ARMIN WEIGEL / AFP
Pesawat tanpa awak milik Jerman tengah mendarat.
Pesawat tanpa awak milik Jerman tengah mendarat.
Jurnas.com | KEMENTERIAN Pertahanan memastikan pengadaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat terbang tanpa awak (PTTA) dari Kital Philippine Corp. Indonesia tinggal melakukan pembayaran uang muka untuk pengadaan pesawat intai tersebut.
“Kita tinggal bayar uang muka. Baru mereka memproduksi dan datang ke Indonesia,” kata Sekjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto usai menghadiri pertemuan Menhan RI dengan delegasi US-Asean Bussiness Council di Kemhan Jakarta, Rabu (8/2).
Sebelumnya pengadaan UAV ini disebut-sebut dari Israel. Sebagian anggota DPR RI menolak karena Israel dianggap kerap melakukan pelanggaran HAM. Eris meminta masyarakat tidak mempersoalkan hal tersebut, karena dalam prakteknya teknologi saat ini bersifat global.
Dia mencontohkan teknologi panser Anoa buatan PT Pindad yang bermesin buatan Perancis. “Jadi kita tidak bisa bilang itu buatan mana. Yang pasti kami membelinya dari Kital Filipina,” kata Eris. Saat ini Kemhan akan meyakinkan DPR terkait rencana pengadaan itu.
“Pengadaannya sudah pasti, tinggal meyakinkan Komisi I karena ada hal-hal yang harus disetujui oleh Komisi I,” katanya. Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Azman Yunus menyatakan pengadaan UAV ini baru diajukan ke Kemhan dan belum ada proses apapun.
“Kita tinggal bayar uang muka. Baru mereka memproduksi dan datang ke Indonesia,” kata Sekjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto usai menghadiri pertemuan Menhan RI dengan delegasi US-Asean Bussiness Council di Kemhan Jakarta, Rabu (8/2).
Sebelumnya pengadaan UAV ini disebut-sebut dari Israel. Sebagian anggota DPR RI menolak karena Israel dianggap kerap melakukan pelanggaran HAM. Eris meminta masyarakat tidak mempersoalkan hal tersebut, karena dalam prakteknya teknologi saat ini bersifat global.
Dia mencontohkan teknologi panser Anoa buatan PT Pindad yang bermesin buatan Perancis. “Jadi kita tidak bisa bilang itu buatan mana. Yang pasti kami membelinya dari Kital Filipina,” kata Eris. Saat ini Kemhan akan meyakinkan DPR terkait rencana pengadaan itu.
“Pengadaannya sudah pasti, tinggal meyakinkan Komisi I karena ada hal-hal yang harus disetujui oleh Komisi I,” katanya. Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Azman Yunus menyatakan pengadaan UAV ini baru diajukan ke Kemhan dan belum ada proses apapun.
sumber : JURNAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar