Minggu, 05 Februari 2012

Bantah TNI Lari Dari Baku Tembak Ketika bertugas di Perbatasan Lebanon-Israel

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mementahkan berita yang menyebut Tentara Nasional Indonesia (TNI) lari dari medan perang. Hal itu untuk menanggapi tanggapan media massa lokal Lebanon yang mengolok-olok TNI. Itu setelah beredar tayangan dua prajurit Kontingen Garuda XXIIID di bawah United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) meninggalkan lokasi baku tembak antara militer Israel dan Lebanon diperbatasan Lebanon.

Pemerintah Indonesia membantah berita yang menyebut dua prajurit TNI itu melarikan diri dari tugas mereka untuk menengahi baku tembak. "Soal TNI yang di Lebanon masih dalam naungan DK PBB di sana, sehingga masalah perlindungan dan lainnya berada di bawah koordinasi dan pengelolaan PBB," jelas Juru bicara Kemenlu Teuku Faizasyah, kepada wartawan di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (6/8) kemarin.

Dari berita resmi yang didapatkan Kemenlu dari Lebanon, kedua prajurit TNI itu bernama Kopral Dua (Kopda) Zulkarnain dan Prajurit Kepala Oksan. Keduanya tergabung dalam Kontingen Garuda XXIIID di bawah UNIFIL. Mereka disebut melarikan diri dengan menumpang taksi dari medan baku tembak dan kemudian diselamatkan warga. Namun, menurut Kemenlu, hal itu sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

"Keberadaan TNI di sana tidak boleh berperang karena berada di misi penjagaan keamanan. Namun karena ada suara tembakan yang tak jelas, mereka diselamatkan. Sehingga, mereka diambil atas koordinasi dan kontrol DK PBB," tegasnya. Stasiun televisi milik Hizbullah, Al-Manar, pada 3 Agustus lalu menayangkan gambar dua prajurit Indonesia yang diduga berasal dari UNIFIL, meninggalkan lokasi pertempuran dengan menumpang taksi. Tayangan itu menuai banyak kecaman media massa Lebanon yang mengarah kepada UNIFIL dan TNI. Mereka menyebut TNI impoten dan tidak tegas.

Kapuspen TNI, Mayjen Aslizar Tanjung menambahkan, keduanya telah mendapat apresiasi dari Komandan Sektor Timur UNIFIL. Karena sebenarnya mereka sudah berusaha keras mencegah terjadinya kontak tembak antara Israel dan Lebanon di perbatasan. Mereka juga telah menuruti perintah untuk menjauh dari lokasi pertempuran, untuk selanjutnya kembali ke pos mereka, bukan dengan maksud melarikan diri. "Saat ini keduanya telah berada di pos. Kondisinya tidak kekurangan suatu apapun. Mereka berhasil menjaga aset milik pasukan perdamaian PBB," jelasnya.

Aslizar menambahkan, sebagai pasukan perdamaian, jika ada kontak tembak, mereka tidak dibolehkan terlibat. Langkah yang diambil adalah mundur, dan meminta bantuan yang lebih besar untuk menghentikan kontak tembak antara dua belah pihak yang bertikai. "TNI juga memberikan apresiasi, yang mereka lakukan sudah sesuai prosedur," terang dia.

Menurut UNIFIL, 2 personel pasukan penjaga perdamaian itu dikatakan sudah berusaha sekuat tenaga menghentikan perang. Akhirnya mereka diperintahkan mundur untuk diganti dengan pasukan UNIFIL lain yang lebih besar. Televisi Hisbullah, Al Manar justru menampilkan tayangan dua tentara Indonesia itu mengalami dehidrasi karena mencoba menghentikan pertempuran. Warga setempat lalu menolong tentara Indonesia itu dengan minuman dan bantuan kendaraan tumpangan. (zul)
http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=69649

Tidak ada komentar:

Posting Komentar