Jihad-Defence-Indonesia - Nunukan : Kepala Staf Kodam IV Mulawarman Provinsi Kalimantan Timur, Brigjen TNI Wiyatno mengatakan, 74 patok perbatasan Indonesia-Malaysia dinyatakan hilang atau tidak ditemukan.
"Jadi, masalah patok yang dianggap hilang ini karena belum ditemukan. Tetapi, koordinatnya tetap ada di situ," ungkapnya di Nunukan, Sabtu (15/12/2012).
Puluhan patok yang menandai batas wilayah Indonesia dengan Malaysia itu berada di tengah hutan yang sulit dicarinya lantaran kondisi wilayah dan tidak adanya akses jalan yang dapat dilewati untuk melintasinya, katanya.
Ia mengemukakan, belum dapat dipastikan apakah patok-patok itu sengaja dihilangkan atau tidak, namun titik koordinatnya jelas. "Kita masih punya patokan koordinat dan Global Position System (GPS)," ujarnya.
Wiyatno menyatakan, pada 2012 akan mendapatkan anggaran dari Kementerian Dalam Negeri untuk melakukan perbaikan patok-patok sekitar 100 buah, dan tahun berikutnya akan membuat patok yang dianggap hilang. "Untuk patok-patok yang hilang itu akan dilakukan pembuatan patok baru sesuai titik koordinat, apabila tidak ditemukan," katanya.
Salah satu patok yang dinyatakan hilang, menurut dia, berada di sekitar patok perbatasan nomor 3 di Desa Ajikuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Pulau Sebatik. "Patok yang di ujung itu sekarang hilang," ucapnya.
Ia menjelaskan, patok yang terletak pada 4 derajat 10 menit telah dilakukan pencarian bersama antara Indonesia dengan Malaysia, namun tidak ditemukan. "Sebenarnya pihak Indonesia tidak perlu mencari patok yang hilang tersebut karena titik koordinatnya jelas, tetapi pihak Malaysia berupaya keras untuk mencari," ujarnya.
Di tengah proses pencarian, pihak Malaysia mengaku menemukan bekas patok tersebut berupa bongkahan tanah, padahal lokasi penemuan itu tidak menunjukkan sama sekali bekas patok, ujarnya. "Apabila letak bongkahan tanah yang ditemukan Malaysia diikuti, maka Indonesia akan kehilangan wilayah seluas 120 hektar," kata Wiyatno.
Ia pun merinci, jumlah patok di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur sebanyak 13.544 patok, dan yang telah dipatroli sebanyak 4.941 patok, yang kondisinya masih utuh 4.644 patok, 180 patok ditemukan rusak, dan patok yang hilang atau belum ditemukan sebanyak 74 patok.
"Jadi, masalah patok yang dianggap hilang ini karena belum ditemukan. Tetapi, koordinatnya tetap ada di situ," ungkapnya di Nunukan, Sabtu (15/12/2012).
Puluhan patok yang menandai batas wilayah Indonesia dengan Malaysia itu berada di tengah hutan yang sulit dicarinya lantaran kondisi wilayah dan tidak adanya akses jalan yang dapat dilewati untuk melintasinya, katanya.
Ia mengemukakan, belum dapat dipastikan apakah patok-patok itu sengaja dihilangkan atau tidak, namun titik koordinatnya jelas. "Kita masih punya patokan koordinat dan Global Position System (GPS)," ujarnya.
Wiyatno menyatakan, pada 2012 akan mendapatkan anggaran dari Kementerian Dalam Negeri untuk melakukan perbaikan patok-patok sekitar 100 buah, dan tahun berikutnya akan membuat patok yang dianggap hilang. "Untuk patok-patok yang hilang itu akan dilakukan pembuatan patok baru sesuai titik koordinat, apabila tidak ditemukan," katanya.
Salah satu patok yang dinyatakan hilang, menurut dia, berada di sekitar patok perbatasan nomor 3 di Desa Ajikuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Pulau Sebatik. "Patok yang di ujung itu sekarang hilang," ucapnya.
Ia menjelaskan, patok yang terletak pada 4 derajat 10 menit telah dilakukan pencarian bersama antara Indonesia dengan Malaysia, namun tidak ditemukan. "Sebenarnya pihak Indonesia tidak perlu mencari patok yang hilang tersebut karena titik koordinatnya jelas, tetapi pihak Malaysia berupaya keras untuk mencari," ujarnya.
Di tengah proses pencarian, pihak Malaysia mengaku menemukan bekas patok tersebut berupa bongkahan tanah, padahal lokasi penemuan itu tidak menunjukkan sama sekali bekas patok, ujarnya. "Apabila letak bongkahan tanah yang ditemukan Malaysia diikuti, maka Indonesia akan kehilangan wilayah seluas 120 hektar," kata Wiyatno.
Ia pun merinci, jumlah patok di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur sebanyak 13.544 patok, dan yang telah dipatroli sebanyak 4.941 patok, yang kondisinya masih utuh 4.644 patok, 180 patok ditemukan rusak, dan patok yang hilang atau belum ditemukan sebanyak 74 patok.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar