Minggu, 05 Februari 2012

Pesawat mata-mata UAV buatan BPPT Tidak Terdeteksi Radar pesawat

UAV Alap-Alap dalam sebuah pengujian
oleh BPPT (photo : BPPT)
Canggih, Pesawat Intai BPPT tak
Terdeteksi Radar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi
pesawat intai tanpa awak alias unmanned
aerial vehicle (UAV), buatan Badan
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
(BPPT) tidak bisa dideteksi radar pesawat.
Kepala Program Pesawat Udara Nir Awak
(PUNA) BPPT Joko Puwono, mengatakan
prototipe pesawat terbang produksinya
dijamin tidak terdeteksi radar musuh.
Pasalnya seluruh bahan pesawat terbuat
dari komposit murni tidak mengandung
unsur metal. Meski begitu, pihaknya
menyatakan pesawat intai Wulung, Gagak,
Pelatuk, Alap-alap, hingga Slipi, tetap butuh
pengembangan dan inovasi untuk
menyiasati semakin canggihnya
pendeteksian teknologi radar lawan.
"Pesawat kami dijamin tidak terdeteksi
radar, tapi kalau memuai sedikit karena
panas mesin bisa jadi terdeteksi radar.
Masih butuh pengembangan," beber Joko
kepada Republika, Sabtu (4/2) .
Karena pengembangan pesawat intai butuh
modal, pihaknya menyarankan Kementerian
Pertahanan (Kemenhan) agar tidak perlu
jauh-jauh membeli produk Israel Aerospace
Industries (IAI). Selain bisa memperkuat
industri pertahanan dalam negeri, lanjut
Joko, anggaran pembelian pesawat dapat
digunakan untuk inovasi dan
pengembangan pesawat intai karya BPPT.
Berdasarkan catatan Republika, harga
pesawat intai IAI dengan teknologi terbaru
rata-rata 6 juta dolar AS atau Rp 54 miliar.
Adapun PUNA BPPT hanya menghabiskan
anggaran Rp 1,3 miliar per unit.
Memang diakuinya produk Israel lebih
canggih, namun kalau pesawat intai BPPT
semakin sering diutak-atik maka butuh
beberapa tahun untuk mengejar
ketertinggalan teknologi. Ini lantaran
sumber daya manusia (SDM) BPPT hanya
kurang mendapat kesempatan dan
pembelajaran sebab Kemenhan maupun
user lain tidak pernah mengajak pihaknya
untuk mengembangkan pesawat intai
terbaru. "Pesawat kami ada yang jenis
patroli keamanan di lautan hingga untuk
membuat hujan buatan, tinggal
dimodernisasi saja," papar Joko.
(Republika )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar