Senin, 06 Februari 2012

F35 Tertunda, AU AS Perpanjang Usia F16

f16 



WASHINGTON DC,
KOMPAS.com — Angkatan
Udara Amerika Serikat
(USAF) berencana
menganggarkan dana 2,8
miliar dollar AS (Rp 25,1
triliun) untuk memodernisasi
armada pesawat tuanya. Hal
itu dilakukan setelah
produksi pesawat masa
depan F-35 Lightning II terus
tertunda-tunda.
USAF saat ini merencanakan
meningkatkan kemampuan
350 pesawat tempur F-16
Fighting Falcon untuk
menjaga kondisinya agar
layak operasional sambil
menunggu F-35 memasuki
skala produksi penuh.
"Masalah dengan F-35
adalah pesawat-pesawat
tersebut tidak dikirim secepat
rencana awal," ujar Jenderal
Norton Schwartz, Kepala Staf
Angkatan Udara AS, Jumat
(3/2 /2012).


Rencana modernisasi
armada F-16 ini sedang
disusun sebagai bagian dari
pengajuan anggaran
pertahanan untuk tahun
fiskal 2013.
Pesawat yang dibuat dalam
program Joint Strike Fighter
(JSF) itu dirancang untuk
mengganti seluruh armada
pesawat tempur yang
dioperasikan angkatan
bersenjata AS saat ini. Varian
F-35A , yang lepas landas dan
mendarat dari lapangan
terbang konvensional,
dirancang untuk
menggantikan F-16.
Namun, berbagai masalah
teknis serius terus
menghambat produksi
pesawat tempur generasi
kelima ini, dan ongkos
produksinya pun terus
membengkak.
Meski demikian, Menteri
Angkatan Udara AS, Michael
Donley, menegaskan,
Pemerintah AS akan
berkomitmen terhadap
program JSF dan tetap akan
memesan 2.443 unit
pesawat ini seperti rencana
semula.
Sebelumnya, sempat ada
kekhawatiran beberapa
negara mitra program JSF
bahwa militer AS akan
memangkas jumlah
pesanannya, yang akan
berdampak pada kenaikan
harga satuan F-35 .
"Ini adalah program yang
harus dilakukan bagi
angkatan bersenjata kami.
Ini adalah masa depan
kekuatan udara kami, tidak
hanya bagi AU, AL, dan Korps
Marinir, tetapi juga bagi 12
mitra internasional kami,"
tandas Donley.
Sebelumnya, militer AS
berharap 423 unit pesawat
ini sudah akan dikirim
selama periode 2013-2017.
Namun, dengan berbagai
kendala yang terjadi, jumlah
rencana pengiriman itu
dipangkas menjadi hanya
244 pesawat. (AFP/DHF)

sumber Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar