Ketua Umum Partai Hanura Wiranto |
Jihad-Defence-Indonesia - Jakarta : Mantan Panglima ABRI Wiranto mengaku tidak menyesali sikapnya pada 1998 silam, yang tidak menggunakan kesempatan untuk mengambil alih pemerintahan di bawah junta militer.
Pernyataan Wiranto berbeda dengan kelakar Mantan Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Prabowo Subianto, yang menyesal tidak melakukan kudeta saat kerusuhan massal pada 1998 silam.
"Saya tidak menyesal dan tidak akan pernah menyesal, karena tidak menggunakan Inpres 16/1998 yang memungkinkan saya mengambil alih kekuasaan, karena saya tidak ingin mengorbankan rakyat,” ujar Wiranto, Rabu (19/12/2012), melalui keterangan yang dikirimkan kepada Tribunnews.com.
Penegasan tesebut disampaikan Wiranto, menjawab pertanyaan peserta Silatnas ICMI di Jakarta, soal mengapa pada 1998, walaupun ia memiliki payung hukum untuk memegang kekuasaan nasional, tidak mengambil kesempatan itu.
“Saya ingin mendapatkan kepercayaan rakyat sebagai pemimpin secara konstitusional. Karena itulah saya mengikuti Pilpres dalam pemilu yang demokratis, serta mendirikan Partai Hanura empat tahun yang lalu,” tuturnya.
Wiranto mengungkapkan, jika ia saat itu menggunakan Inpres untuk mengamankan demonstrasi yang terjadi, termasuk mengosongkan DPR/MPR dari demontrasi puluhan ribu mahasiswa, para stafnya memperkirakan sedikitnya akan timbul 250 korban jiwa dari kalangan mahasiswa.
“Saya tidak ingin itu terjadi. Saya tidak ingin Indonesia diembargo oleh negara-negara maju, karena militer mengambil alihan kekuasaan. Apalagi, saat itu perekonomian kita sedang terpuruk dengan nilai dolar mencapai Rp 15 ribu rupiah per 1 dolar AS,” papar Wiranto.
Sumber : hKLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar