"Siapa bilang kita tidak bisa buat pesawat seperti Airbus atau Boeing? Jawabannya sangat bisa. Tapi mau atau boleh kita buat? Siapa yang mau beli?," kata Vice President Corporate Communication PT. DI, Sonni Ibrahim kepada detikFinance, di The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).
Pertama, dulu Indonesia punya N250 banyak yang menentang keberadaanya. "Itu pesawat sangat bagus, irit, cepat, muat banyak orang. Tapi apa yang terjadi, tanpa alasan yang logis IMF meminta pemerintah Indonesia untuk menghentikan proyek tersebut sebagai salah satu syarat untuk membantu Indonesia keluar dari krisis ekonomi," ucapnya.
Selain itu, pasar laris manis produk PT. DI bukan disana. "Pasar kita sudah jelas, di kelas Medium-Heavy multi roles transport, medium multii roles transport, light, Far/CASR light. Belum sampai ke sipil," ujarnya.
Pasar pesawat PT. DI di Asia Pasifik sangat luas. "Dan jika PT DI masuk ke pasar Airbus dan Boeing, apakah mereka diam saja? Tentu tidak," katanya.
Namun walau PT. DI tidak membuat pesawat besar sekelas Airbus A380, A320 atau Boeing B747-200/400.
"Tetapi PT kami membuat komponen di pesawat-pesawat Airbus A380/A320/A321/A350. Ada pula kita buat komponen tooling dan airframe Boeing B 747/B-777/B-787, Euurocopter MK-II, Airbus Military di CN235/C295 dan C212-400," ungkap Sonni.
"Tidak hanya itu, kita juga melakukan providing maintenance, overhaul, repair, alteration di helikopter BELL 412, Boeing 737-200/300/400/500/A320.F100, F27 dan banyak lagi, so, bukan kita tidak bisa," tandasnya.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar