawak untuk melacarkan operasi militer. "Kampanye ini 24 jam 7 hari, 365 hari dalam setahun," kata Mayor Jenderal Amir Eshel Selasa kemarin.
"Kami beraksi untuk mengurangi ancaman yang mendesak, untuk menciptakan situasi yang lebih baik bagi kami dalam memenangkan perang, bila itu terjadi," lanjut dia.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar